HADIS KETUJUHBELAS

11 1 0
                                    

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أن النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم قال لأم سلمة: (لاَ تُؤْذِينِى فِى عَائِشَةَ فَإِنَّ الْوَحْىَ لَمْ يَأْتِنِى وَأَنَافِى ثَوْبِ امْرَأَةٍ إِلاَّ عَائِشَةَ.

Terjemahan:

Dari Aisyah ra, bahwa Nabi Saw berkata kepada Umm Salamah ra: "Janganlah sakiti saya tentang Aisyah, karena wahyu turun pada saya justru ketika berada dalam selimut Aisyah". (Sahih Bukhari).

Penjelasan Hadis:

Mungkin ucapan Nabi Saw ini pada saat itu disampaikan kepada Ummu Salamah ra sebagai ajakan untuk tidak saling mengejek antara istri-istri, setidaknya, dalam teks ini, tidak kepada Aisyah ra. Karena posisi Aisyah ra yang begitu istimewa di mata Nabi Saw. salah satu alasannya, karena wahyu pernah turun ketika Nabi Saw sedang di dalam selimut Aisyah ra. Atau bisa jadi, ini makna lain, sedang dalam satu selimut dengan Aisyah ra. Tepatnya, sedang tidur bersama dengannya.

Di samping persoalan wahyu dan pribadi Aisyah ra, teks hadis ini sangat relavan untuk mengkritik orang-orang yang masih beranggapan bahwa perempuan akan menjauhkan seseorang dari Tuhan. Dalam berbagai peradaban, juga pemahaman berbagai agama dunia, perempuan seringkali dianggap sebagai faktor yang menghambat seseorang untuk bisa dekat dengan Tuhan. Dianggap kotor, bagian dari setan atau setidaknya penganggu konsentrasi.

Pada masa Nabi Saw, beberapa Sahabat juga menyakini hal ini dan memilih tidak menikah demi mencapai kedekatan dengan Allah Swt. Kenyakinan inilah yang dikoreksi Nabi Saw dan diluruskan. Nabi Saw justru menyatakan, bahwa mereka yang meninggalkan menikah sebagai alasan untuk dekat dengan Tuhan adalah orang yang menunggungi Sunnahnya.

Anehnya, sampai saat ini kenyakinan seperti ini masih banyak bercokol pada pikiran banyak orang. Kenyakinan ini mendorong sebagian orang untuk menjauhkan perempuan dari segala tempat ibadah dan pusat-pusat pengetahuan. Dengan alasan serupa juga, mereka dijauhkan dari pusat-pusat kekuasaan.

Dus, perempuan sama sekali tidak bisa dikatakan sebagai sesuatu yang inheren bisa menjauhkan laki-laki dari Tuhan. Begitupun sebaliknya laki-laki adalah bukan pengganggu bagi perempuan. Tetapi tentu saja, seseorang bisa menjadi faktor yang buruk bagi orang lain, sebagaimana juga bisa menjadi faktor yang baik. Dan ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan secara sama.

60 HADIS HAK-HAK PEREMPUAN DALAM ISLAMWhere stories live. Discover now