6.0 DON'T LEAVE ME

145 30 7
                                    

Mataku terbuka. Kukedipkan sepasang indra penglihatanku ini beberapa kali. Dan setelah aku sadar, diriku berada di tempat yang sejauh mata memandang hanya ada warna putih.

Aku berjalan kesana-kemari , mencari petunjuk agar aku bisa tahu, sebenarnya tempat macam apa ini. Seterusnya sampai diriku merasa lelah. Hingga tiba-tiba ada secercah cahaya yang menyorotiku. Cahaya itu membuat tempat ini semakin silau.

Kupejamkan mata untuk beberapa saat.
Setelah dirasa cahayanya sudah menghilang, mata ini kembali kubuka. Kulihat diriku berpindah di tempat yang lain lagi. Aku berada di tengah-tengah taman yang penuh bunga. Namun sepertinya, aku sendirian di tempat yang indah ini. Tidak menemukan seorangpun yang bisa kuajak bicara.

Aku pun menyadari sesuatu. Jika diriku hidup di tempat yang sangat indah sekalipun, namun sendirian tiada teman. Tetap saja, seperti aku membohongi diriku sendiri. Merasa hidup bahagia di luar namun terasa sangat kesepian di dalam. Itu hal yang menyakitkan. Sebaliknya, aku rela hidup di dunia apapun itu, asalkan ada orang-orang yang selalu mendukungku.

Tiba-tiba saja, cahaya kembali menyorotku. Aku berusaha untuk tetap membuka mata agar tidak berpindah dimensi lagi. Ternyata, seseorang keluar dari cahaya tersebut. Dia melambai-lambaikan tangannya, tapi aku masih belum tahu siapakah dia.

Ngiiiiiiiiiiinnng......

Telingaku berdengung. "Apa lagi ini?"

Tes.... tes....

Aku menengadahkan tanganku. Setetes dua tetes air membasahinya.

"hujan?"

Ketika kudongakkan kepalaku, kulihat langit di atas sana mendung, gerimis dan kemudian hujan deras. Tatapanku kuturunkan, kembali melihat lurus ke depan. Namun lagi-lagi, aku ada di tempat yang berbeda. Sekarang ini aku ada di sebuah jalan yang hanya diterangi beberapa lampu.

"Hai!"
Seseorang dari arah belakang membisikkan kata tersebut ke telingaku. Dengan refleks aku menolehkan kepala. Tapi tidak ada siapapun di sekitarku.

Nguuungg.... Nguuungg.... Bruum.... Bruum....

Mobil berlalu lalang kesana kemari tanpa memperdulikan ada seseorang di pinggir jalan sendirian, sedang linglung terhadap apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

"Sohyun!"
Setelah sekian lama, ada juga orang yang memanggil namaku. Kutengok ke arah kanan maupun kiri, namun belum kutemukan sosok pemilik suara tersebut.

"Aku ada di depan."

Aneh. Sedari tadi aku memang melihat ke sekelilingku, dan pastinya ke arah depan. Tetap saja tidak ada seseorang yang kulihat. Apa dia sedang mengerjaiku?

"Perhatikan baik-baik di depanmu."

Sesuai permintaan dari suara misterius tersebut, kuperhatikan baik-baik apa yang ada di depanku. Kenyataannya, hanya ada lampu dan satu dua mobil yang lewat.

"Kau hanya perlu melihat di luar jangkauanmu."

Di luar jangkauan? Oh aku mengerti. Maksudnya di luar cahaya lampu jalan itu. Tapi yang ada hanya kegelapan, sulit untuk melihat ke dalamnya. Batinku.

"Arayo, aku akan mengikuti permintaanmu wahai suara misterius."

Aku melihat ke seberang jalan sana, menembus kegelapan demi mengetahui seseorang yang bersamaku saat ini.
Mungkin aku harusnya melangkah ke jalan seberang.

BRUUUKK!!

"Ada apa ini!"
Tubuhku terjatuh. Kaki ini terasa begitu berat sampai aku tidak dapat mengangkatnya.

"Hei siapapun kau, keluarlah! Aku menyerah, tubuhku tidak bisa digerakkan lagi."

"Sohyun!"

Sebuah cahaya kembali menyilaukanku. Kukedipkan mataku. Dan hanya dengan satu kedipan itu, seseorang telah berteleportasi tepat di depanku. Ia berada di tengah jalan.

ANOTHER [The new side of me]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang