1

28 5 6
                                    

Seorang gadis duduk ditengah padang rumput sendirian terlihat sedang menunggu seseorang sambil menatap indahnya sunset dilangit senja.

"Sampai kapan aku harus menunggumu?" gumam gadis itu.

"Aku selalu ada disini menantimu, dimana kamu? Apakah kamu bersembunyi? Jika benar tolong keluarlah. Aku sudah hampir lelah disini"
Ia menundukkan kepalanya disela kedua lututnya.

Terdengar langkah kaki seseorang menghampiri gadis itu.

Seorang pria duduk disamping gadis itu.
"Maaf" lirihnya.

Gadis itu mendongakkan kepala dan langsung memeluk pria disampingnya. Matanya berkaca kaca.

"Ka.. Kamu? Kem ba bali? Hiks hiks hiks. Ini benar kamu.? Ucap gadis itu dalam tangisannya.

Pria itu membalas pelukan gadis itu sambil mengusap usap punggung si gadis.
"Ini aku, jangan menangis." ucapnya pelang seperti berbisik.

"Jangan pergi lagi.."  gadis itu semakin mengeratkan pelukannya.

Tak ada siapapun disana. Hanya padang rumput hijau yang menjadi saksi bisu.

Dan suara hembusan angin yang memenuhi keheningan malam itu.

Pria itu melepaskan pelukannya dan beranjak pergi berjalan meninggalkan gadisnya sendiri.

Gadis itu mengenjarnya. "Kemana lagi?" katanya sambil mengusap air matanya yang jatuh.

Pria itu menatap gadis itu dengan lekat dan menangkupkan tangannya pada pipi gadisnya. "Maaf, aku harus pergi."

"Aku mohon jangan pergii" Gadis itu menatap dengan tatapan sendu.

Pria itu menunduk. "Jaga diri baik baik aku pergi.." lalu berlari meninggalkan gadis itu sendiri

"Jangan pergi Ar jangan pergi"

Gadis itu berlutut di rerumputan dan menangis tersedu sedu menutupi wajahnya dengan telapak tangan mungilnya.

"Nggak.. Nggak mungkin.. Nggak.. Jangan.. Aryaaa!!!"

Brukkk

"Adohh..., sakitt Banget" seorang gadis mengelus elus bokongnya yang kesakitan karena jatuh dari tempat tidurnya.

Ia berdiri sambil menahan rasa sakitnya dan duduk dipinggir kasur.

"Mimpi sialan banget sih! Apa apaan coba? Huh" geramnya

Ia sangat kesal. Ia mengambil gulingnya dan membanting banting guling yang tak bersalah itu.

"Huaaaaaaaaaaaaaaaaa..."
Teriaknya sambil mengacak acak rambutnya.

Terdengar suara langkah kaki yang berlari terbirit birit.

Seorang wanita paruh baya tergesa gesa masuk kedalam kamar, membawa centong nasi ditangannya.

"Kamu kenapa sih Van dari tadi teriak teriak? Sampe kedengeran dari dapur." tanyanya kepada Vania.

Vania menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Gapapa ma, cuma jatoh aja tadi hehe" jawab Vania sambil nyengir nyengir ga jelas.

"Yaudah cepetan mandi sana, siap siap mama tunggu diruang makan ya"

Vania mengangguk. "Iya ma aku mandi dulu." 

Wanita paruh baya itu yang Vania panggil mama meninggalkan kamar dan turun ke bawah melanjutkan kegiatan memasaknya yang sempat terhenti.

Vania natasya pamungkas. Gadis berparas cantik rupawan, tapi dibalik wajah cantiknya dia gadis yang cuek dan galaknya nauzubillah. Dan yang lebih aneh lagi dia benci banget sama cowok,
Vania hidup bersama mama dan kakak laki lakinya. Ayahnya?? Ia tak tahu dimana ayahnya itu berada sekarang.

Baru belajar.
Makasih;)










HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang