Semua orang terlihat bahagia dihari itu. Aku merasa lega sekaligus bahagia, ijab yang ia katakan sukses membuat banyak orang berteriak "SAH". Setelah itu, penghulu mendo'akan kami dan orang-orang mengamininya. Aku dan dia menandatangani semua berkas pernikahan termasuk surat pernikahan masing-masing. Hari ini aku benar-benar bahagia, kini aku miliknya, dan dia jadi milikku.
Author POV
"Kanaya Azalia Devi!!!"
Berkali-kali pria itu memanggil, namun ia sama sekali tidak menoleh. Naya benar-benar marah atas semua yang dilihatnya barusan.
"Apa, apa hah?!! Kamu mau jelasin apalagi? Semua udah jelas! Aku lihat pake mataku sendiri kamu ketemu sama cewek lain dan sebelumnya kamu bilang ke aku kalo kamu gak bisa temuin aku? Ini alasannya? Udahlah Jak, kamu terlalu picik jadi orang. Mulai detik ini aku mau kita putus!!"
Dengan kesal bercampur marah Naya melontarkan ucapannya persis tanpa jeda sedikit pun. Naya langsung berlalu dari hadapan Jaka namun Jaka menangkap tangannya.
" Lepasin gak?"
" Aku nggak akan ngelapasin tangan kamu, sampe kamu dengar penjelasan aku!!"
Jaka semakin mencengkram tangan Naya erat. Dan hal itu membuat Naya meringis kesakitan.
" Jaka, lepasin nggak atau aku teriakin kamu maling?!!"
" Aku gak peduli, kamu harus dengar penjelasan aku dulu. Aku mohon" Jaka menarik Naya kedalam dekapannya, terdengar Jaka seperti terisak menahan tangis. Tangis yang ia tahan dari tadi.Jaka POV
Gerimis ini, membuat aku dan Ratih memutuskan tuk bertemu disebuah kafe coffee yang cukup terkenal di kota ini. Dan perbincangan ini, akhirnya kami mulai..
"Bagaimanapun, Naya udah ngaobatin luka dihati aku. Walupun dulu aku gak bisa lupa sama kamu, aku gagal buat move on dari kamu.." Jaka menghela nafasnya pelan "..tapi dengan adanya Naya, aku ngerasa aku udah lupa sama kamu dia berbeda dengan yang lainnya. Aku sayang banget sama dia, tih."
Aku lihat air bening dari pelupuk matanya mengalir, aku bingung pada dia. Dulu, ketika aku benar-benar serius ingin memilikinya, dia malah pergi dengan alasan ingin mengenyam pendidikan tapi sekarang, dia malah mencariku disaat ku telah temukan tambatan hati, seseorang yang benar-benar dapat menyembuhkan luka yang menganga di hati ini.
"Jaka, maafkan aku. Dulu aku benar-benar gak bisa ngeimbangin waktu belajar sama waktu dengan kamu. Aku rasa kamu ngerti itu, tapi kamu malah nyari cewek lain dan lupa buat nungguin aku."
Aku melihat Ratih semakin terisak dalam tangisnya, aku melihat kesungguhan dari matanya tapi aku tak bisa mengambil pilihan untuk pergi dari Naya dan kembali pada Ratih. Aku hanya diam tertunduk, sungguh aku tak tahan jika melihat seorang wanita menangis dihadapan ku.
"Jaka..."
Suara lirih itu terdengar, aku mengangkat kepalaku melihatnya dengan air mata yang masih mengalir dari pelupuk matanya.
" Iya, tuh kenapa?"
"Aku ngerti, Jak. Aku gak bisa milikin kamu, aku gak bisa sama-sama lagi, aku gak bisa buat kamu jatuh cinta sama aku lagi.."
Ku dengar suara Ratih sangat berat dengan tangis yang masih terisak" Jadi, Jak.."
Dia menghela nafasnya dalam-dalam..
"Aku pengen, satu kali dan ini terakhir sebuah pelukan. Pelukan persahabatan, aku ingin itu.."Dengan cepat dia meraih tanganku dan meletakkan tubuhnya kedalam pelukanku. Isak tangisnya semakin menjadi dan aku tak bisa berbuat hal lain selain membalas pelukannya.
" JAKA..."
gadis itu, gadis yang aku cintai. Melihat semua ini?!! Tidak ini tidak benar. Aku melepaskan pelukan Ratih tanpa mempedulikan bagaiman Ratih tersentak ketika ku lepaskan pelukannya dari ku. Aku berlari mengejar Naya."Naya, aku mohon kau jangan berpikir lebih dari yang kau lihat. Naya aku mohon, kau jangan marah. Kanayaaaaaaaa... Kau dimana?!!!!!"
Aku hanya dapat bergumam diantara banyaknya orang yang tengah berlalu-lalang.
"Kanaya, please!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya
Historia Corta"and finally, aku tahu sekarang bahwa wanitaku ternyata kamu, aku mencintaimu Kanaya. seumur hidupku aku akan menjagamu" ucap Riyan seraya mengecup kening istrinya yang dibalas oleh pelukan Kanaya. kini, tanggung jawab kanaya sepenuhnya menjadi tang...