2.

6 0 0
                                    

"weh diem bae cui, nimbrung ngapa," sikutnya

"heh Alif, denger gue gak?" ganggunya lagi

"Alif, ay—"

"iya iya Mark, bentar deh" tukasku seraya menscroll-down layar hp.

"Alif," Mark menggelayuti lengan gue kaya anak kecil.

oke, gue matiin hp dan duduk diantara mereka.

ya, mereka. temen deket —tapi gak sedeket Mark. bisa dikatakan mereka itu temennya Mark.

Jeno, Renjun, Haechan, Jaemin dan hmm, siapa ya gue lupa.

"Jisung, tolong itu kartunya deketin biar bisa gue kocok," Renjun menginterupsi.

ah iya, namanya Jisung. si sipit tapi gemes. gak kaya Mark.

loh kenapa jadi Mark?

gue liat dia, dia liat gue.

"ngapa liat liat? sorry ga minat sama lo," -Mark

"dih?"

"udah ah, main aja ini kartunya masing masing udah gue bagi," kata Renjun.

dan game pun mulai dengan lancar.

hoaaammmmmm

gue menguap sambil ngerjapin mata.

"Magu?"

hening.

"Mark?"

"Minhyung?"

tiada jawaban.

"kenapa sih? lo dimana?" seru Mark sambil membuka pintu kamar.

loh gue dimana?

eh rumah Renjun?

gue ketiduran?

gue liat si Mark bawa plastik.

"gue dimana?" tanya gue

"apanya yang dimana? lo kan di rumah gue, lupa?" jawab Mark sambil naruh jajanan —isi plastik tadi ke meja samping gue.

"lah bukannya kita main kartu di rumah Renjun?" gue bingung sumpah.

"emang, tapi udah kelar dan lo ketiduran. yaudah gue bawa kesini," jelas Mark.

dibawa?

digendong? —ya gak mungkin lah kalo diseret.

....sama Mark?

malu njir, takutnya ngiler.

"heh, kok diem?" tanya Mark ngibasin

"nggak ah, sana pergi,"

"baru aja masuk ngapa diusir, bego banget" Mark nyamperin gue, "nih makan, abis itu mandi. lo kaya mayat hidup tau gak, bernyawa tapi gitu,"

terus dia pergi.

dan sekali lagi gue menguap dan semuanya gelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALTER ft. JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang