20

424 52 7
                                    

Aku benar-benar penasaran. Hari ini aku tidak tidur hanya untuk menunggu orang yang membawa pesan ke kotak pos di depan rumahku.

Entah apakah aku bodoh atau bagaimana, setidaknya aku mencoba walaupun aku tahu bahwa tukang pos lah yang mungkin akan membawa surat itu.

Tepat pukul 05.00 pagi seorang lelaki dengan jaket hitam menaruh sesuatu di kotak pos milikku. Buru-buru aku keluar rumah. Jantungku berdetak kencang, aku berjalan cepat dengan perasaan gugup. Apakah akhirnya aku mengetahui siapa itu Kim Taehyung?

"Tunggu! Apakah kau Kim Taehyung?", panggilku sembari mengatur napas.

Gelap dan dia menggunakan masker sehingga aku tidak dapat melihatnya dengan jelas.

"Bukan. Aku bukan Kim Taehyung"

Dia bilang bahwa dirinya bukan Kim Tae Hyung? Lalu siapa dia. Apakah pengantar surat memang berpakaian seperti ini? Yang benar saja, mustahil!

"Lalu siapa kau. Kenapa memasukkan sesuatu ke dalam kotak pos ku?"

"Aku Jimin".

Dia membuka masker dan tudung jaket yang dikenakannya. Dan pria dibalik pakaian gelap itu memang Jimin, teman sekelasku.

"Aku hanya mengantarkan surat temanku. Ambil dan bacalah di dalam, cuacanya sangat dingin.
Aku pergi."

Jimin pergi. Aku hanya diam, ingin mencegahnya tapi tak tahu harus berkata apa. Aku berjalan meraih kotak pos dan mengambil surat disana.

To: Kim Sohyun

"Selamat pagi, Sohyun. Kau tahu, setiap hari adalah hari yang paling menyenangkan untukku. Aku bisa menulis surat untukmu.

Apa kau ingat kita pernah bertemu enam bulan lalu di toko bunga? Bunga yang kau beli adalah bunga mawar merah. Kurasa itu adalah bunga kesukaanmu. Maaf jika aku salah.

Aku pernah memberimu bunga mawar merah bukan? Penuh perjuangan untukku kembali membeli bunga itu. Maaf jika hanya memberinya sekali untukmu dalam hidupku.

Aku tidak begitu mengenalmu. Kita hanya pernah bertemu sekali dan entah kenapa aku menyukaimu. Dan kau tahu? Kita ternyata tetangga jauh. Kau setiap hari melewati rumahku saat berangkat ke kampus. Aku selalu melihatmu dari balik jendela kamarku. Betapa bahagianya aku bisa melihatmu setiap hari, kau harus tahu itu.

Jimin adalah teman dekatku. Jika kondisiku tidak memungkinkan, aku sering meminta tolong padanya untuk mau menjadi tukang pos gadungan yang siap mengantarkan surat-suratku untukmu. Jimin juga sekelas denganmu bukan? Dia sering memberitahuku tentang dirimu itupun karena aku yang memaksa haha!

Jangan membenci Jimin, dia pria yang baik. Sulit untuknya menyatakan langsung, begitulah dia.

Maafkan aku karena saat itu tidak bisa bertemu denganmu di taman. Aku sakit. Aku tidak ingin menceritakan rasa sakitku. Kau boleh menyalahkanku, kau boleh membenciku. Tapi aku akan tetap menyukaimu.

Terima kasih karena telah menjadi cinta pertamaku. Terima kasih karena mau tersenyum di pagi hari. Terima kasih karena telah setia membaca suratku selama ini. Maaf kita tidak bisa bertemu kemarin bahkan selamanya. Maafkan aku, Sohyun.
Aku mencintaimu."

Dadaku sesak. Udara yang dingin semakin dingin menghantam hatiku. Aku menangis. Menangis karena dia pergi tanpa pernah ku lihat. Tanpa pernah ku genggam tangannya. Tanpa pernah tersenyum bersamanya.

Di dalam amplop surat, aku menemukan foto Kim Taehyung.
Dia tersenyum manis bersama peliharaannya seakan tak ada beban dihidupnya.

Entah kenapa walau hanya dengan membaca suratmu aku dapat mencintaimu, Kim Taehyung.

Selesai

Semoga kalian suka cerita pertamaku yg singkat ini ya hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga kalian suka cerita pertamaku yg singkat ini ya hehe


Terima kasih untuk para pembaca. Jangan lupa vote dan comment ya💜

Short LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang