Cuddle

67 11 1
                                    

787 words


"Ya Tuhan, aku mau gila rasanya." Eunji memijat pelipisnya, berusaha menekan emosi sampai titik paling bawah. Sepasang matanya menatap pakaian berceceran di segala penjuru ruangan, nyaris tak ada ruang untuk berpijak. Pandangannya jatuh pada sosok pria yang tengah menggulung dirinya di balik selimut.

"Demi Tuhan, ini musim panas." Eunji menatap pria itu aneh bercampur pasrah. "Bagaimana bisa dia tidur seperti itu?"

Dengan kesal, perempuan bersurai cokelat gelap itu melangkah menuju tempat tidur. Ia jelas mengabaikan sepasang sandal rumahnya menginjak beberapa lembar pakaian di lantai.

"Min Yoongi!" Teriaknya, bahkan sebelum ia mencapai tempat tidur. "Ya!"

Eunji menyibak selimut tipis yang membungkus pria itu. Sejurus kemudian perempuan itu berjenggit kaget karena pria itu tak memakai atasan apapun. Menggeleng tak percaya, wanita itu kembali mendesis, "Makhluk satu ini, bagaimana aku bisa membuatnya manusiawi sedikit?"

"Min Yoongi! Kau kira ini jam berapa? Bangun dan bersihkan kamarku!" Eunji berteriak tepat di telinga pria itu.

Sepasang lengan merengkuh pinggangnya, membuat Eunji terjatuh menimpa pria yang masih memejamkan matanya di kasur. "Ya!"

Yoongi mengembuskan napas panjang, dengan senyuman tipis di bibirnya meski sepasang matanya masih terpejam. "Kukira Jungkook bohong saat mengatakan kau akan pulang pagi ini."

"Kau berpura-pura tidur saat aku datang." Eunji tak berusaha melepaskan diri dari rengkuhan pria yang masih enggan membuka mata itu meski sepasang irisnya melotot. Suara yang baru saja didengarnya tidak mengindikasikan kalau pria bermarga Min ini baru saja bangun tidur.

"Aku merindukanmu." Yoongi menarik Eunji dalam pelukannya, kemudian menyembunyikan wajah di ceruk leher perempuan itu.

"Kau tidak terdengar seperti baru bangun tidur. Kau tidak tidur semalam?" Pertanyaan Eunji lebih menyerupai bisikan karena mulutnya terlalu dekat dengan telinga Yoongi. Pria itu menggeleng, membuat Eunji merasa geli. "Kenapa?"

Eunji memandang Yoongi tak paham ketika pria itu melepas pelukannya. Matanya sudah terbuka sempurna meski terlihat merah karena setengah mati menahan kantuk semalaman. "Karena aku tahu seseorang tidak tidur semalam."

Perempuan pemilik marga Han itu nyaris menahan napas ketika Yoongi menatap tepat di matanya. Begitu dalam, sampai perempuan itu merasa tidak perlu mengatakan apapun karena pria di bawahnya ini bisa melihat semuanya dari sana.

"Aku sengaja mengacaukan seisi kamar agar terus terjaga. Tapi aku sudah merapikan ruang kerja dan dapur sebagai gantinya. Jadi, kau tidak boleh marah."

Eunji mau tak mau menarik senyuman tipis, sementara matanya menyipit. "Tapi aku sudah terlanjur marah, bagaimana?"

"Aku tahu bagaimana membuatmu tidak marah."

Kalimat Yoongi membuat Eunji menjauhkan kepalanya dari pria itu beberapa senti untuk kemudian melempar tatapan curiga. "Apa?"

"Tidur. Apalagi?" Yoongi tersenyum lebar, kemudian menarik Eunji kembali dalam pelukannya. "Berat badanmu berkurang lagi."

Yang dipeluk hanya mengangguk pelan, sedikit terkekeh ketika kemudian mengatakan, "Kurasa karena aku melewatkan  makan malam dan makan siangku beberapa kali."

"Kuduga kau juga kehilangan banyak jam tidurmu." Kali ini suara Yoongi terdengar nyaris putus asa menahan kantuk.

Eunji menopang dagunya dengan punggung tangan tepat di atas dada tak berkaus kepunyaan Yoongi. Perempuan itu terdiam beberapa detik untuk sekadar mengagumi rahang tegas pria bersurai hitam itu. Lantas membalas dengan kekehan ringan, "Aku sering tidak bisa tidur malam."

"Kalau begitu hari ini kita bisa tidur sepuasnya." Yoongi mengangkat kepalanya dan menunduk demi memamerkan ekspresi khas kesukaan Eunji; mengerutkan pangkal hidungnya dengan antusias. "Tapi sebelumnya aku ingin mengingatkan kalau kau sepertinya melupakan sesuatu."

Berusaha menahan senyumnya melebar, Eunji mengangkat sepasang alisnya. Lalu hanya dengan sekali gerakan, Yoongi berhasil
memiringkan badannya, membawa Eunji untuk tidur di sampingnya berbantal lengan pria itu.

"Kau benar-benar ingin tidur sekarang?"

Mengabaikan pertanyaan itu, Yoongi menundukkan wajahnya mendekat. "Morning kiss-ku?"

Eunji mendesis ketika Yoongi sudah memejamkan mata dengan senyuman mengembang. Namun pada akhirnya ia beringsut mengecup bibir tipis pria itu sebentar.

"Selamat pagi," Eunji tersenyum lebar sesudahnya. Dan sebelum pria itu merajuk, perempuan itu lebih dulu menambahkan, "Aku akan tidur di rumah Kyuri eonni jika kau merajuk."

"Aku bukan Jungkook yang hobi merajuk."

Eunji dibuat menahan tawa dengan jawaban ketus barusan. "Itu, kau merajuk."

"Tidak. Aku hanya mengantuk." Yoongi mengerutkan pangkal hidungnya lagi, yang mana membuat Eunji gemas ingin mengecup hidung itu. Tapi hal itu hanya akan membuat Yoongi tertawa menang, jadi lebih baik itu tidak dilakukan sekarang.

Eunji memilih untuk menepuk punggung Yoongi beberapa kali untuk kemudian berujar, "Ya, ya, ya. Matamu sudah memerah. Kau memang perlu tidur."

"Kita, perlu tidur." Yoongi mengoreksi.

Sebagai respon, Eunji memejamkan mata dan membuang napas pendek; tidak mau mendebat lebih panjang karena sejujurnya dia sendiri juga mengantuk setengah mati. Sejurus setelahnya, Yoongi mengecup kelopak mata Eunji bergantian, lalu mengecup kening perempuan itu cukup lama.

"Selamat tidur." ujarnya kemudian, setelah merengkuh Eunji begitu erat dan meletakkan dagunya di atas kepala perempuan itu. Sepasang mata mereka sudah sama-sama terpejam.

"Kita masih harus menghadiri pesta ulang tahun Jungkook, ingat."

Yoongi semakin mengeratkan rengkuhannya. "Aku akan memberitahunya kalau kita tidak akan datang. Karena tiba-tiba saja aku ingin memonopoli kakak iparnya ini sendirian."

DaydreamsWhere stories live. Discover now