an implicit faith in god

2.8K 348 51
                                    

Yoongi tidak pernah mengambil anak domba yang rusak. Dia lebih suka anak domba yang murni, belum tersentuh, belum bernoda, dan memiliki iman yang kuat pada Tuhan.

Itu menarik bagaimana membuat anak domba yang murni dan tak bernoda menjadi membelot dari perintah Tuhan.

Merusaknya, menghisap kehidupan mereka, kemudian membuangnya.

Sangat menyenangkan melihat anak domba murni menjadi tersesat dalam kebingungan akan keberadaan Tuhan, dan mulai bertanya-tanya pada diri mereka sendiri.

Apa Tuhan benar-benar ada?

Pada tahap berikutnya mereka akan membuat pengakuan di gereja, membuat pengakuan jika mereka sudah tidak percaya pada Tuhan.

Yoongi mengejek dan kadang tertawa begitu keras ketika Tuhan bersedih karena anak dombanya satu persatu jatuh dalam perangkapnya.

"Bapa, apakah anda percaya Tuhan?" Anak domba rusak, begitu Yoongi menamainya. Tidak perlu melihat rupa bocah itu untuk menilai jika dia adalah anak domba yang rusak, aura yang dibawa bocah itu sudah menunjukkan semuanya, jika bocah itu rusak sejak pertama kali memasuki gereja.

Yoongi tidak akan pernah melirik anak domba yang rusak. Rasa mereka berbeda dan aneh di lidahnya, tidak seperti rasa anak domba yang murni yang lebih cenderung mempunyai rasa manis seperti permen yang dijual ditoko-toko ketika dia menghisap kehidupan mereka.

"Bapa, apakah aku akan masuk neraka jika aku membunuh orang?" Suara bocah itu dalam. "Jimin bilang padaku untuk datang ke gereja ini jika aku butuh bantuan."

Jimin.

Anak domba lain yang telah Yoongi rusak, yang kini mayatnya membusuk dibawah tempat tersembunyi digereja.

Jadi Yoongi meletakkan kitab diatas mimbar, kemudian berbalik untuk melihat anak domba yang rusak. Bocah itu memiliki warna rambut merah yang mencolok diantara bangku gereja dengan lilin-lilin yang berada dipinggir.

Yoongi pernah melihat bocah itu, satu kali atau dua kali. Satu kali bersama Jimin dan satu kali di dalam gereja dengan seragam yang sama, bedanya kini di seragam bocah itu ada bercak merah yang akrab di indera penciumannya. Darah.

"Bapa, apakah anda mau membantuku?"

"Tuhan tidak menerimamu disini, pergilah." Sakartis dan tidak peduli, Yoongi benci anak domba yang rusak.

Dan gereja adalah sebuah kedok untuk mengambil anak domba murni yang bisa ia salah gunakan, yang bisa ia rusak. Dan bukan untuk mengambil anak domba yang rusak, tentu saja.

Itu salah Tuhan karena mengusirnya dari surga dan membakarnya menjadi Iblis, yang ditantang Tuhan untuk menggoda manusia.

Manusia terlalu bodoh untuk menyadari khotbahnya yang menggiring persepsi mereka jika Tuhan telah mengabaikan umatnya. Dia kadang membawa cerita Yesus yang mati dengan cara di salib adalah suatu bentuk pengorbanan, dan seringainya melebar ketika ada jemaat yang bertanya bagaimana dengan bunuh diri yang dilakukan untuk menjaga nama baik keluarga? Dengan kata-kata manis ia menjawab pertanyaan itu-menghubungkannya ke kitab dengan mengambil sepenggal ayat dari kitab injil Mathius bahwa bunuh diri bukanlah suatu kesalahan.

Itu menyenangkan bagaimana para jemaat mengangguk, setuju dengan penjelasanya. Mereka begitu mudah untuk dimanupilasi.

Atau mungkin terlalu bodoh.

"T-tapi aku tidak tahu harus pergi kemana, Jiminnie hilang, aku sekarang hanya punya Tuhan, bagaimana ia bisa mengusirku?"

