5) pendekatan

14 9 0
                                    


Vote dulu dong! Kalo ada typo tolong di benerin yah ^_^

Akhir-akhir ini, ana sering murung dan melamun. Kepergian marco membuat efek besar baginya. Rasanya baru saja kemarin mereka bergandengan tangan, sekarang udah beda sekolah aja.

"Naa, udah deh. Kalian kan bisa saling DM-an, gue ngeliat kalian macem di zaman purba aja. Lagian toh, lo bisa nyuruh dia kapan-kapan kesini kek atau kalian jalan bareng kek atau nonton kek" protes salma yang sedari tadi bosan melihat ana hanya diam saja

"Iya tuh na, lagian kan ada kita. Emang kehadiran kita ngga cukup buat lo?"
Pertanyaan chania yang sukses menohok ana. Gimana juga setiap hari dia selalu bersama marco. Dan, dia hanya bersama kedua sahabatnya ini ketika dia sedang membutuhkan sahabat perempuan untuk menemaninya.

"Naa???" Tanya chania yang melihat ana hanya bungkam
"Eh iya, can?" Tanya ana balik yang langsung disusul desahan kesal dari kedua sahabatnya itu.
"Ngga kok, gue sayang sama kalian. Cuma aja karena gue kehilangan marco, gue ngerasa kalo ada yang gak lengkap aja gitu" tutur ana dengan jujur yang disusul kedua sahabatnya dengan ber-oh ria.

"Yaaah, kalo gitu na. Lo harus ngebiasain hari-hari lo tanpa dia, Na.
Lo harus mengisi waktu kita bareng-bareng. Gue tau kalo lo lagi kesepian, tapi selama ada kita lo gak kesepian kan??? Dan kita jugak bakalan berusaha untuk selalu ada buat lo. Yang penting, kita harus selalu bareng-bareng yaa??" Jelas salma yang di akhiri dengan rengekan.

"Iya-iyaaa, kita harus selalu bareng-bareng" senyum ana yang membuat kedua sahabatnya lega karena akhirnya mereka dapat membuat ana tersenyum lagi. Tapi, ada satu hal yang mengganjal.
"Emm, na??? Kalo emg kita lagi gaada, lo bisa bareng ama temen-temennya marco aja. Lo da tau kan nama-namanya??" Tanya chania antusias
"Iya can, gue udah tau"
"Yaudah kalo gitu, kita balik aja" lega salma

***

"Emm hai" sapa ana yang ingin berkenalan untuk yang kedua kalinya.
Dia masih ingat yang dikatakan marco bahwa ketika marco udah pergi, ana bisa mulai berteman aja sama mereka.
Loh?? Kok ke marco sih?? Udah ah fokus ke perkenalannya aja.Pikir ana lalu memukul kepalanya sendiri.

"Lo kenapa?" Tanya jonathan yang bingung melihat ana yang memukul kepalanya sendiri. Ana pun menepis pertanyaannya.9
"Ngga jon, gue gapapa. Emm hai jon, james, dan . . .???" Gantung ana karena lupa nama nya.
"Carlos" lanjut carlos.
"Eeh iya carlos. Emm kalian ngga mau ke kantin???"
"Nih lagi mau, tapi tadi karena lo nyamperin kita, mintak kenalan, padahal kemarin udah kenalan. Maka, kita tunda sebentar dan meluangkan waktu kita untuk lo" terang jonathan
"Ehh iya ya??? Oh iyaa sorry ya, emm kalian langsung aja ke kantin" ujar ana sambil salah tingkah dan ini sukses membuat jonathan tertawa.
"Udah yuk, lo mau bareng ama kita?"
Tanya jonathan yang disambut anggukan semangat ana.
Dan sejak itu hubungan mereka menjadi dekat, dan mereka seperti kata pepatah yang bilang 'dimana ada gula, pasti ada semut' dan ini lah yang terjadi pada mereka. Dulunya marco yang selalu di samping ana dan sekarang merekalah yang sudah disamping nya. Posisi marco sudah di gantikan atau tepatnya tergeser oleh mereka. 'Ini kan yang lo mau, co?'

Bersambung . . .

Pain, Hurt, and LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang