bag.3

13 1 0
                                    

Mau lari kemana kau ha, aku akan membunuhmu. Ha ternyata disini rupanya kau.

Splash

A..aku mohon jangan sakiti ibuku aku mohon ayah hiks...

Minggir kau bocah atau aku akan membunuhmu juga.

Brak...

Tapi sebelum kau membunuhku aku yang akan membunuhmu terlebih dahulu

Slep,suara pisau itu menancap tepat didada ayahku.

Agghhrr, b..be..berani..nya..arggghhh k..ka...u.. arghh.

Sekarang kau mati ha,berarti bagus tidak akan ada lagi persetan sepertimu.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kring...

Sial suara alarm itu membangunkanku saat aku sedang bermimpi indah.

Kubuka mataku perlahan,lalu belum juga nyawaku terkumpul sepenuhnya sering handphonenku berbunyi.

"Hai, pagi manis. temui aku siang ini ditanam seperti biasa Ok,bye".

Entah kenapa aku tersenyum saat mengetahui pesan itu dari pria yang kutemui kala itu,teman lama yang akhirnya bertemu lagi.


"Baiklah aku akan mandi dan keluar untuk mencari sarapan karena tidak mungkin ada yang memasak dirumahnya yang terlihat seperti neraka ini bagiku"

Kemudian aku berjalan sembari makan sandwich yang kubeli dipinggir jalan tadi, itung-itung untuk mengurangi rasa lapar.





02.30

"Dimana dia?"

Sekarang aku sudah berada di taman yang dimana aku akan bertemu Roni.

"Hai"

Aku kenal suara itu, suara yang membuatku datang kemari. Sontak aku menoleh kearah suara dengan senyum yang tidak kalah manisnya dengan gula.

"Hai,ada apa menyuruhku kemari?,apa ada hal yang sangat penting".

"Hm memang kenapa, apa aku tak boleh bertemu dengan pacarku sendiri?".

"A..apa pacar?, Sejak kapan kita berpacaran".

Mataku membulat saat mendengar hal itu.

"Benar,sejak kita bertemu pertama kali".

Oh Tuhan aku terkejut mendengar nya tapi..

"Hei,kenapa melamun? Apa kau tidak suka padaku?"

"Ah tidak, sebenarnya aku juga menyukai mu, iya benar aku menyukaimu".

"Wah kalo begitu bagus, baiklah mari kita jalan-jalan".

Setelah itu kami pergi keberbagai tempat,mulai taman kota, mall, hingga kami lelah dan memutuskan untuk mampir di restoran yang baru dibuka seminggu yang lalu.

"Aku ingin bicara sesuatu padamu, apakah boleh?"

"Tentu saja kenapa tidak"

"Baiklah, ehm aku ingin melamarmu,apakah kau mau menjadi pendamping hidupku?".

Uhukk "apa maksudmu menikah? Kita menikah?"

Aku yang sedang makan langsung tersedak karena mendengar Roni

"Ada apa?kau bilang kau menyukaiku juga kan".

Oh Tuhan bagaimana bisa wanita psikopat sepertiku menikah dengan pria normal nan baik hati seperti Roni,bahkan aku pernah membunuh anjing peliharaan sepupu ku dengan sadis.

"Kenapa melamun,oh ya sudah aku tahu kau pasti terkejut tapi aku akan menunggu jawabanmu, dan sekarang mari ku antar pulang".

"Baiklah"

Roni mengantarkan ku pulang dan sesampainya aku dirumahnya aku langsung naik ke kamarku lalu berpikir keras, apakah aku harus menerimanya, apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya padanya, oh tidak aku mencintainya kau tak ingin kehilangan dia, tapi bagaimana dengan jiwa psikopat yang telah menguasaiku, dan satu apakah aku harus memberitahukan Roni bahwa akulah yang membunuh wanita yang sedang duduk sendirian di halte Tempo lalu.



Hai gimana setelah sekian lama gak up akhirnya aku up tapi maafnya ceritanya emang sengaja dibikin gantung biar kalian penasaran Ok. Sip jangan lupa votement nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang