Panah Rasa

317 12 3
                                    

Ingin menutup mata, tapi kepala dipenuhi ribuan kata,

Ingin berhenti menulis, tapi pikiran tak berhenti merapal rima.

Dari "kebimbangan" yang dihadapi remaja akhir ini, Panah Rasa tercipta.


Kiranya ribuan kata yang setiap saat menyeruat di dalam kepala menjelma menjadi anak panah.

Kadang aku sudah tak ingin lagi banyak bicara pada semesta,

Karena semesta sudah menampung banyak "beban",

Iya beban manusia-manusia yang tak tau kemana menentukan arah,

Beban perasaan manusia yang tersesat.


Rasanya malu untuk terlalu sering mengutarakan segala keresahan,

Bertanya pada diri sendiri, seolah menyalahkan semesta tak kunjung mendatangkan jawaban,

Ah jika "rasa" yang di "karsa-i" manusia tidak bisa di-utara-kan, mungkin akan lebih baik aku bawa ke-selatan-kan?


"Rasa" adalah busur dan panah adalah "suara sunyi" yang terdiri dari deretan huruf.

Dengan cara inilah aku mengarahkan setiap perasaan yang tersesat.

Jika semesta sudah terlalu sibuk mendengar curhat-ku,

Maka Panah Rasa adalah tempatku untuk berbicara setiap saat, 

Aku tidak perlu menjadi pusat untuk mendapatkan perhatian dari semesta,

dan semesta bisa mengunjungi panah rasa kapanpun ketika Ia sempat.


Selamat datang,

Maaf kalo disini aku akan terlalu banyak bicara.


PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang