Bab 2

21 3 11
                                    

Selama ini gue sudah kebal sama yang namanya ejekan, cacian, hinaan, bahkan makian sekalipun, baik yang secara terang-terangan ataupun yang sembunyi-sembunyi. Tapi kenapa cuma karena 3 kata yang keluar dari mulut Dika bikin gue sampai lepas kendali begini. Seharusnya gue gak peduli seperti biasanya. Tapi gue malah.. Arghh kepala gue rasanya pengen pecah.

Melihat jam di pergelangan kiri gue. Jam 12 siang. Gue berjalan ke parkiran mengambil motor gue kemudian pergi meninggalkan kampus menuju mushola yang jaraknya lumayan jauh dari kampus untuk shalat zuhur.

Kenapa? Heran ya melihat gue shalat? 

Gue shalat baru-baru ini kok. Gue shalat semenjak nenek meninggal. Sebelum nenek meninggal sebenarnya gue juga shalat tapi gue shalat karena nenek yang nyuruh. Berbeda dengan sekarang, gue shalat karena gue pengen doain nenek.

Flashback..

Sore ini gue bersama para tetangga mengantarkan nenek ke tempat istirahat terakhirnya. Diiringi dengan gerimis yang seolah mendukung suasana duka dalam diri gue. Tapi hal itu bukan alasan bagi gue untuk menjatuhkan air mata yang gue tahan sekuat mungkin. Sampai pada jenazah nenek dimasukkan ke dalam liang lahat gue hanya melihat dengan diam tanpa isak tangis sedikit pun. Setelah proses pemakaman selesai. Para tetangga yang ikut mengantarkan nenek perlahan pulang meninggalkan gue yang masih termenung di depan batu nisan yang mengukir nama satu-satunya manusia paling berharga dalam hidup gue. Saat itu gue tidak sadar bahwa masih ada pak ustad yang memimpin doa saat pemakaman berdiri di belakang gue.

'Jika seseorang anak adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara yaitu sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendoakan orangtuanya. Sodaqoh jariyah dan ilmu yang bermanfaat insya allah sudah dilakukan oleh almarhumah semasa hidupnya. Dan yang bisa kita lakukan sebagai anak hanyalah mendoakan. Doakan agar almarhumah ditempatkan di tempat terbaik disisi sang pencipta'

Setelah mengatakan kalimat yang membuat gue tertohok, pak ustad pergi meninggalkan gue yang masih terngiang-ngiang dengan ucapannya.

Doa. Berdoa agar nenek bahagia di alam sana. Berdoa agar nenek tidak merasakan kembali kesedihan dan kepedihan yang dia alami selama dia hidup dunia ini. Sudah cukup nenek merasakan sakit. Gue bertekad bahwa mulai saat ini nenek harus bahagia. Gue janji akan selalu mendoakan nenek di setiap shalat gue.

End Flashback..

Sejak saat itu gue berusaha untuk shalat tepat waktu agar doa gue dalam shalat di kabulkan oleh sang pencipta. Dan saat gue berada di kampus apabila sudah masuk waktu shalat gue akan pergi berjalan menuju mushola atau masjid yang letaknya agak jauh dari kampus gue.

Selama lima semester gue kuliah, hanya satu kali gue shalat di masjid kampus. Pada saat gue semester 3. Saat itu mata kuliah yang harusnya dimulai pukul satu siang harus diundur menjadi pukul 2 siang karena dosen pengajar memiliki kegiatan di luar kampus. Karena ada 4 sks maka perkuliahan baru selesai pada pukul 5 lebih 15 menit. Gue belum shalat asar saat itu. Karena waktu magrib sebentar lagi, gue memutuskan shalat di masjid kampus. Dan ketika gue mulai melangkahkan kaki ke halaman masjid, semua orang yang ada di sekitar masjid menatap gue dengan tatapan seolah olah gue ini pendosa besar yang diharamkan masuk ke dalam masjid. Apa yang salah dari gue? Padahal seorang pembunuh kelas kakap pun tidak dilarang masuk ke dalam masjid untuk menunaikan kewajibannya. Berbagai bisikan serta hinaan terlontar dari anak-anak kampus diantaranya kaya gini

'Lah itu bitch mau ngapain ke masjid'
'Abis di rukiyah kali ya tuh orang tumben banget ke masjid'
'Palingan si ular itu cuma mau cari muka doang biar dapet mangsa'
'Mungkin sasarannya kali ini cowok-cowok soleh kali ya biar kalau berbuat dosanya gak gede gede amat'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja di Langit SyahfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang