Chapter 01. Awal mula

35 2 0
                                    

Tahun 2018, semua anak kelas 6 sd akhirnya lulus dan mendaki kejenjang yang lebih tinggi, saat seperti inilah banyak terjadi konflik karena bingung 'tuk memilih sekolah apa yang bagus dan berkualitas tinggi atau yang harganya terjangkau.

Tapi karena sayangnya orangtua terhadap anaknya, anak tersebut dituntun untuk menuntut ilmu ditempat unggulan agar masa depannya lebih baik daripada kedua orangtua.
Sekolah unggulan yang ada dikotaku apalagi kalau bukan...

DMA ACADEMY.

Sekolah ini ialah sekolah unggulan, dimana laki-laki & perempuan dipisah tempatnya meski terkadang masih bisa bertemu, disekolah ini mewajibkan para murid untuk tinggal diasrama yang telah dipersiapkan.

Peraturan disini ketat, dan ada berbagai hukuman yang biasa dibilang disini ialah mahkamah.
Ada mahkamah kebersihan, mahkamah keamanan, mahkamah ubudiyah, dan mahkamah yang paling ditakuti ialah mahkamah bahasa.

Sebenarnya, sekolah ini bisa kita sebut sebuah pesantren, entah apa alasan nama sekolah ini ialah DMA Academy. Jika disebuah pesantren sama dengan kita harus terus bersabar, tidak egois, berusaha untuk terus kuat disana tanpa alat elektronik dan pengasuhan orangtua, mencoba untuk bersosialisasi dengan orang lain dan lain sebagainya.

Dan sekarang aku, yang notabenya hikkikomori, harus masuk kedalam pesantren itu.

"Astaga, kenapa aku harus lulus?!!" Kesalku sembari mengutuk penyeleksi ujian.

"Aku gak mau kesana, aku masih perlu hp! Hp cuman satu satunya temanku!!" Kataku sembari nangis kejer.

"Gaada kata penolakan, udah siapin terus barang-barangnya, pokoknya pas hari masuk kepesantren semua barangnya harus udah siap! Semuanya." Kata ayahku penuh dengan penekanan & pemaksaan.

"I-iye pah.." jawabku sembari tertunduk lemas.

'Sial banget nasib gw..' kataku dalam hati.

Akhirnya hari tersebut dihabiskan dengan beres-beres dan pilih-memilih barang yang akan dibawa ke asrama disana.

"ma, baju ntuh gabisa dipake disana, udah pendek pake beut itu mah! Nanti dipotong!" Seru kakakku yang sudah duluan sekolah disana.

"Ok yang ini gausah dibawa, kalau yang ini?"

"Oh, itu boleh"

'Anjir, napa malah mereka yang milih baju gw?' Rutukku dalam hati.

"Ma, jangan lupain sempak ama katok ya ma." Kataku.

"Eh itu mah lu ambil sendiri." Kata kakakku.

"Ish gw bilangnya ke mama kok elu yang sibuk sih?!" Kesalku.

"Udah ih, kalian ini udah kayak tikus sama kucing aja!" Marah ibuku.

"Maap ma.." ujar kami berdua.

.
.
.

Akhirnya hari dimana aku harus ke pesantren datang.

"Ish napa cepet amat sih?!" Kesalku sembari beberapa air mata lolos dari mataku.

"Udah ah gausah nge-drama lo" kata kakakku.

"Dasar lo kakak sialan"

.
.
.

Akhirnya akupun sampai ke pesantren tersebut, kakakku menunjukkan aku berada dirumah yang mana dan saat sampai dirumah itu aku langsung menaruh seluruh barang yang kubawa pada tempatnya, tentu saja dibantu oleh kedua orangtua & kakakku.

Saat ini yang paling aku benci, saat dimana kedua orangtuaku akan pulang kerumah dan aku harus sendiri di pesantren tersebut.

"Adik jangan egois disini, jangan repotin orang, nuntut ilmu setinggi mungkin! Banggain mama dan papa, jadi lebih baik daripada mama dan papa ya!" Seru ayahku sembari mengelus kepalaku.

"I-iya pa.." jawabku yang sudah sedih.

"Enak banget sih hidup lo 3 hari lagi baru masuk!" Keluhku kepada kakakku.

"Ya karena elo murid baru jadi gua harus tunggu ampe MOS lu siap, baru bisa sekolah" cengir kakakku sembari bergaya 'peace'.

"AWAS LO" kataku penuh penekanan

"Udah jangan berantem, yaudah dik, kami pergi ya, jaga diri baik-baik! Selalu belajar ya!" Kata ibuku.

"I-iya..."

"Hati-hati ya mama.. papa.." aku memeluk ibuku kemudian ayahku tanpa menitikkan air mata, menghirup aroma tubuh mereka yang tak mungkin aku cium lagi dalam beberapa hari kedepan.

"Adik juga ya, ingat baik-baik disini! Jangan ngempol lagi, kamu udah besar jangan malu-maluin" kata ibuku.

"m-maa! Gausah diungkit lagi!!" Maluku, meski aku sudah kelas 1 smp kebiasaan mengempolku masih terus ada, padahal saat kelas 6 aku sudah tidak mengempol lagi, tiba-tiba saat liburan kenaikan kelas aku malah ngempol...

"Lol, dadah~ tiati banyak kecoak" ujar kakakku.

"Bangke lo kak" kesalku.

'Meski Sebangke-bangkenya elu gua mana bisa benci ama elu.. kakakku yang paling kusayangi..' kataku dalam hati sembari tersenyum.

"Kalian hati-hati ya!" Kataku sembari melambaikan tangan kepada keluargaku yang sudah duluan pamit undur diri.

'Akhirnya aku sendirian ya?..'

'Sekarang aku akan sendirian menuntut ilmu tanpa dibimbing oleh orangtua langsung?..' gumanku dalam hati sembari menatap kosong teman-teman serumahku yang masih bersama orangtuanya sembari tertawa dan menangis.

'Apakah aku sanggup?'

Pada tanggal 6 juli itu, kehidupanku dipesantren pun dimulai...

DMA AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang