Huang Renjun

1.4K 138 37
                                    

Anak manis yang disia-siakan semesta, akan tumbuh menjadi manusia dewasa.

***

Ia lahir sebagai yatim piatu, dibesarkan oleh yang dulunya adalah kepala maid di istana. Sedari bayi ia dibuang, ia ditemukan menangis dalam sebuah kotak kardus di tengah malam yang dingin.

Syukurnya, ia tumbuh sebagai anak laki-laki yang manis wajah maupun akhlaknya.

"Nama aku Injun."

"Injun, ayo kita main masak kue!"

Anak yang diketahui bernama Injun itu tersenyum lebar melihat Sungkyung yang nampak bahagia.

Sejak saat itu, Sungkyung sangat menempel pada Renjun. Keduanya terlihat mempunyai kemiripan, maksudnya memiliki banyak kesamaan pada kesukaan.

"Jun, Kyung kangen Mama," ucap Sungkyung kala itu.

Renjun merasa sedih melihat sahabatnya murung sekali. Maka yang ia lakukan adalah menelungkupkan pasir ke dalam mangkok, kemudian meletakkannya di atas piring mainan.

"Kyung, mau es krim? Tapi jangan dimakan beneran, ya, soalnya gak boleh makan pasir," ucap Renjun kecil dengan kekehan lucunya.

Sungkyung tersenyum hingga lesung di pipinya muncul dengan jelas. "Mau!!!!"

Keduanya tampak lucu, duduk berdua di ayunan dengan lakon berpura-pura memakan es krim.

"Ma'asih, Juuun!" ucap Sungkyung semangat.

Renjun mengangguk. "Kyung udah gak sedih lagi?"

"Hu'um, tapi Kyung kangen Mama."

Renjun terdiam, ia bingung. Ia tidak pernah merasakan rindu dengan Mama. Jangankan rindu, melihat pun ia tidak pernah. Yang ia tahu, Ibunya adalah Ibu dari Chenle.

"Kyung kalo kangen Mama, bilang aja sama aku, nanti aku buatin es krim atau pizza!" ucap Renjun berbinar.

"Mau mau mau!! Injun kok suka buat-buat, sih?" tanya Sungkyung.

"Buat-buat apa, Kyung?"

"Ini loooh, buat-buat es klim tadi, telus mau buat-buat pizza lagi," jelas Sungkyung dengan sedikit pasir di pipinya.

Renjun tertawa geli, Sungkyung adalah adik kecil yang sangat lucu menurutnya.

"Soalnya Chanli seneng dulunya kalo aku buatin es krim dari pasir gini, tapi sekarang gak lagi. Dia terus sedih. Sama kayak kamu, dia kangen terus," jelas Renjun.

Terlihat dari gurat wajah putihnya ia ikut sedih.

"Kangen siapa kalo dia??" Sungkyung penasaran.

"Icung," jawab Renjun.

"Icung siapa, sih? Dulu Sultan malah-malah sama Kyung pas Bunda peluk Kyung, katanya Bunda gak sayang Icung lagi."

Renjun mengerutkan keningnya, tanda ia tak suka.

"Bunda gak mungkin lupain Icung, Icung itu temen kita," ucap Renjun.

Mendengar itu, Sungkyung hanya mengerutkan keningnya bingung. Ia tidak mengerti dengan jelas apa maksud Renjun.

Renjun memang anak yang terlampau lekas dewasa dari anak-anak sepantarannya. Tutur katanya seperti bukan anak berusia 6 tahun, ia terlalu dewasa dari yang lain.

Sungkyung tidak bertanya lagi. Melihat itu, Renjun mengajak Sungkyung masuk ke dalam istana karena hari mulai gelap dan keduanya merasa belum mandi sore.

SULTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang