Chapter 2

5 2 1
                                    

Dahyun tak tau jika mengurus beberapa pemuda saja bisa membuat timbangan berat badannya turun lima angka hanya dalam beberapa minggu saja.

Yaa sebenarnya masuk akal, jika yang ia urus adalah sekumpulan remaja bar bar yang hobi menyuruh ini itu dan tak mau tau akan keadaannya yang mati matian menahan lelah, serta marah.
Kegiatan Dahyun bukan main main.

Bayangkan saja, semenjak hari itu setiap liter keringatnya terasa di peras. Mengikuti jalannya latihan setiap hari senin dan rabu dengan keadaan gerah karena panas panasan. Maklum latihan di lakukan di lapangan outdoor. Padahal sekolah mereka cukup kaya untuk memiliki lapangan indoor.

Selesai latihan kira kira pukul enam sore, karena lagi lagi para anggota enggan kerja bakti seusai latihan untuk membersihkan lapangan dan bola-bola yang bertebaran serta botol-botol bekas air mineral yang berserakan. Hingga dengan setengah rela Dahyun mengerahkan tenaganya lagi untuk hal tersebut. Serta jangan lupa jika setiap dua minggu Dahyun harus mengangkut setumpuk seragam bekas pakai untuk ia laundry. Untung saja anak-anak club merupakan orang-orang berada. Hingga jika menyangkut urusan keuangan mereka tak terlalu bebal. Coba saja mereka juga jarang membayar uang kas club, alamat Dahyun mencuci pakai tangan.
Tapi Dahyun sendiri tak bisa menolak. Karena dari awal ia sudah menyetujui apa apa saja yang ia lakukan sebagai manager club.
Termasuk mendengar caramah pedas level lima belas dari capten kebesaran tim basket.
Siapa lagi kalau bukan si Kim Minseok.
Jangan, jangan tanya sudah berapa kali Dahyun kena semprot oleh si cool prince Kim Minseok. Jari di dua tangan serta kakinya saja kalah banyak dengan tingkat keseringan seorang Kim Minseok membentak bahkan memarahinya.

Pernah sekali Dahyun di berikan pertunjukan rapper langsung dari kaptennya tersebut hanya karena ia memecahkan toples berisi uang tabungan pak capten.
Sumpah,hari itu Dahyun tak ada niatan untuk memecahkanya, hanya saja memang tangan sialan yang lancang menyenggol toples kaca bening bertutup hitam tersebut saat bersih bersih. Hingga pecah.
Kacanya berserakan di lantai ruangan club yang baru Dahyun pel dengan bersih. Sedangkan Dahyun hanya menatap pecahan kacanya dengan tatapan bingung dan takut.

Ia melirik ke arah jam yang menggantung di atas pintu. Pukul setengah tujuh malam. Dahyun yakin Minseok sudah pergi, hingga ia pun dengan cepat Mengumpulkan lembaran won tersebut dan memasukkannya ke dalam bekas kemasan permen jelly yang sebelumnya Baekhyun makan.
"Semoga dia memang telah pergi."
Dan dengan secepat kilat Dahyun menyelesaikan pekerjaannya yang lain. Ia harus segera pulang demi menghindari amukan Kim Minseok.
Namun sayang seribu sayang, ketika kakinya menginjak gerbang sekolah. Ia dikejutkan dengan deru suara motor yang ia hafal sebagai kendaraan pribadi kapten tim basketnya.

Lehernya patah patah melirik ke arah berlawanan dari arah ia pergi. Benar itu Minseok. Dengan motor besar dan helm full facenya.
"Oiiy manager."
Mati kau Kim Dahyun.
Dahyun berusaha menampilkan senyum seadanya yang sudah biasa pula Minseok ejek.
"Jangan senyum itu lagi."
Dengan segera Dahyun mengatupkan bibirnya rapat. Dahyun lalu mulai menatap Minseok dengan berani. Dimana ia bisa melihat wajah kusut yang nampak menyimpan lelah serta rambut yang acak acakan efek melepas helmnya dengan brutal di paras Minseok yang Dahyun akui yaaaah lumayan untuk kakek kakek tukang menggerutu.
"Kenapa? Kukira kau sudah pulang." Dahyun berusaha bersikap senormal mungkin.
"Tidak, hanya saja sepertinya kunci falt ku tertinggal di ruang club. Aku akan mengambilnya." ucap Minseok sembari turun dari motornya.

Namun, belum sempat Minseok menginjakkan kaki kedalam balik gerbang, tangan kecil Dahyun mencegahnya.
"Jangan, ah maksudku aku saja yang masuk. Kau tunggulah di sini oke" ucap Dahyun.
Ia lalu pergi melesat ke dalam gerbang. Menuju ruangan club yang hanya berjarak lima kelas dari koridor utama.
Sedangkan Minseok hanya menatap heran pada bongkahan pantat Dahyun yang bergerak seiring ia berlari.
"Kenapa ia jadi seksi begini kalau berlari?"
Namun dengan segera Minseok menampar keras pipinya sambil berkata bodoh pada dirinya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang