DIA?

103 12 2
                                    


::::::::::

"Hah?!" teriak Reina saat dia sedang melihat-lihat siswa yang keluar masuk kantin, matanya tidak sengaja menatap seseorang yang sedang berjalan ke arah meja yang berada di dekat tempat duduknya.

Semua orang menatap Reina dengan tatapan bertanya, termasuk orang yang membuat Reina berteriak. Tiba-tiba seseorang itu berbalik arah dan keluar dari kantin, entah apa yang membuatnya pergi semua orang tidak tau bahkan teman temannya pun tidak tahu, yang tahu hanya mereka berdua Lareina Fidelia Faranissa dan Malfendra Arniello.

Reina berlari keluar kantin menyusul Fendra yang entah sekarang berada dimana. Reina melihat ke sekelilingnya dan menemukan Fendra berjalan menuju perpustakaan, sebenarnya dia tipikal cowok yang nggak suka baca buku tapi entahlah mungkin untuk menghindari Reina dia rela melakukan apa yang tidak dia sukai.

"Arniel!!" panggil Reina, tetapi yang dipanggil tidak memberikan reaksi apapun.

"Arniel tunggu aku!" Reina terus berlari untuk mengikuti langkah panjang Fendra tanpa mempedulikan beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka berdua bahkan ada yang membicarakan Reina secara terang-terangan, seperti ini misalnya.

"Gatel ya baru juga masuk udah aku kamuan"

"Nggak malu apa ngejar-ngejar"

"Nggak punya malu kalik"

"Murid baru berani-beraninya deketin Fendra"

Tapi Reina tidak mempedulikannya meskipun dia mendengarnya, yang dia pedulikan sekarang adalah Fendra.

"Ini kamu kan? Ini beneran kamu kan Arniel? Kamu kok bisa ada di sini? Kamu-" Tanya Reina setelah dia berhasil menyamakan langkahnya dengan Fendra.

"Stop panggil gue Arniel! Gue Fendra bukan Arniel!" Potong Fendra dengan nada membentak.

"Maafin aku, aku emang salah tapi satu yang harus kamu tau, ak-" Lagi-lagi Fendra memotong ucapan Reina.

"Maafin ngga semudah itu" Setelah mengucapkan itu Fendra meninggalkan Reina sendiri.

"Gue emang salah, dan gue nyesel Niel Lo harus tahu itu, plis maafin gue" bantin Reina sambil menahan tangis.

"Reina Lo ngapain disitu?" Tanya Keisya menghampiri Reina yang terduduk dilantai.

"Gue nggapapa kok, tadi cuma jatuh aja" Jawab Reina berbohong dan segera berdiri.

"Terus lo ngapain tadi lari larian?" Tanya Keisya yang mulai penasaran.

"Nggak papa kok gue tadi cuma lihat orang yang kayaknya gue kenal, jadi gue kejar buat mastiin aja ehh ternyata bukan" Jawab Reina setengah berbohong.

"Yaudah yuk balik ke kantin, Landra udah nungguin kita" Ajak Keisya dan dibalas anggukan oleh Reina.

Sepanjang perjalanan Reina hanya diam begitupun juga Keisya dia lebih banyak diam karena Keisya merasa ada sesuatu antara Reina dan Fendra, tadi dia sempat melihat Fendra membentak Reina tetapi dia tidak tahu apa alasan Fendra membentak Reina padahal yang dia tahu Fendra selalu berkata lembut kepada semua orang meskipun dia jarang mengobrol dengan Fendra. Sedangkan Reina memikirkan apa yang akan dia lakukan nanti saat bertemu Fendra lagi, apa yang akan dia lakukan agar Fendra memaafkannya? Awalnya Reina sempat kaget saat Fendra membentaknya pasalnya Fendra tak pernah berkata seperti itu padanya, mungkin ini semua karena kejadian itu yang membuat Fendra berubah.

