Mutiara dan Berlian.
---
Tiara memegang rok bagian belakangnya. Dan ternyata benar sedikit basah, Tiara mengintip rok abu-abunya tersebut.
Merah.
"Lo lagi halangan?" tanya Berlian dengan santai, tapi yang ditanya malah ingin menangis.
"Gue lupa kalo sekarang tanggalnya" cicit Tiara.
Berlian mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu melepas jaket bombernya dan menyodorkan kepada Tiara.
"Nih, tutupin biar gak keliatan" ucap Berlian. Tiara mengambil jaket tersebut.
"Tapi lo juga kan kedinginan"
"Gue kedinginan gak malu-maluin, lo lagi halangan keliatan orang jadi malu-maluin" jelas Berlian.
"Makasi"
Hampir dua puluh menit mereka berteduh ditoko tersebut. Selama itu juga mereka saling diam.
"Yuk!Hujannya udah agak reda" kata Berlian.
Tiara mengangguk kaku tapi sambil mengikuti Berlian dari belakang. Berlian sudah menyalakan mesin motor tersebut, Tiara menaiki motor matic itu dengan sedikit hati-hati.
"Udah?"
"U-udah"
"Turun"
Tiara memukul pundak Berlian kesal. Sudah tau sekarang Tiara sedang malu tingkat akut tapi malah diajak bercanda.
Berlian tertawa, kemudian dia memakai helmnya. Selama diperjalanan Berlian mengombali Tiara, menjahili anak sekolah SMP yang sedang berjalan dipinggir jalan, tidak lupa meledeki Tiara gara-gara tembus.
"Rumah lo yang mana?" tanya Berlian.
"Yang pagernya warna biru" jawab Tiara, Berlian mengangguk lalu menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.
Tiara turun dari motor berwarna hitam tersebut sambil menutupi rok belakangnya. Walaupun sudah ditutupi dengan jaket bomber milik Berlian, tapi Tiara masih saja malu ketika mengingat wajah datar Berlian yang memberitahu bahwa dia tembus.
"Makasih" ucap Tiara sambil tersenyum canggung. Berlian tersenyum tipis sambil mengangguk.
"Mau mampir?" tawar Tiara sambil meremas jari-jari tangannya sendiri.
"Gak usah, makasih"
"Oh, oke"
"Gue langsung balik deh, udah mau hujan juga" ucap Berlian kemudian memakai helmnya kembali.
Tiara mengangguk. Motor hitam tersebut sudah pergi jauh meninggalkan Tiara yang masih berdiri sambil tersenyum.
"Makasih Berlian"
💠💠💠
"Tiara, itu jaket siapa?" tanya Vera-mama Tiara.
"Ini, jaket temen" jawab Tiara sambil menyengir.
"Marsha?eh tapi kayanya gak mungkin deh punya Marsha, jaketnya kaya punya cowo" ucap Vera sambil berpikir.
"Ini emang bukan punya Marsha, tapi ini punya Berlian" jelas Tiara dengan bersorak senang.
"Oh, Berlian cowo jahil yang kamu suka itu. Kok bisa jaketnya ada dikamu?"
"Ceritanya panjang mah, aku mau mandi dulu. Nanti abis mandi aku bakal cerita semuanya sama mama"
Vera menganggukkan kepalanya, membiarkan Tiara memasuki kamarnya.
Tiara melepaskan ikatan jaket bomber bewarna merah tersebut. Dan menaruhnya diatas kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara dan Berlian
Teen FictionMutiara dan Berlian. Mutiara Widiya Silampari perempuan cantik yang menyukai Rio Berlian Winata atau yang biasa dipanggil Berlian. Berlian sangat jahil kepada siapa pun, karena menurutnya membuat orang nangis karna kejahilannya itu sangat seru. Nam...