The Dream

14 3 2
                                    

Niall’s POV

Sudah satu minggu kami di Paris dan besok kami akan kembali pulang ke London. “Vani, yuk tidur.” Kataku sambil berjalan ke arah Vani yang sedang melamun mungkin di balkon kamar hotel kami. Hari ini memang hari yang cukup menyibukkan karena satu harian kami berjalan-jalan di taman dan pergi ke pusat perbelanjaan

“Vanilla?” Tanyaku lembut sambil berdiri di samping Vani. Rambut pirangnya tergerai danbergerak kesana-kemari karena di hembus angin malam. “Ya, Niall?” Katanya dengan senyumannya yang maniiiiiis banget. Yuk tidur.” Kataku sambil membelai rambutnya. “Umm, yuk.” Katanya sambil menarik tanganku dan masuk ke dalam kamar. Aku hanya bisa terkekeh melihat Vani.

***

Aku terbangun dari tidurku yang nyenyak dan tidak melihat Vanilla yang sedang terlelap di sampingku. Aku berjalan keluar kamar dan…. Semuanya terlihat tidak seperti biasanya. Bangunan roboh disana-sini. Banyak sumber api yang melahap beberapa robohan bangunan. “Hello??!” Teriakku sambil berjalan sedikit memperhatikan keadaan sekitar.

 “Anybody??! HELLO!!” namun tidak ada jawaban. Yang terdengar hanya suara tiupan angin yang bertiup dan menyapu debu, membawanya terbang kesana kemari.

Samar-samar, terlihat sosok perempuan berjalan mendekat kearahku. Memakai dress putih dan berlumuran darah. “Ni.. niall..” katanya dengan suara yang serak dan samar-samar. “Ni.. Niall.” Katanya lagi dan makin mendekat, namun wajahnya belum kelihatan “Where do you know my name, ms…” Makin lama dia mendekat dan mendekat dan mendekat dan……………….

VANILLA?!!!!

Wanita yang memakai dress putih dengan lumuran darah itu Vanilla?! “Niall….” Katanya sambil mencoba untuk memegang tanganku. “VANILLA?!!” teriakku. Sejurus kemudian, dia terjatuh ke dalam sebuah lubang di belakangnya yang tiba-tiba muncul. Pun, lubang itu tertutup dengan cepat. “VANILLA!!!” teriakku sambil memukul-mukul tanah yang menutupi lubang itu. “VANILLA!!!!”

“VANILLA!!”

P S : I Miss YouWhere stories live. Discover now