"Gue harus berjuang sampai Arniel maafin gue, gue nggak boleh nyerah hanya karna Arniel membentak gue, mungkin setelah ini akan lebih buruk lagi, tapi gue nggak boleh nyerah, gue bukan cewek lemah. Lo tunggu aja Arinel gue nggak bakal nyerah meskipun Lo ngebentak gue berkali-kali". Batin Reina yang sedari tadi tidak berhenti memikirkan Arniel.

Ditengah lamunanya tiba-tiba Reina merasakan sakit di kakinya.

"Aduh!" Pekik Reina.

"Lo kenapa?" Tanya Landra.

"Kaki gue kesandung, sejak kapan sih ada meja di sini? Ngehalangin gue mau lewat aja!" Omel Reina.

"Heh meja ini di sini dari dulu kali. Lagian Lo mau lewat kemana sih kita udah nyampe" Balas Keisya.

"Ya.. itu.. gue..." Kata Reina gelagapan.

"Lo ngelamun ya? Ngelamunin apa  sih?" Tanya Keisya yang penyakit keponya mulai kambuh.

"Udah-udah nanti aja ceritanya, gue udah laper banget nih" Jawab Reina mengalihkan pembicaraan.

Setelah mereka makan tidak lama kemudian bel tanda masuk berbunyi, membuat Reina dan teman-temannya  bangkit dari duduknya dan segera masuk ke kelas masing-masing.

***

Dilain tempat seorang cowok tampan sedang duduk~di kursi yang sudah usang~di roftop, entah apa yang dia pikirkan tapi sepertinya dia sedang melamun.

"Fendra Lo ngapain ada di sini? Nggak ke kelas?" Tanya Vicky yang notabene nya adalah salah satu teman Fendra.

"Ada masalah?" Tanya Leo.

Berbeda dengan teman-temannya seorang Fendra sangat jarang membolos, pasti ada suatu alasan mengapa dia membolos jadi itu sebabnya Leo menanyankan itu.

"Pertama gue mau bolos, kedua nggak ada masalah apa-apa" Jawab Fendra asal.

"Tumben Lo mau bolos, pasti ada masalah kan Lo?" Jawab Ansell yang tidak percaya dengan jawaban Fendra.

"Udah deh diem aja bisa nggak sih? banyak tanya Lo." Kata Fendra sambil membenarkan duduknya.

"Ehh tadi ada murid baru di kelas gue, cantik lagi" Kata Thomas sambil senyum-senyum sendiri.

"Siapa?" Tanya Ansell.

"Yang nanya" Jawab Thomas.

"Gue tanya beneran ini" kata Ansell yang mulai kesal.

"Namanya Lareina siapa gitu, lupa gue habisnya namanya panjang bener" Kata Thomas sambil mengingat nama Murid baru itu.

Sepertinya tidak ada yang menyadari raut wajah Fendra yang tiba-tiba berubah saat nama Reina di sebut.

Fendra bangkit dari duduknya karena dia ke sini untuk mencari keheningan, dia ingin menenangkan diri dan menjauhi orang yang bernama Reina, tetapi malah teman-teman nya tidak bisa diam dan membahas soal Reina.

"Mau kemana Lo?" Tanya Leo.

"Katanya mau bolos" Kata Vicky.

Fendra hanya diam tidak menjawab pertanyaan dari teman-temannya, sudah  tahu kalau Fendra butuh ketenangan, malah pada banyak tanya. Tidak tahu saja kalau Reina itu....

::::::::::

GIMANA PART INI? SERU NGGAK? ATAU NGEBOSENIN?
ADA YANG NUNGGU PART SELANJUTNYA NGGAK SIH?

BANYAK TANYA LU THOR😂
UDAH YA SAMPAI DI SINI DULU BILA ADA SALAH MOHON MAAF:)

JANGAN LUPA VOMENT

BYE BYE...

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang