Kenang

122 2 1
                                    

Kotak itu mengingatkanku akan sebuah kenangan, kenangan yang mungkin tidak akan pernah kembali lagi. Kenangan yang tentu saja hanya menggali luka hati terdahulu , luka yang menurutku sampai saat ini pun masih terasa dan belum mengering. Aku tahu , aku seorang pengulur , pengecut dan penakut yang tidak pernah berani mengeluarkan kata-kata yang sudah lama dinanti oleh dirinya. Kata-kata yang menunjukkan kepastian isi hatiku , kepastian sebuah hubungan yang akan membuat aku dan dirinya menjadi kita.

"ali, kamu kenapa sih aku perhatiin akhir-akhir ini sering banget ngelamun ?"


perkataan tersebut terlontar dari bibir manis wanita yang kini sedang berada disebelahku, wanita yang membuat hari-hari ku tidak lagi sendu. Dia Aurora, lawan mainku di film terbaru yang sedang digarap oleh Home Production. Aurora adalah gadis manis, gadis periang, gadis manja yang selalu membuatku teringat akan dia.

"ih , ali kenapa sih ? aku dicuekin lagi ! tau ah bete sama ali" sambil menghentakan kakinya, aurora pun pergi meninggalkanku.

"hey hey aurora ! mau kemana ?" ucapku sambil berdiri dan menatap punggung aurora yang semakin menjauh.

"li, gue tau kok akhir-akhir ini pasti lu kepikiran lagi deh sama dia. Dasar cowok baper lu !" ucap Rasya sambil menepuk bahuku.

"apa sih lu bro, sok tau amat. Gue emang lagi ga mood aja akhir-akhir ini, badan kerasa cape banget" ucapku berdalih.

"bro, gue tau kok lu lagi boong. Udahlah bro, kisah lu sama dia udah berlalu hampir 3 tahun. Buat apa lu terus-terusan mikirin dia sih? lu kaga liat dia udah bahagia sama pasangannya yang sekarang?" ucap rasya menasihatiku

tanpa berkata-kata, aku pergi meninggalkan rasya yang berdiri tepat disebelahku. Entah apa yang membuatku terus merasa seperti ini. Rasa bersalah yang setiap hari menghantuiku , rasa yang membuat aku tidak pernah berhenti untuk memikirkan dirinya. Tuhan, terlalu banyak masa-masa indah yang aku ciptakan bersama dia. Terlalu banyak kebahagiaan yang membuat aku tidak bisa hidup tanpa dia disisiku.

Kini aku berjalan menyusuri lokasi shooting, berharap menemukan Aurora dan meminta maaf kepadanya karena aku telah membuatnya kesal hari ini. Aurora gadis 16 tahun yang masih sangat kekanak-kanakan menurutku, jadi wajar kalau dia bertingkah laku seperti ini kepadaku. Aku dan Aurora sudah menjalin kedekatan selama 6 bulan semenjak aku dan dia terlibat di satu lokasi shooting setiap harinya. Kebetulan di film yang sedang aku perani bersama Aurora, aku dan Aurora menjadi sepasang kekasih. Maka dari itulah, kami sering terlihat bersama karena aku ingin membangun chemistry dengan Aurora.

Tujuan awalku mendekati Aurora sebenarnya hanya untuk tuntutan film saja, tapi setelah 6 bulan menjalin kedekatan. Aku melihat Aurora adalah gadis yang lucu dan juga pintar membuatku nyaman berada didekatnya.

"aurora, hey maaf ya aku cuekin kamu. aku ga maksud kok buat cuekin kamu kaya tadi" ucapku kepada Aurora yang akhirnya aku temukan sedang duduk di ruang rias bersama asistenku.

"kenapa sih li ? kamu kok jadi sering banget cuekin aku, aku nanya ga suka kamu jawab. Terus sekalinya aku cerita, kamu juga kaya ga pernah nanggepin lagi. Emangnya aku bikin salah ya sama kamu? sampai kamu kaya gini sama aku?" ucap aurora sambil memanyunkan bibir mungilnya

"hahaha gini nih bocah kecil kalau lagi ngambek. Yaudah ali minta maaf ya, ali emang lagi cape aja akhir-akhir ini. makanya ali suka kadang-kadang diem kaya tadi. Maaf ya" ucapku sambil mengusap rambut Aurora dengan lembut.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Max !!! geli tau !! udah ah kamu jail banget sih !! Maxxxx !!" teriakku

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 27, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WaktuWhere stories live. Discover now