.
.
.
Satu..Dua..
Tiga..
Empat..
Lima..
Semua anak sudah mulai berlari meninggalkan posisinya masing-masing. Berpencar untuk mencari tempat persembunyian.
Enam...
Anak-anak yang sudah dapat tempat bersembunyi mulai menahan suara mereka. Bahkan untuk bernafas saja mereka menjadi hati-hati sekali.
Tujuh...
Lain halnya dengan anak-anak yang belum menemukan tempat persembunyian. Wajah mereka terlihat panik. Karena mereka tidak ingin di tangkap oleh penjaga yang sedang berhitung.
Delapan....
Suasana mulai hening. Karena anak-anak yang belum mendapatkan tempat tadi satu persatu sudah menemukan tempat untuk menyembunyikan diri selama permainan.
Walau satu atau dua anak masih berwajah panik karena sangat takut tempat yang mereka pilih mudah untuk ditebak.
Sembilan...
Kali ini suasana benar-benar hening. Hanya ada suara penjaga yang sedang berhitung dan ketukan kakinya yang dari awal tak ingin berhenti diketukkan ke lantai.
Sepuluh...
Ada jeda sejenak. Membuat anak-anak yang bersembunyi menahan nafas mereka. Taku-takut jikalau suara nafas mereka bisa terdengar oleh si penjaga.
Siap atau tidak, aku akan datang.
Satu kalimat aba-aba yang membuat suasana semakin hening dan dingin. Serta satu kalimat yang menandakan permainan telah dimulai.
Si penjaga berbalik, membelakangi tembok yang digunakannya sebagai tumpuan untuk berhitung tadi.
Menampilkan sebuah senyum sumringah yang menawan. Membuat kedua matanya menyipit dan memperlihatkan sebuah eye smile yang menyembunyikan ruang kosong yang seharusnya menjadi tempat sepasang bola mata di sana.
.
.
.End.
YOU ARE READING
Raimi's Horror
Horror[ ongoing ] - [ Raimi's Universe ] one... two... three... ready or not, i'm behind you~ . . . Raimi's Staff [05 November 2018]