chapter 1.

822 14 2
                                    

Perkenalkan nama saya Senja Arya Wijaya.
Yaaa, dari nama saya kalian bisa menebak bahwa saya lahir saat mentari mulai meredupkan sinarnya atau biasa di sebut "senja".

Ada alasan mengapa orang tua saya menamakan saya sebagai senja....
Kalau mereka bilang... "senja itu keindahan lukisan tuhan yg tak bisa di rangkai dengan kata²".
"Senja menjadi penenang dan penyejuk setelah hadirnya siang".
Senja pula memberikan ketenangan seolah hilang seluruh rasa lelah setelah seharian full ber-aktifitas.

Saya senja.
Dan ini kisah saya menemukan sang pagi.

----------------------------------------------------------

Minggu.
01-04-2018.

"kringggggggggggggggggggg" suara alarm seraya menyapa di pagi hari.

"mmmmmmm,pagi dunia. apa kabar pagiku hari ini ? " sambil tersenyum kecil ku berhayal seseorang yg entah siapa itu.

09.30
. Aku kembali kerutinitas yg menurutku sangat membosankan .
Pergi ke kampus yg membosankan, bertemu dengan orang² yg membosankan, Dan bertemu kembali dengan dosen membosankan yg memiliki stadion sepak bola sendiri di kepalanya.

Dosen itu bernama Rahmad Syaifudin,biasa murid memanggilnya Pak Rahmad, Dia adalah dosen pembimbing ku.

Saat selesai jam kampus.
Pak Rahmat Memanggil ku keruanganya, entah ada masalah apa?.

"tok tok tok, permisi pak" seraya ku berkata sambil mengetuk pintu.
"ya silahkan masuk" Jawab pak Rahmad.
Dengan tatapan sinis dia memandang ku dan berkata "duduk ja. Ada yg perlu saya bicarakan, tapi kita tunggu seseorang ".
Dalam hati ku berkata "Duh mampus gw, pasti ngomongin skripsi lagi nih".

Oiya sebelumnya saya mau sedikit memberitahu agar kalian tidak bingung saat membaca kisah ini.
Saya mahasiswa di sebuah universitas swasta di daerah jakarta. Saya kuliah jurusan sastra indonesia. Ini semester akhir saya, dan ya... kalian pasti tahu di semester² akhir para mahasiswa dan mahasiswi di benani dengan sebuah beban yg saya benci juga yg bernama *skripsi*.
Yasudahlah tak perlu ber-panjang lebar, kita kembali ke benang merahnya.

Saat sedang tegang-tegangnya diriku mendengar suara ketukan pintu dari luar.
"tok tok tok" suara seseorang mengetuk pintu ruangan pak rahmad.
" ya masuk " Jawab pak rahmad.
Dan masuklah seorang wanita yg entah apa tujuanya.
"ayo duduk tari" suara pak rahmad mempersilahkan duduk wanita itu.
Dan di mulailah topik pembicaraan olehnya.
Sambil menghela nafas pak rahmad mulai berbicara.
"oke.. Langsung saja ke inti masalahnya. Senja kamu kan salah satu mahasiswa bimbingan saya yg sudah saya suruh buat skripsi dari bulan lalu?. Lalu mana hasilnya ja... ?" .
Dalam hatiku berkata.
"udah gw duga si perut buncit bakal ngomong gini.".
"Yaudah gini deh ya !!!. Perkenalkan dia mentari saputri, dia salah satu murid bimbingan saya. Dia saya percayakan untuk menemanimu dalam 1 minggu ini. Yaaa tujuan saya agar minggu ini tugas kamu selesai dengan bantuin dia " ucap pak rahmad berbicara dengan nada lantang.
"yaelah pak... " Jawab ku dengan malas.
"sudah jangan ngebantah !!. Patuhi saja".
"bagaimana nak tari mau kan? " tanya pak rahmad pada wanita tersebut.
"Mmmm, saya ikut aja pak" Jawab wanita itu seraya tersenyum tipis.
"yasudah, hanya itu yg ingin saya sampaikan sama kamu ja. Saya masih ada urusan, Silahkan"
Ucap pak rahmad sambil menyodorkan tanganya ke arah pintu se akan mengusirku.

Kami pun keluar dari ruangan pak rahmad.
"Mmm sorry tadi nama lu siapa? " .dengan gugup saya membranikan diri untuk bertanya pada wanita bersenyum manis itu.
Dengan senyuman dan sodoran tangan dia membalas ucapan ku.
" mentari saputri. "
"terus enaknya gw panggil lu siapa ya? " . Jawabku.
" senyamanmu saja ". Lagi² iya membalas percakapanku dengan senyuman.
" boleh gw panggil pagi? ". Tanyaku
" Kalau kamu nyaman memanggil ku seperti itu, yasudah " dengan senyuman lagi² ia jawab pertanyaanku.
" mmm ja... Aku duluan ya, ayah udah jemput, ini kontak ku nanti chat aja .
Sampai ketemu besok senja.... "

Lagi sambil tersenyum dia menutup dialog kita dan pergih.
Dari Kejauhan, masih di tempat yg sama ku berdiri menatapnya yg perlahan menghilang. Dan seraya ku berkata dalam hati.
"apakah dia sang pagi yg selama ini gw cari?. Layaknya senja yg akan meredup, apakah dia pagi yg hadir untuk selalu menopangnya?, Ahhhh semoga saja. ". Ujarku sendiri.

-----------------------------------------------------------

Diatas tadi adalah cerita pertama awal pertemuanku dengan sang pagi.
ia pantas di sebut sebagai pagi.
Karna saat senja mulai redup dan bersembunyi karna hadirnya sang malam, ia hadir tuk menopang sang senja.

senja dan pagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang