Are you kidding ?

614 40 4
                                    

Sebuah suara yang menghancurkan keheningan adalah suara dari kak Rangga yang berteriak histeris dan kemudian memeluk ku.

"Leta, gue kangen sama lo, gila udah lama gak ketemu sama lo dan sekarang lo tambah cantik aja," ujar kak Rangga sambil mengedipkan sebelah matanya.

Aku menghela nafas malas.

"Kakak ngapain kesini ?" tanya ku to the point.

Kak Kevin memberikan ku sebuah kotak makan bewarna  biru, dan aku yang melihat nya kemudian menepuk jidat ku sendiri.

"Hehe, untung kakak ingetin aku tadi buru- buru jadi lupa bawa bekel,"ucap ku sambil tertawa tipis

"Bukan lupa, kamu mah udah kebiasaan, udah kakak mau lanjut dulu ngatur ospek jangan lupa dimakan,"ujar nya kemudian mengacak poni depan ku yang membuat ku kesal setengah mati dengannya.

"KAKAKKKK!" teriak ku dan ia hanya tertawa bersama teman temannya dengakan seisi kelas menatap bingung pada kami bahkan perempuan yang tadi hanya menampilkan wajah bodohnya yang membuat ku risih.

Sebelum keluar dari kelas ku, ku lihat kak Kevin yang berbalik kembali sekilas dan kemudian berteriak,

"JANGAN ADA YANG BERANI GANGGU LETA ATAU ORANG TERSEBUT AKAN BERHADAPAN SAMA GUE, DAN JANGAN BUAT GUE MARAH JIKA KALIAN BAHKAN BERANI MENYAKITINYA SETITIK PUN KALIAN AKAN TAHU AKIBATNYA," ujar nya tajam.

Hal itu justru membuat ku kesal dengan kak Kevin , karena aku merasa kak Kevin terus menganggap ku sebagai anak kecil padahal skill menembak ku masih jauh diatas dia, ya meski ku akui ka Kevin lebih ahli dalam bela diri tanpa senjata. Tapi tetap saja aku tidak suka di anggap lemah seperti ini.

Begitu mereka keluar aku kembali duduk ke bangku ku dan suasana kelas masih hening karena tidak ada yang berani untuk berbicara, karena kesal dengan sikap kakak ku barusan. Aku mengambil buku dan kemudian melemparnya ke lantai, dan hal tersebut menarik perhatian para murid namun aku justru menatap mereka semua tajam sedangkan sahabat- sahabat ku malah sedang menahan tawa mereka karena malihat kekesalan ku dan itu membuat mood ku menjadi semakin buruk.

☘️☘️☘️

Suasana kelas sekarang sepi karena semua orang sibuk mengisi kertas pertanyaan yang dibagikan oleh para kakak osis, namun tidak dengan Leta dan teman- teman nya yang justru sibuk membuat rencana untuk kabur karena mereka merasa bosan.

"Guys, cabut yuk ! Gue mau latihan nembak aja dari pada di kelas gini bosenin banget," ujar Leta

"Boleh, gue juga udah lama gak ke markas sekalian latihan," balas Andi.

"Bagus sekalian kita bisa cobain alat baru yang gue buat namanya Tecno Speakz 0201," ujar Linda antusias.

Sedangkan Candra hanya ikut - ikutan saja.

Aku pun mulai mencari cara untuk kabur yang sebenarnya mudah saja.

"Kak, gue izin ke uks ya, saya sakit perut nih," ujar ku sambil mengangkat tangan memanggil salah satu kakak osis.

"Biar gue aja kak yang anterin dia ," lanjut Linda .

Kakak osis tersebut hanya melihat kami sekilas kemudian mengangguk.
Aku dan Linda pun keluar kelas duluan dan langsung berjalan menuju parkiran namun saat di lorong aku berpapasan dengan kak Kevin.

"Kamu mau kemana dek ?" Tanya kak Kevin.

"Biasa kak, mau cabut," jawab ku santai kemudian melanjutkan jalan ku dan kak Kevin hanya geleng geleng kepla melihat tingkah ku.

