Part 24 (revisi)

176 15 0
                                    

Jepretan kamera tak henti-hentinya mengambil gambar Jimin yang sekarang sedang terduduk menghadap mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jepretan kamera tak henti-hentinya mengambil gambar Jimin yang sekarang sedang terduduk menghadap mereka. Beberapa wartawan berbaris disana bersiap melayangkan beberapa pertanyaan yang harus Jimin jawab.

Namun, manager Sejin dan pihak agensi menyuruh Jimin untuk tidak mengatakan apa-apa. Mereka bilang ceritakan saja secukupnya dan setelahnya keluar dari sana.

Ya, Jimin memang berniat seperti itu. Namun, jawabannya kali ini akan sedikit mengejutkan. Baik untuk para wartawan, fans, dan mungkin pihak agensi.

Namjoon memperingati Jimin sebelum dia naik ke atas podium. Dia bilang agar Jimin menghentikan niatnya. Pasalnya itu akan sangat membahayakan untuk semua pihak. Terutama Jimin sendiri. Pihak agensi tidak akan diam saja. Mungkin kemungkinan terbesarnya mereka akan mengeluarkan Jimin dengan tidak hormat.

Namun, Jimin sudah membulatkan tekadnya. Bukankah untuk membuat dia keluar dari persembunyiannya adalah mengundang kemarahannya. Dia tidak akan diam saja jika mengetahui jika sebenarnya orang yang dia inginkan selama ini tidak pernah berpihak pada dia.

Sebenarnya Jimin juga tidak ingin mempercayai tuduhannya ini. Namun, ruat wajah yang ia tunjukan kemarin cukup untuk membuat dia yakin.

Jimin menarik napasnya lalu membuangnya cukup berat sebelum dia mendekatkan bibirnya ke mic yang sedari tadi ada di depannya.

"Annyeonghaseo naneun jimin BTS imnida." Jimin mulai dengan memperkenalkan diri.

"Saya disini akan mengkonfirmasi dan menjelaskan tenang bagaimana saya memiliki luka di tubuh saya." Jelas Jimin para wartawan tak ingin kehilangan kesempatan mereka untuk merekam Jimin. Suara kamera tak henti-hentinya berdenging di telinga.

"Sebenarnya bukan Hye sik yang melakukannya." Ucapan Jimin sontak membuat para wartawan terkejut. Begitupun dengan orang-orang yang ada di belakang.

"Aku memiliki luka itu karena tiba-tiba rumah Hye sik di serang oleh orang misterius." Lanjut Jimin.

"Lalu, bagaimana bisa anda berada di rumah Hye sik?!." Tanya salah satu wartawan.

"Bukankah kau sudah tau jika Hye sik adalah saudara kembar Hye suk yang selama ini membuat teror dan membuat kehidupan kau tidak nyaman?." Pertanyaan lain menyaut dari wartawan lain.

"Sebenarnya saya disini juga ingin mengkonfirmasi bahwa selama ini bukan Hye suk yang menerorku. Itu hanya kesalah pahaman." Jelas Jimin dia bisa mendengar seseorang membuka pintu yang berada di belakang panggung. Dia bisa melihat manager Sejin yang menatapnya cukup tajam.

"Hye suk tidak pernah melakukan teror itu. Malahan dia adalah korban disini." Jelas Jimin yang mengabaikan tatapan tajam dari manager Sejin. Dia tidak peduli-untuk sekarang ini.

"Ini memang terdengar cukup sulit. Tapi, saya akan mencari pelaku utamanya bagaimana pun caranya." Jelas Jimin bertekad.

"Dan untuk alasan kenapa aku ada di dalam apartemen Hye sik pada malam itu." Jimin melirik manager Sejin yang masih setia berdiri di depan pintu dengan kemarahannya.

Sasaeng Teror (ongoing Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang