[ 01. PENDATANG BARU ]
CW / TW :
mengandung harsword & english broken.
✦─────────────────✦
.
.
.Cakrawala adalah salah satu nama sekolah yang memiliki akreditasi bagus di kota besar ini. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi bagian dari Cakrawala, termasuk Kaleassa.
Gadis cantik yang resmi menjadi siswi Cakrawala selama 2 minggu itu menatap 5 orang laki-laki yang berteriak nyalang di area timur Cakrawala.
"Jawab bangsat! Bisu lo?!" Issac Jaegar, laki-laki yang Kaleassa cari adalah pelaku peneriak hari ini.
Di depan mereka, terdapat 2 laki-laki yang Kaleassa yakin adalah adik kelas sedang bertekuk lutut ketakutan. Aura yang Jaegar itu berikan cukup mengintimidasi sehingga membuat 2 laki-laki itu gemetar.
"Ngomong depan mata gue sini!"
"Kal?" Kaleassa menoleh. Anasera, gadis dengan rambut gelombang sepinggang itu datang setelah selesai dari toilet. "Gue cari ternyata ada di sini. Balik yuk? Ngapain — "
Ucapan Anasera terhenti tatkala ia juga ikut menatap ke arah pandang Kaleassa. Anasera paham, Kaleassa nampak tertarik dengan apa yang dia lihat kali ini.
"Balik ayo, " ujar Anasera lagi. Namun hal itu tidak mendapatkan respon seolah Kaleassa sedang menunggu apa yang akan 5 laki-laki itu atau lebih tepatnya Jaegar lakukan setelah ini.
"Duh, Kal. Kita bisa mati kalau ketahuan, balik ayo. Ini area bahaya, apalagi kalau udah kena OSIS, kita berdua bisa dihukum, lo mau kita hormat bendera?!"
Anasera mau tidak mau menarik Kaleassa secara paksa, karena gadis itu tidak menanggapi semua ucapannya. "Ini semua demi kebaikan kita berdua, Kal."
"Astaga, lo berdua dari mana aja sih? Ke kantin dulu?" tanya Meera, salah satu teman baru Kaleassa selain Anasera.
"Dari toilet, Meera."
"Dari toilet kok lama? Nggak akan selama itu kalau ke toilet doang, Ser."
"Nggak mampir kantin?" tanya Abelia sambil tertawa.
"Nggak, astaga, " ujar Anasera. Gadis itu menyandarkan tubuhnya pada bangku. "Kenapa lama karena tadi lihat Jaegar."
"Hah? Lo berdua lama karena cuma lihat Jaegar?"
"Ralat, lebih tepatnya Kaleassa, bukan gue."
"Yaiyalah, 'kan yang lo lihat bukan Jaegar."
Wajah Anasera memerah semu. "Jangan bicara aneh-aneh."
"Apa salahnya? Benar, 'kan? Jaegar pasti ada sama teman-temannya dan yang lo lihat itu Kasaga bukan Jaegar, semua orang juga tahu, Sera."
Kaleassa menatap Anasera. "Jadi, gadis ini yang dekat dengan Kasaga?" ujarnya dalam hati.
Abelia tertawa. "Jadi, apa yang Pangeran Kaleassa itu lakuin hari ini?"
Ya, Jaegar di sini memang sering dipanggil dengan sebutan Pangeran Kaleassa karena Kaleassa secara gamblang mengatakan bahwa ia menyukai Issac Jaegar yang berstatus murid paling bermasalah satu Cakrawala itu.
"Biar gue jawab, " sahut Meera. "Pasti nggak jauh-jauh dari samperin orang, 'kan? Nggak ada lagi, pasti itu. Kegiatan Jaegar, 'kan kalau nggak samperin orang ya berantem, gue berani taruhan, dia mati kalau nggak lakuin dua kegiatan harian itu."
Abelia tertawa. Meera selalu memiliki jawaban pedas untuk seorang Issac Jaegar. Tidak hanya Meera beberapa murid di sini juga pasti sama, hanya saja Jaegar tidak bisa dikeluarkan begitu saja dari Cakrawala, mengingat Jaegar adalah anak dari salah satu penanam modal terbesar di Cakrawala, selain itu, Jaegar juga memiliki otak yang cukup cerdas sehingga mampu digunakan untuk Cakrawala semakin menjulang tinggi.

KAMU SEDANG MEMBACA
KALEASSA
Novela JuvenilGila, satu kata yang menggambarkan Kaleassa Atmaja. Perempuan cantik pindahan Berlin yang mendapatkan atensi penuh sejak kedatangannya. Kaleassa benar-benar tidak tahu kapan dirinya harus berhenti dan takut, seolah dua hal tersebut tidak ada dalam k...