Begitu sampai parkiran aku menaiki mobil ferari bewarna merah kesayangan ku. Aku kemudian menyalakan mesin nya karena suhu udara saat ini benar benar panas. Aku lihat Linda yang sibuk menempelkan suatu alat pada bagian setir mobil ku namun aku tidak terlalu memperdulikannya .

"Selesai!" Ujar Linda sedikit keras.

Aku melirik nya sekilas kemudian menatap nya dengan tatapan bingung.

"Alat ini gue buat khusus untuk kita, lewat alat ini kita bisa saling komunikasi tanpa perlu ribet ngeluarin handphone , alat ini juga bisa melacak kendaraan yang plat nomor nya kita masukan, serta yang terakhir kita bisa menemukan tempat tempat yang bahkan sifat nya privacy lewat map yang ada di sini," ujar Linda bangga.

Aku pun tersenyum puas bangga dengan alat baru yang diciptakannya itu.

"Ya udah gue turun ya, gue mau bawa mobil sendiri aja biar nanti balik nya gampang ," ujar Linda kemudian turun dari mobil ku.

Begitu melihat Andi dan Candra yang berjalan keluar duluan dengan motor mereka masing masing membuat ku menginjakan gas supaya aku bisa cepat sampai ke markas.

Saat di jalan aku mencoba untuk berkomunikasi dengan alat yang Linda buat.

"Comunication -Linda," ujar ku.

Alat tersebut pun mengeluarkan suara.
"Yo, gimana keren kan alat gue ," ya itu suara Linda setelah dia menerim panggilan ku.

"Boleh juga ," balas ku sambil terus menyetir.

"Btw kak Budi ada di markas gak ?" Tanya ku pada Linda.

"Ada, dia kan emang selalu di markas kerja nya," balas Linda.

Aku pun kemudian memutuskan pembicaraan diantara kami dan semakin menancapkan gas hingga kecepatan ku 160 km / jam.

Begitu sampai di markas aku langsung turun dari mobil dan tak berapa lama datang 2 buah motor yang tak lain milik Andi dan Candra serta terakhir sebuah mobil Lamborgini putih milik Linda pun datang.

Kami berempat memasuki markas rahasia yang sebenarnya milik Kak Budi. Kak Budi adalah ketua dari geng White Rose kami, dia dan beberapa temannya mendirikan White Rose untuk membantu para polisi menangkap teroris kelas atas, dan White rose sendiri sudah tidak asing di telinga masyarakat karena memang banyak teroris kelas kakap yang berhasil kami tangkap.

White Rose bekerja sama dengan pemerintah serta kepolisian. Setia Anggota - anggota White Rose diwajibkan merahasiakan identitas milik mereka dari orang orang.

Aku memasuki lobi dan menyapa kak Tino yang memang bertugas menjaga setiap orang yang memasuki area kami.

"Halo, kak," sapa ku sambil melambaikan tangan ku.

"Wah, Letta! Kamu sama yang lain bolos lagi ?ck ck kalian tuh kerja buat negara tapi hobi bolos sekolah mulu, bingung deh kakak sama kalian," jawab kak Tino yang hanya mendapat balasan cengiran dari kami berempat.

"Kak Budi dimana ?"tanya ku lagi.

"Biasa di ruang latihan menembak," balas kak Tino.

"Oke,makasih kak," lanjut ku lagi sambil tersenyum kemudian melanjutkan berjalan.

Saat di tengah jalan kami semua saling berpencar , Andi ke ruang latihan bela diri, Linda ke ruang IT, Candra ke ruang senjata sedangkan aku akan menuju ruang latihan menembak.

Markas White rose sendiri memiliki banyak ruangan untuk setiap anggota nya dan ruangan tersebut bebas untuk dipakai setiap dari kami karena kami memiliki jabatan yang tinggi dalam kelompok White rose ini.

Minimal : 3 coment kalau mau aku lanjut ceritanya :),jangan lupa buat vote juga ya sebagai bentuk apresiasi kalian ,see you next chapter

Bad Girl VS Boss MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang