Keringat dingin terus mengalir di pelipis Jimin. Apartementnya yang sepi dan gelap semakin membuat suasana terasa mistis. Bahkan dengan nyata Jimin merasakan seseorang terus mengawasinya dari balik pintu yang entah kenapa tiba-tiba terbuka dengan sendirinya.
Jimin terus berpikir positif mungkin itu hanya karena Jimin kurang menutupnya dengan rapat. Jadi, Jimin tidak usah takut di buatnya.
Jimin menarik selimut yang sekarang menutupi ke seluruh tubuhnya. Beberapa kali dia mengecek layar handphonenya menunggu balasan dari sang Manager akan dimana dia sekarang.
Jimin terlalu takut untuk mengeluarkan suara sehingga dia hanya mencecar manager Hye Suk dengan pesan yang bertubi-tubi.
Hingga terhitung 58 pesan yang Jimin kirimkan. Manager Hye Suk akhirnya memberi dia sebuah balasan.
Hye Suk Managernim:
"Sudah malam Jimin tidurlah. Besok kau ada pemotretan pagi. Jadi kau tidak boleh memiliki kantung di bawah matamu."
Melihat jawaban Manager Hye Suk membuat Jimin kecewa. Apa dia tidak tau jika Jimin sekarang sedang sangat ketakutan. Kenapa dia begitu tega membalas pesan nya tanpa membaca satupun pesan yang Jimin Kirimkan.
Me:
"Hyung aku tidak sedang becanda. Tolong baca pesanku yang sebelumnya. Sesepertinya seseorang sedang menerorku sekarang."Hye Suk Managernim:
"Jangan becanda...!!!.""Kau dimana sekarang?!."
"Jimin kau harus membuat dirimu tetap aman dalam 40 menit aku akan sampai sana."
"Jimin jawab aku!!!."
Namun,baru saja Jimin akan menekan Keyboard untuk membalas pesan Manager Hye Suk. Tiba-tiba saja layarnya mati. Padahal Jimin yakin bahwa masih ada 60 persen daya baterainya.
"Sial.....!!!."umpat Jimin kesal.
Namun,tak lama setelah Jimin mengumpat tiba-tiba suara pecahan dari arah luar terdengar begitu nyaring. Seakan di sengaja bahkan tak sekali dua kali. Seperti semua piring di dapur pecah Jimin bisa mendengar keributannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng Teror (ongoing Revisi)
TerrorSudah tamat... (on going revisi) +18 Kematian seorang sasaengfans membuat kehidupan Jimin berputar 30'. Tak ada lagi ketenangan. Banyak teror menghantui dirinya dan para member. Jimin hanya mengira teror itu yang selama ini ia dapatkan dari fans...