Mendengar kata 'vampir' disebutkan, pengunjung bar memberikan reaksi yang bermacam-macam. Ada yang menaruh uang di atas meja lalu lari keluar bar. Ada yang berteriak dan langsung berlari keluar bar. Sisanya berdiam diri di kursinya seperti kucing ketakutan.
Seokjin menatap semua pengunjung frustasi. Kalau tidak ada yang bergerak, kedai akan tutup. Ia akan kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Untungnya, sebelum semua kemungkinan buruk itu terjadi, seorang lelaki berjalan menghampirinya. Ia melempar tatapan yang tajam ke arah Seokjin sambil berbisik, "Antarkan aku pada vampir itu."
Seokjin segera bersembunyi di balik punggungnya, hanya tangannya yang menyembul dan menunjukkan arah pada sosok itu, "Berjalanlah ke balik meja bar dan lurus terus hingga kau melihat tumpukan botol dan kardus—,"
"Terima kasih," balas pria itu singkat.
Tanpa mempedulikan gestur ketakutan Seokjin, ia berjalan ke arah yang ditunjukkan. Pelayan bar itu mengekor di belakangnya sementara lelaki pengunjung kedai itu berjalan dengan tegap. Ia tampak sangat tegar untuk seseorang yang ingin berurusan dengan makhluk penghisap darah.
"Apa kau hanya mengada-ada?" sinisnya begitu tiba di pantry.
Seokjin keluar dari persembunyiannya. Ia terbelalak begitu melihat tidak ada siapapun di hadapannya sekarang. Seingatnya Jungkook mengambil pisau berharga di laci peralatan makan dan menusuk punggungnya. Karena vampir tidak kebal dengan benda seperti itu, seharusnya sulit untuk melarikan diri secepat ini.
Tapi bukankah vampir bisa bergerak dengan gesit?
"A-aku tidak mengada-ada. Dia benar-benar berada di tempat ini," Seokjin menunjuk tempat kosong di sebelah tumpukan dus, "Aku melihatnya di sana."
Lelaki itu berjongkok di depan tumpukan dus. Ia hanya berdiam di sana tanpa melakukan apapun. Seokjin mengernyitkan dahi bingung.
"Apa yang kau lakukan?" tanyanya spontan.
Seakan mengabaikan Seokjin, pengunjung bar itu hanya memalingkan wajahnya ke arah lain, seperti mencari sesuatu. Ia sama sekali tidak merespon perkataan Seokjin.
Seokjin panik sendiri dengan gelagat aneh lelaki yang sedang berjongkok itu. Dengan gemetar ia coba menepuk pundaknya. Namun lelaki itu tiba-tiba saja berbalik ke arah Seokjin, membuat wajah mereka saling berdekatan.
Sontak, pelayan bar itu terjatuh ke lantai. Ia benar-benar ketakutan.
"Ada apa denganmu? Aku bukan vampir," tegasnya sambil memasang tatapan sarkastik.
Kini Seokjin merasa lelaki itu yang malah menganggapnya aneh.
"Apa yang kau lakukan untuk menahan vampir itu?" tanya lelaki itu. Seokjin memiliki firasat bahwa sosok di hadapannya ini adalah seorang detektif.
"Pisau," balasnya pelan.
Sosok itu merangkak di lantai. Mungkin ia mencari keberadaan pisau yang digunakan Jungkook untuk menahan violinist vampir itu.
Seokjin bangkit berdiri. Setelah itu ia hanya berdiam pada posisinya. Menakutkan untuk ikut campur dalam kasus seperti ini. Ia melihat lelaki itu merangkak ke arah lemari yang tak jauh dari sana, sebelah tangannya merogoh bagian bawah lemari.
Ekspresinya menunjukkan rasa puas ketika tangannya berhasil menggenggam sesuatu. Seokjin bergidik ngeri ketika melihat benda apa itu. Sebuah pisau, berlumuran darah.
Lelaki itu berdiri sambil masih memegang pisaunya. Ia berjalan ke arah Seokjin sambil mengacungkannya.
"J-jauhkan itu dariku!" seru Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
la pleine lune | YoonMin
Fanfiction"Bila kau berdiri di ujung tebing saat bulan purnama, maka kau akan mendengar suara piano." [ YoonMin, slight TaeKook, romance-fantasy, vampire!au ] pitike17©2018