01

35 3 1
                                    

"Jangan pernah, kamu meremehkan hal-hal yang kecil, karena apa? Karena Kamu harus inget! Semua yang ada di jagat raya ini tersusun oleh atom-atom yang sangat kecil."
Jungkook Putra Mckenzie

🌹🌹🌹


“Yah, pia mau minta uang buat bayar iyuran sekolah,” sebenarnya Priyanca enggan meminta uang sama Ayahnya, tapi apa boleh buat? pihak sekolah menagihnya terus, sampai-sampai Priyanca bolak-balik masuk ruang BK.

                “Kamu itu gimana sih?! Emang uang yang Ayah kasih nggak cukup? Dasar boros.” Prinyanca sudah memprediksi pasti respon ayahnya akan seperti ini. Marah, marah, dan marah.  Iya memang benar, pas awal bulan Ayahnya ngasih Prinyanca uang, tapi apakah cukup uang seratus ribu buat bayar kebutuhan sekolah? Untuk sehari-hari aja Priyanca masih kewalahan, sampai-sampai Ia  harus jalan kaki setiap pulang sekolah,  jarak dari sekolah ke rumahnya bukanlah jarak yang dekat.

                “Tapi kan yah---itukan jatah Pia buat satu bulan, kalau Pia bayar pake uang itu, terus biaya sehari-hari gimana? Lagian Pia nggak pernah minta uang sama Ayah,” Ayahnya tidak mendengarkan Priayanca berbicara, malah sibuk dengan makanannya.

                Sebenarnya Priyanca tahu Ayahnya tak benar-benar tidak punya uang, buktinya kemarin Ayahnya membelikan tas sekolah yang mahal untuk adiknya---Bima yang masih menginjak bangku SMP. Adikya itu sangat berbeda dengan Priyanca, minta apa-apa selalu diberikan, sedangkan ia? Untuk uang sekolah saja tak pernah diberi.

                “Kenapa masih berdiri di sini, huh?! Kalau mau minta uang jangan sama Ayah, terus pacarmu yang kaya itu kemana? Minta dia sajalah.” Ucap Ayahnya enteng.

                “Malu  Yah, uang kemarin aja yang dikasih Mas Taehyung kan dipake sama Ayah. Masa harus minta lagi?” perekonomian keluarga Priyanca saat ini memang sedang kritis, dulu kelurganya adalah keluarga yang berada, tapi setelah Ayahnya tersandung kasus korupsi, perusahaannya terpaksa harus gulung tikar. Mungkin saat itu Tuhan masih baik padanya, buktinya keluarganya masih bisa tidur di tempat yang sepantasnya---meskipun tidak semewah kemarin tidak di  kolong jembatan, Tuhan mengirimkan laki-laki baik yang mau membiayai kebutuhan sekolah Priyanca sehingga ia tidak jadi pindah sekolah---Priyanca bersekolah di sekolah swasta.

                Namanya Taehyung Peter Kim, penolong yang dikirim Tuhan sekaligus kekasih Priyanca. Pertemuannya sangat  sederhana, dulu saat Ayahnya masih menjadi pemimpin perusahaan, Herlina---Ibu Priyanca sering menyuruh gadis itu untuk mengantar makan siang untuk Ayahnya---tapi  ujung-ujunya makanan itu pasti akan dibuang, kebetulan saat itu juga Taehyung sering mengunjungi perusahaan karena perusahannya akan menanam investasi di perusahaan Ayahnya, tak sengaja bertemu dan saling melepar senyum, mampu menaklukan hati seorang Taehyung Sang pembisnis muda.

                Setelah beberapa bulan dari kejadian itu dengan jantanya Taehyung bertamu ke rumahnya dan berbicara kepada Hermawan---Ayah Priyanca, bahwa ia mengiginkan gadis itu dalam artian melamarnya---padahal sebelumnya mereka tidak pernah berbicara. Tanpa bertanya pada priyanca dan tahu latar belakang Taehyung, Herawan menerimanya, karena menurutnya itu adalah suatu keuntungan besar, tapi sayangnya saat itu Priyanca masih duduk dibangku kelas satu SMA yang membuat Taehyung harus bersabar menunggu sampai Priyanca lulus.

                “yailah, kamu kan calon istrinya, wajar dong kalau minta. Sekalian porotin aja hartanya! Sebenarnya Ayah nyesel udah nerima dia, apa-apaan coba? Calon menantu kaya tapi gak bisa bantu bayar utang, percuma!” Hermawan memandang Priyanca kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang