18 TAHUN

Chapter#1 Siapa dia?

Hari ini pengumuman kelulusan. Murid-murid sekolah sudah pada deg-degan. "Lulus nggak ya?" semua menginginkan jawaban dari pertanyaaan ini.

"Kalian lulus 100%!" kepala sekolah mengumumkan di depan murid-murid. Seketika suasana tak terkontrol, ada yang nanggis bahagia, ada yang pingsan, ada yang bersujud, ada yang tersenyum lenggah, serasa tidak percaya.

Semua pertemuan pasti ada perpisahan. Selesai dari SMK ada yang pengen kuliah lagi, ada yang mau langsung kerja, maybe ada yang mau menikah dini, entahlah, semua seperti mulai sibuk masing-masing.

"Mel, rencana ke depan bagaimana? Kamu skul apa kerja nih?" tanya Delli.
"G bingung juga, tapi kayaknya sih kerja, kuliah mahal, lagian g masih banyak adik-adik, jadi ga mau bebanin ortu g." jawab Amel.

Delli bertanya: "Mel, akhir lho bebas sekarang, kapan seleksi pemuja-pemuja rahasiamu? U uda 18 tahun, boleh pacaran sekarang!"
"Apa-apaan sih Del, nggak lucu tau, g uda sibuk cari kerja, ga kepikir mau seleksi siapa? Kamu tuh, antriannya yang udah panjang banget, cepat seleksi sono! Jangan lupa buka mata lebar-lebar, jangan nyesal nantinya." kata Amel.

"Hahahaahhahhaaa, aku akan bahagia bersamanya, calon suami dambaan hatiku." Delli menjawab sambil tertawa lepas.
"Kumat lagi ya?" Amel membalas.

"Loh feminim dikit ngapa sih?" kata Delli yang berharap Amel yang tomboi bisa jadi feminim.
Amel berkata : "g dari sono, uda macam begini, mau feminim gimana? Bukan g banget, please deh! Jangan bahas feminim lagi, bosan g dengernya, luh tuh macam emak g di rumah, suruh g belajar feminim dikit, ampun g nyerah, sumpah g ga mau make up dempul, manis manja, lemah lembut, NO!"

"Tunggu waktu lho akan cari g untuk ajarin cara make up!" pinta Delli.
"Ya.....ya.....ya.....! uda selesai ceramahnya Bu? Mari kita ke lapangan basket ntar sore. Ada oppa ganteng disana." Kata Amel.
"G ga ikut main, g cuci mata aja ya say, g ga mau keringatan macam lho, ok?" sambung Delli.
Amel hanya menganggukkan kepala dan tersenyum dan bilang "sampai ketemu nanti!"