Bandung, Oktober 2018
Kala
Suara ponsel gue gak berhenti berdering sejak mas-mas yang janjiin mau kasih proposal ke orang dalem distro itu hubungin gue. Annoying banget sumpah, dia ngabarin gak cuma soal prospek proposal tapi juga prospek diri gue, pake segala nanya tinggal dimana, ke kampus naik apa dan sederetan pertanyaan basa-basi yang basi lainnya. Ini tipe cowok yang gue udah hafal bangetlah, cowok-cowok sok player cap kayu putih, kalau aja gak butuh koneksi dia, udah bye aja dari kemarin gue blok kontaknya.
Nata
kal, uangnya turun besok katanya.
lu mau ambil langsung atau transfer?trnsfr aja kak
Uang segitu bnyk bgt kalau dibawa lngsng
ReadNata
langsung ajalah ya kal. Gw ke kampus lu, ada mie ayam enak disitu gue ngidam dr kemarenOh gt kak? Ya udh
ReadNata
OkedehNah yang seperti ini nih, dia suka tiba-tiba nanya dan suka jawab juga sendiri. Pokoknya seaneh itu deh orangnya waktu itu pernah dia tiba-tiba nanya hal yang dia gak ngerti dari proposal, ya wajar sih tapi gak jadi wajar kalau nanyanya jam 12 malam. Menganggu diri gue yang sedang berkontemplasi tengah malam sama skripsi.
"Kenapa lo, Kal?" suara Astrid memecahkan lamunan kekesalan gue terhadap si mas-mas distro itu.
"Oh, enggak. Laper gue"
"Gue nanyanya, Lo kenapa bukan lo laper atau gak"
"Hah? Oh....gitu dah"
"Lo kenapa sih?" Kata Astrid sambil merampas ponsel gue.
"Siapa nih Kal?" Tanyanya sambil melirik kearah gue, belum sempet gue jawab itu anak udah ngomong lagi.
"Akhirnya Kalandra deket sama cowok juga. Alhamdulillah setelah sekian purnama!"
"Apaansih, trid" Kata gue sambil merebut ponsel gue dari genggamannya
"Ngaku aja sih sama gue mah"
"Bukan elah itu tuh mas-mas yang yang mau kasih dana buat even manajemen kelompok gue"
"Oh, kirain. Padahal gue udah bahagia, Kal"
"Ya emang sekarang gak bahagia?!"
"Bahagia sih ehehe" Jawabnya yang gue bales pake lirikan tajam
"Eh Kal, makan yuk"
"Duluan aja deh, gue masih harus bimbingan sama Mba Ayu"
"Yah masa gue makan sendiri"
"Temen lo kan banyak ya, trid. Ajak lah"
"Males ah mereka gitu, sama lo aja deh yuk"
"Yaudah"
Bandung, Oktober 2018
Nata
"Mas, dana yang kemarin mas minta udah bisa cair besok ya" Ujar mas Surya yang gue sambut dengan jempol kanan gue yang berarti oke. Berarti gue harus buru-buru ngabarin itu anak, tangan kanan gue langsung sigap scroll kontak line dan mencari nama yang tidak familiar. Gue lupa namanya siapa ya, perasaan baru chatting deh sehari yang lalu harusnya gak mesti scroll jauh-jauh amat.
Nisa
Aurel
Shanish
Dina
KAMU SEDANG MEMBACA
E N I G M A
Fanfiction"Define Happiness, please?" "When you can't even thinking about sad things" she said. "That is too childish" "At least i'm being realistic. What about you?" i completely throw my stares to another place and rolling back to her eyes. "Define happin...