BAB - I

13 0 0
                                    


"Bangs*t!!!"


Bruk...


Pertahanan Dean ambruk seketika, saat Gray memukul keras pipi kanannya. Lalu Gray menarik kerah baju Dean, "Lu sahabat terbrengsek yang pernah ada di bumi!!!"


Lagi, Gray menghantam keras wajah Dean. "Gray, lu kenapa? Salah apa gue ke elu?" tanya Dean sambil berusaha menghentikan Gray.


"Anj*ng!!! Lu masih nanya salah apa???!!!" Hantaman berikutnya beralih ke arah mata Dean, namun Dean berhasil mengelak.


"Kenapa lu tidurin si Lynn? Hah? Lu tau kan dia pacar gue???!! Lu tau kan dia calon istri masa depan gue???!!!" ucap Gray dengan nada setinggi-tingginya. Dengan terluka ia menyebutkan alasan mengapa ia menghajar Dean. Akhirnya Dean hanya menerima pukulan demi pukulan dari Gray. Ia memang bersalah.


Flashback ...


"Aku stress banget sekarang De... Aku malu. Gray itu anak kebanggaan orangtuanya... IPK selalu mendekati empat, sedangkan aku? Cuma cewek bodoh, yang berusaha sekeras mungkin buat ngejar dia... Aku tau, Gray bakalan bela aku sebisanya di depan orangtuanya. Tapi, aku beneran malu. Orangtua mana sih yang mau anak kebanggaannya berhubungan sama cewek dengan latar belakang seperti aku gini?" Lynn menangis. Tanpa ba-bi-bu Dean langsung memeluk Lynn.


"Udah lu jangan sedih lagi. Gue yakin kok Gray pasti bisa ngeyakinin orangtuanya... Gray, cinta banget sama elu..." Dean mengusap air mata Lynn dan kembali memeluk Lynn.


Mereka menyambung malam itu bersama. Seolah bersenang-senang di klub malam - menari, meminum alcohol bersama. Mengakhiri malam di sebuah hotel - ketika benar atau tidak - Dean dan Lynn tidak sadar.


Dean menyadari sesuatu ketika ia bangun pagi. Ia berada di sebuah kamar - yang tampak asing bagi nya. Menoleh ke sebelah kanan - ia melihat wajah Lynn - terlelap. Ia pikir ia masih di alam mimpi.


"Lynn... Lynn..." Dean memukul pelan pundak Lynn, membangunkan. Perlahan Lynn membuka matanya - mengumpulkan kesadarannya.


"Jangan bilang kita ML semalam De?" tanya Lynn blak-blak an.


"Sh*t!!! Fu*k!!! Mati gue!!!" Segala umpatan keluar dari mulutnya.


"Aku harus bilang apa ke Gray? Aku harus gimana?" Air mata Lynn menetes begitu saja. Menyesal? Tentu saja. Ia bahkan tak pernah membiarkan Gray- kekasihnya, mencium bibirnya, bagaimana mungkin ia membiarkan sahabat karib kekasihnya tidur bersamanya?


"Maafin gue Lynn... Gue ngga sadar..." Dean menyisir rambutnya dengan frustasi. Resiko besar menantinya. Ia berkhianat kepada sahabat karibnya.


"...." Lynn hening.


"Gini deh Lynn... Kita ngga usah bilang apa-apa ke Gray. Anggap ngga terjadi apa-apa di antara kita." Pinta Dean.


"Kita berkhianat tanpa sadar Dean..." Lynn bangkit, dan berbenah. Ia mengalami kesulitan berjalan. Secara biologis, ia tahu hal itu karna apa.


"Aku balik sendiri aja." Ketika Lynn membuka pintu - seolah Dean ingin mengejar dan mengantarnya. Dean hanya menatap kepergian Lynn. Ia masih menangis.


Flashback End...

A LOVE TO HIDEWhere stories live. Discover now