[author POV]
Di suatu kota hiduplah seorang gadis yang amat sangat cantik. Dia memiliki kulit yang putih dan rambut hitam kecoklatan yang sangat indah, mata hijaunya dan bibir merahnya menambah kecantikan gadis itu. Gadis itu bernama bernama Stella Raline.
Hari itu merupakan hari teburuk dalam hidupnya dimana pada setiap ulang tahun yang seharusnya ia rasakan begitu indah dan berkesan namun dia harus menelan pil pahit. Pada ulang tahun Stella yang ke 17 orang tua stella mengalami kecelakaan yang sangat parah sehingga kedua orang tuanya meninggal dunia akan tetapi Stella selamat dari kecelakaan tersebut. Stella amat sangat sedih kerena dia tidak punya siapa-siapa lagi. Yang Stella lakukan hanyalah menangis di dalam rumahnya berhari-hari. Hatinya hancur seperti tiada harapan lagi dalam dirinya, dia harus kehilangan orang yang paling dia sayangi dalam hidupnya. Stella hanya bisa duduk menahan tangis dan air matanya di dalam rumahnya.
Suatu ketika...
Suara bell berbunyi menghilangkaan suara rintihan dari stella
Tampak di depan pintu rumah seseorang dengan pakaian serba hitam datang mendekat, usia orang tersebut seuisa dengan ayahnya.
"apakah anda yang bernama Stella Raline?", kata lelaki itu.
[Stella POV]
Hari itu adalah hari ulang tahun terburuk yang pernah terjadi selama hidupku. Aku hanya meratapi apa yang terjadi dalam hidupku. Hidup ini akan sangat berat dan menyakitkan apabila aku sendirian tanpa ada orang yang menyayangi terlebih lagi tanpa kedua orang tua tanpa kusadari air mata ini tak henti-henti keluar dari mataku. Aku tak tau apa yang akan terjadi selanjutnya pada hidupku. Pikiranku bercabang entah kemana-mana sampai aku mendengar suara langkah kaki yang keras.
Dia datang dari pintu depan rumahku, dan mengatakan "apakah anda yang bernama Stella Raline?".
Aku hanya membalasnya dengan menganggukan kepalaku. Dia menggunakan pakaian serba hitam.
"Perkenalkan nama saya Jonathan, saya boss dari tempat ayahmu bekerja", aku menjawab "Iya pak, ada yang bisa saya bantu?", lelaki itu tersenyum dan berkata "tentu nona cantik, ayahmu banyak sekali memiliki hutang pada perusahaan ku jadi saya mau seluruh rumah ini saya ambil dan kau silakan tinggalkan rumah ini".
"t-t-t-ta-ta-tapi s-sa-sa-saya tinggal di-dimana?"
Dia hanya menatapku dengan senyum licik "kau boleh tinggal disini dengan satu syarat"
"apa itu tuan?" tanyaku
Kali ini dia mulai menyentuh tanganku dan berkata "menikahlah denganku akan ku berikan apapun yang kau mau"
Aku langsung menarik tanganku "tidak, aku tidak mau" aku menolak dengan lembut
"aku tanya sekali lagi apakah kau mau menjadi istriku?" dengan nada yang sedikit naik
Aku membalasnya dengan menggelengkan kepalaku
"apakah kau punya mulut?" dia mulai berteriak kepadaku
"tidak tuan, maaf saya tidak mau" aku membalas dengan ragu
"Apa?! Aku belum pernah mendapatkan penolakan dari siapapun sebelumnya! Berapa hargamu hah?"
Aku mulai memananginya dengan tatapan sinis, dia memegang daguku sambil terus berkata berapakah hargaku, berapa tarifku semalam, seberapa banyak pelangganku, dan aku mulai tidak tahan lagi dengan sikapnya. Awalnya aku sangat respect karena dia adalah boss dari ayahku yang sudah meninggal, tapi tidak setelah melihat kelakuannya. Akupun berteriak karena dia terus mengatakan hal-hal kotor kepadaku
"Diam! Apakah kau sadar kau sedang ada dimana? Tidakkah anda memiliki hati dan perasaan? Tidak bisakah anda menjaga ucapan anda, tolong mengertilah"
Dia menatapku dengan sinis dan berkata," Dasar perempuan tidak tahu malu! Jalang! Beraninya kau berteriak didepanku, kau tidak tau siapa saya? Keluar kau dari tempat ini"
"Tapi inikan rumahku, rumah kedua orang tuaku..." tiba-tiba dia memberikan tanda kepada 3 orang berbadan besar dan 3 orang itu datang dan menyeretku keluar rumah dan melemparkan tas yang berisi pakaianku yang sudah mereka siapkan dari tadi. Aku hanya berlutut dan memohon kepadanya "Tolonglah saya tuan, saya akan melunasi hutang-hutang kedua orang tua saya, saya janji, jangan ambil rumah ini tuan, saya mohon..." dia tidak memperdulikanku dan menendangku.
"Kalian kunci rumah ini agar gadis ini tidak dapat masuk lagi kesini" perintahnya
"siap tuan" jawab mereka
Aku langsung berlari kea rah pintu tapi salah seorang dari mereka memegangku dengan erat dan aku hanya bias meronta-ronta. Tapi semua itu terlambat.
"aman?" kata jonathan
"Aman boss" jawab dua penjaga itu, dan penjaga yang memeluku langsung menjatuhkanku begitu saja.
Aku masih terus memohon kepada jonathan untuk tidak mengambil rumahku ini tapi hasilnya nihil.
Dia berjalan menjauhiku.
Dia tidak memperdulikanku dan mengunci rumah itu dan menutup gerbang rumah itu.
Setelah itu tanpa rasa bersalah dia masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkanku begitu saja. Aku mengambi tas itu dan melangakah pergi jauh dan berharap seseorang menolongku. Aku tidak tahu mau kemana aku hanya berjalan menelusuri jalanan dengan memeluk tas yang ku bawa. Air mataku tidak bisa berhenti untuk keluar. Aku berdoa terus kepada Tuhan untuk menguatkanku atas penderitaan ini. Aku terus berjalan tanpa henti dibawah terik matahari yang sangat panas dan ditambah lagi perutku terus berbunyi karena aku belum memakan apapun seharian ini keringatku terus bercucuran. Pandanganku mulai kabur dan semua terlihat begitu gelap tubuhku mulai terasa lemas dan aku tidak ingat apapun.
Quotes:
Hidup ini akan sangat berat dan menyakitkan apabila aku sendirian tanpa ada orang yang menyayangi terlebih lagi tanpa kedua orang tua. -Stella Raline
YOU ARE READING
HEALER AND ALPHA
Teen FictionHalo, teman-teman pembaca . Yap, this is my first story on Wattpad actually I haven't had any experience about writing something before. So, this is my first time. I hope you'll like and enjoy this story and give positive responds toward my writing...