FUTATSU NO KISEKI

191 1 0
                                    

"Semuanya, kita mendapat telah mendapat perintah dari Aruji-sama"

Ya, satu perintah sudah ku kirimkan pada suatu pedang kuno Jepang yang sudah tak bertuan lagi dan diriku pun yang memberikan mereka bentuk seperti manusia umumnya. Rasanya ingin sekali ku bertemu mereka namun...

"Kapan tugas ini selesaii !!!!!!!" teriakku yang mengeluarkan segala kekesalanku selama ini yang membuat Hasebe kembali ke ruanganku dengan wajah khawatir. Terkadang saat ku memandang Hasebe, ku teringat salah satu karakter dari anime sebelah yang mendapat gelar 'Tangan kanan Eichi' dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya dan sikapnya yang terlalu tegas.

"Pffttt......" diriku pun menahan tawa mengingatnya. "Aruji-sama apa Anda baik baik saja ?" tanya nya dengan penuh rasa khawatir.







------------------------------------------------------

FUTATSU NO KISEKI
TOUKEN RANBU
HIGEKIRI HIZAMARU

------------------------------------------------------









Diriku berdeham sebentar agar tak ketahuan jika ku berusaha menahan tawa. "Euhmm... Tidak ada apa-apa kok, Hasebe-kun." jawabku sambil sedikit melupakan hal yang ku bayangkan tadi.

"Bagaimana dengan tugas Aruji ? Apa sudah selesai ?" tanya nya lagi dan sukses membuatku memasang wajah lelah. Helaan nafas kasar keluar begitu saja dari alat pernafasanku. Diriku pun berajak dari singgasana dan berjalan keluar dari ruangan yang selama ini menjadi seperti penjara tersendiri bagiku karena tugas-tugas itu.

"A-a-ah Aruji !!!" panggil lelaki itu setelah ia sadar jika diriku sudah melangkah jauh dari ruangan. Jikapun diriku bilang padanya kalau ku ingin bertemu dengan para ksatria pedangku yang lain, dia takkan mengijinkan ku dan akan selalu menyarankan ku agar selalu menyelesaikan tugas yang banyak itu.

Instingku merasa jika Hasebe semakin dekat, diriku pun berlari sambil melihat kearah belakang. Dan yang benar saja, Hasebe sudah berada dibelakangku dengan jarak yang lumayan jauh. Namun karena diriku tak memperhatikan depan, diriku terpeleset dan menutup mata. Bersiap untuk merasakan sakit karena benturan lantai citadel.

'Huh ? Tidak sakit ?'

Diriku pun membuka mata perlahan dan merasa ada tangan yang melingkar di pinggangku.

"Aruji-sama !"

Suara itu membuatku langsung bersembunyi di balik punggung orang itu dan saat ku lihat pakaiannya.... Itu adalah pakaian perang khas pedang Genji. Diriku tak ingin bicara, cukup diam dibalik punggung itu.

Langkah kaki itupun berhenti. "Aruji, ku mohon jangan bersembunyi" ucap pria itu dengan penuh permohonan. Dan yang benar saja, dua pria dihadapanku juga berbalik ke arahku.

"Wah, akhirnya ku bisa bertemu dengan Aruji-sama. Namaku berasal dari sebutan pemotong leher dengan cepat, dan itu...." ucap lelaki pirang dihadapanku yang lupa namanya sendiri. Helaan nafas pun menyapa pendengaranku. "Maafkan kakakku, Aruji-sama. Namaku adalah Hizamaru, penebas kaki dengan cepat dan ini adalah kakakku, Higekiri" jelas lelaki bersurai hijau polka itu.

Diriku pun menyadari sesuatu dan segera melanjutkan lari. "Senang bertemu dengan kalian berdua, Higekiri-kun dan Hizamaru-kun !" teriakku.

****

Diriku sudah berlari cukup lama dan memutuskan untuk bersembunyi di salah satu kamar milik ksatria pedangku secara acak. Dengan terburu-buru dan nafas yang lelah serta yukata yang membuat suhu tubuhku semakin memanas, diriku menutup pintu dengan cepat sambil berharap jika Hasebe tidak mengikuti ku lagi.

Among You, Me, and My MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang