Hari ini gue ada mata kuliah pagi. Makanya dari jam 5 pagi gue udah bangun. Karena tinggal sendiri jadi gue yang harus mengerjakan semuanya. Dimulai dari mencuci piring bekas gue makan indomi ampe mabok saking banyaknya gue makan. Selesai cuci piring, gue mengambil sapu kemudian menyapu lantai rumah peninggalan nenek yang gue
tinggalin saat ini. Untung rumah nenek gak begitu luas jadi gak bikin pinggang gue sakit kalau lagi nyapu dan ngepel. Rumah nenek gue cuma terdiri dari ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan sekaligus dapur yang hanya diberi sekat kemudian ada dua kamar tidur dengan kamar mandi dalam.Selesai merapikan bagian dalam rumah, gue bergegas ke belakang rumah untuk menyiram tanaman dan bunga kesayangan gue dan nenek--bunga matahari. Jadi dibagian belakang rumah nenek ada tanah kosong yang kemudian dijadikan taman oleh nenek. Gue masih sangat ingat ketika gue kelas 1 SD gue menangis karena di ejek tidak punya ibu oleh teman kelas gue. Saat itu gue nangis sambil marah-marah kepada nenek menanyakan dimana ibu gue kenapa gue harus tinggal sama nenek bukan sama ibu gue. Dengan sabarnya, nenek menenangkan gue mengajak gue ke toko tanaman membeli bibit bunga matahari kemudian mengajak gue menanam bibit bunga matahari.
"Ini apa nek? Kok dikubur didalem tanah?" tanya gue ketika melihat nenek mengubur bibit yang tadi dibelinya
"Ini namanya bibit bunga sayang. Kalau ditanam didalam tanah terus disirami air yang rajin dan dikasih pupuk bibit bunga ini akan tumbuh menjadi bunga yang cantik kaya Syahfa"
Bibir gue tersenyum lebar mendengar penuturan nenek. Sejak saat itu gue dan nenek selalu menyiram tanaman tiap pagi dan sore tidak lupa memberikan pupuk hingga akhirnya bibit bunga yang gue tanam tumbuh menjadi bunga matahari yang sangat cantik. Membuat gue terkagum-kagum melihatnya.
Mengingat kenangan itu lagi membuat lautan di mata gue hampir tumpah. Gua mengusap kasar mata gue. Enggak. Gue gak boleh nangis. Gue udah janji gak bakal nangis lagi. Berusaha tersenyum gue melihat bunga-bunga matahari di depan gue yang bermekaran cantik ini. Menghubungkan selang yang gue pegang dengan keran air, gue menyirami koleksi bunga matahari gue sambil bernyanyi lagu ciptaan mei-mei yang enggak sengaja gue tonton ketika gue sedang mengerjakan tugas kuliah. Katanya lagu itu bisa membuat bunga matahari gue semakin bermekaran.
Selesai mengerjakan pekerjaan rumah gue segera mandi kemudian bersiap untuk berangkat ke kampus. By the way gue ini mahasiswa semester 5 jurusan manajemen. Gue kuliah di salah satu kampus swasta terbaik Indonesia. Ya walaupun tetap aja yang namanya kampus terbaik pasti ada mahasiswa abadi yang gak lulus-lulus.
Celana jeans hitam yang gue padukan dengan atasan putih sepanjang pinggang dengan lengan panjang menjadi pilihan untuk pakaian gue kuliah hari ini. Gue biarkan rambut panjang kecoklatan gue tergerai. Tak lupa sneakers putih untuk menyempurnakan tampilan gue hari ini.
Mengambil tugas yang sudah gue kerjakan semalem diatas meja, gue segera berangkat ke kampus naik motor matic yang gue beli hasil dari tabungan uang pensiun nenek dan uang hasil gue bekerja part time selama ini.
****
Sesampainya di kampus gue langsung memarkirkan motor kemudian berjalan menghampiri tempat tongkrongan teman kelompok gue--yang memang laki-laki semua di bawah pohon depan fakultas ekonomi atau biasa orang sebut DPR (Dibawah pohon rindang).
Di DPR sudah ada Angga, Beni, Riyan, dan Dika.
"Nih pegang tugasnya udah gue kerjain semalem" ucap gue sambil menyerahkan tugas yang sudah gue print kepada Angga
"Woahh.. Emang paling debest dah lu" ucap Angga
"Iya emang ga. Udah cakep, rajin lagi idaman banget dah lu. Udahlah jadi cewek gue aja fa" Beni menimpali
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja di Langit Syahfa
ChickLitGue benci semua orang yang ada di dunia. Mereka semua palsu. Mereka mau melakukan sesuatu asal bisa memberikan keuntungan buat mereka. Gak pernah ada sedikit pun rasa tulus--Syahfa. Ditinggal ibu dan ayahnya sejak bayi membuat Syahfa membenci semua...