"Aku tidak sengaja membunuh orang itu, aku akan memberi bapa apa saja," Bocah itu berbohong, sangat pintar untuk menyembunyikan kebohongannya dibalik topeng bocah polos, bocah itu kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa kantung plastik yang berisi kokain yang dicurinya. "Aku akan memberi bapa semua ini, h-hanya... hanya biarkan aku membuat pengakuan seperti orang biasa supaya Tuhan mengampuniku."

Bocah itu terus berbohong, dan berbohong, jelas sudah sangat rusak, dan tidak tertolong.

Bagaimana Tuhan menciptakan makhluk yang menyimpang sejauh ini? Menawari seorang pastor dengan kokain dan memohon pengampunan pada Tuhan?

Itu semua jelas membuat Yoongi jijik.

Sekarang Yoongi ingin membunuh bocah itu. Dia diusir dari surga karena tidak mengakui manusia. Tapi kenapa Tuhan membuat pengecualian untuk mereka? Pengecualian untuk manusia yang bertaubat dan akan menerima mereka kembali walaupun mereka selalu melakukan kesalahan berkali-kali.

Itu menjijikkan, bahkan menjadi lelucon di neraka.

"Aku hanya ingin pengampunannya, aku mohon bapa." Bocah itu bersujud di kakinya, terus berbohong dan berpura-pura putus asa.

Yoongi mendengus dengan jijik, kuku-kuku jarinya memanjang dan ujungnya membentuk runcing, siap untuk merobek tubuh manusia didepannya.

"Siapa namamu?"

Bocah itu mendongak padanya, kedua matanya melebar dengan air mata yang mengalir dikedua pipinya, bibirnya bergetar cantik. Membuat pandangan Yoongi menjadi lebih bengis dari sebelumnya. Bocah itu sangat pandai memanipulasi wajahnya sendiri.

Yoongi akan membuat bocah itu hancur. Sudah tidak peduli pada Tuhan yang mungkin akan menertawainya karena memutuskan mengambil bocah yang rusak.

Tapi, bukankah Tuhan mengasihani semua anak domba? Yang murni ataupun yang sudah rusak?

Jika beruntung, sekali lagi Tuhan akan menangis karena anak dombanya berlari ketempat yang salah.

"T-taehyung." Bocah itu menjawab dengan suara yang lebih dalam dari sebelumnya, membuat Yoongi berdecak tak suka, tidak sabar untuk membuat suara itu memohon ampun padanya, menetes untuknya.

Yoongi sekarang menekan keinginannya untuk segera membuat bocah itu lebih rusak, lebih putus asa. Dia tidak akan membuatnya mudah seperti yang ia lakukan pada anak domba murni yang ia bunuh tanpa merasa sakit. Anak domba rusak harus diberi pelajaran, Yoongi akan bermain-main terlebih dahulu, mencicipinya, membuatnya menangis, kemudian membuatnya memohon untuk kematian.

"Kau akan menyesal, Taehyung." Bocah itu menggigil ketika Yoongi menangkup wajahnya, menariknya perlahan hingga tubuh bocah itu setengah berdiri dari posisi bersujud, kemudian memiringkan kepala Taehyung untuk melihat leher bocah itu yang belum tersentuh, menjilatnya perlahan dan kemudian menggigitnya, menghisap darah dengan rasa aneh yang berbeda dari rasa permen yang biasa ia rasakan dari anak domba murni.

Itu seperti campuran dari vanilla dan kayu manis yang anehnya menenangkan ketika Yoongi menghisapnya, yang membuatnya kecanduan hingga enggan untuk melepaskan.

"B-bapa." Taehyung merintih ketika Yoongi melepas gigitannya, tubuhnya bersandar pada Yoongi karena tidak bisa menahan berat badannya sendiri dan bocah itu ambruk dibawah kakinya.

.

.

.

Pastor = Pendeta

Bapa = Sebutan bagi pemimpin tertinggi

.

[20/01/19]

an implicit faith in godTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang