Dua pasukan

511 113 26
                                    

• Happy Reading! •

Bel pulang sekolah telah berbunyi tiga puluh menit yang lalu, namun Leo dan teman-temannya masih berada di sekolah untuk menunggu Barex yang sedang latihan basket dengan team sekolah mereka. Mereka berencana untuk pergi ke markas setelah pulang sekolah.

"Laper cuy. " Ungkap Rendy sambil memegang perutnya yang sedikit perih karena menahan lapar.

"Makan, beli makan di indomaret samping. " Jawab Leo kemudian memberikan uang seratus ribuan kepada Rendy.

"Jadi lo ngode minta di kasih uang ren? " Tanya Jopan yang mendapatkan tendangan kecil di kakinya.

"Sembarangan lo, liat nih duit gue di dompet!" Sombong Rendy kemudian memperhatikan dompetnya yang rata-rata uang seratusan dan lima puluh ribuan.

"Yaudah lo pergi sana, sekalian gue nitip beliin minuman cipok yak." Ujar Jopan membuat Rendy tertawa.

"Cipok apaan, sini palak lo gue cipok." Ucap Rendy membuat Jopan duduk menjauh.

"Geli anjing! " Umpat Jopan saat Rendy mulai menjauh sambil tertawa puas.

Leo hanya diam sambil memperhatikan Barex yang sedang bermain basket, saat mengalihkan pandangan ke arah lain dia melihat gadis dengan rambut panjang terurai yang duduk di kursi penonton di pojok. Terlihat dari seragamnya kalau gadis itu bukan dari sekolah yang sama dengan mereka.

Ayes padmatika gadis yang diketahui sedang mengejar cinta dari ketua basket yang tidak lain adalah Barex, bukan mudah untuk menaklukkan hati Barex. Cowok humoris yang tidak mau tau dengan urusan percintaan.

"Ayes gak pernah absen ya nungguin Barex main, padahal udah sering di tolak. " Ucap Jopan saat tau Leo sedang menatap gadis itu.

" Gue heran kenapa modelan Barex di sukain sama dia. " Ucap ipan yang masih fokus pada bukunya.

" Kita gak pernah tau mau jatuh cinta sama siapa pan, bisa aja besok gue cinta sama lo. " Ucap Jopan yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Ipan.

" Jangan gitu jop, omongan adalah doa. " Canda Leo membuat ipan menggelengkan kepada.

"Bos dan anak buah gak ada yang bener. " Ucap Ipan dalam hati, mungkin dia lupa kalau dia juga anak buah Leo.

"Ngantuk banget gue, Barex lama bener mainnya. " Ucap Jopan kemudian merebahkan tubuhnya di kursi penonton.

Barex berjalan menuju arah temannya duduk, melihat sekilas ke arah pojok dan menemukan gadis yang sedang melambaikan tangan kepadanya. Namun siapa peduli? Barex tetap berjalan ke arah temannya tanpa memperdulikan Ayes yang berlari ke arahnya.

"Ayo balik. " Barex mengambil air yang sudah di siapkan sebelum memulai latihan basket.

" Cewek lo tuh nyamperin. " Ucap Leo sambil menunjuk Ayes dengan dagunya.

" Dia bukan cewek gue. " Sanggah Barex setengah kesal karena ayes sudah sampai di depannya dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

Ayes menyerahkan sebotol air ke arah Barex namun dengan jelas Barex menolak air tersebut, apalagi jika di perhatian lebih jelas bahwa segel botol air yang di pegang sudah terbuka.

Barex berdecih pelan " Mau lo apa? Berapa kali gue bilang sama lo gak perlu bawain gue air apalagi lo temenin gue main basket. Lo kira lo siapa? " Ujar barex dengan sakras.

"Apa harus ada alasan di setiap tindakan yang aku lakukan bar? " Tanya Ayes menatap Barex sedih.

Barex muak, sungguh muak karena gadis ini tidak ada hentinya untuk mengganggu hari-harinya. Bukan sehari dua hari gadis ini muncul dengan segala tingkahnya yang membuat Barex amat sangat kesal.

LEODANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang