1

12 0 0
                                    


"Gin, kamu ga kuliah? Ini udah jam 8." Teriak mama dari lantai bawah

"Kuliah ma, tapi nanti jam 11 ada mata kuliahnya. Jadi aku siangan ke kampusnya." Sambil menuruni tangga.

Lalu aku hampiri mama yang sedang asik di dapur. Diam-diam aku peluk mama dari belakang.

"Ya ampun Gina, kamu ngagetin mama aja. Untung mama ga lagi pegang pisau, coba kalo mama lagi pegang pisau kan bahaya." sambil berbalik badan dan memukul tanganku dengan pelan.

"Maaf mama." Lalu aku cium pipi mama,

"Ya udah, sarapan dulu sana gin."

"Oke mamaku sayang. Masak apa hari ini?" ucapku sambil berjalan menuju meja makan,

"Mama masak opor kesukaan kamu."

"Mama love you, kalo kaya gini bisa makan tambah tiga kali dong. Jadi gagal diet dong." Sambil mengambil piring.

"Ga usah diet-dietan gin, orang badan kamu kurus gitu." Sambil masih asik memasak.

Aku tak menggubris kata-kata mama, emang toh kenyataanya memang aku kurus. Saat aku fokus makan, tiba-tiba handphoneku berdering, tertulis nama risa disana. Tak lama aku terima panggilan dari Risa.

Tanpa basa basi aku langsung bertanya "Ada apa sih lo ris, tumben nelpon gue?"

"Astaga. Lo belum cek grup kelas ya gin? Pantesan aja lo ga bales" jawab risa disebrang sana.

"Emang ada apa sih? Gue lagi makan nih ris. Ga sempet update info di grup." Jawabku dengan nada datar.

"Yaelah." desah Risa disebrang sana. "Jam SIA kita dipindahin ke jam 9 gin."

"Astaga, beneran nih?" jawabku dengan nada syok.

"Yaelah, beneran. Itu informasinya dari Cika dia dapet chat dari bagian Akademik."

Lalu aku edarkan pengelihatanku mencari jam dinding.

"Astaga, ini udah jam 8.20. Udah dulu ya ris gue belum siap-siap nih. Makasih infonya, bye." Lalu Memutuskan telpon sepihak.

"Mama aku makanya udah, tapi belum habis. Aku ada matakuliah jam 9, baru dapet infonya barusan dari risa." Teriaku

"Ya udah, simpen aja di meja makan. Terus cepet siap-siap ini udah jam set sembilan gin." Teriak mama

"Okay mamaku." Sambil berlari ke kamarku.

Aku lalu masuk ke kamar mandi. Aku bukan tipe wanita yang bisa mandi sebentar, tapi jika waktu seperti ini tentu aku bisa menyesuaikan. Lima menit aku beres mandi lalu aku masuk kamar dan berganti pakaian. Setelah selesai aku turun ke lantai bawah. Lalu aku ambil helm, dan pamit kepada mama yang sedang berkutat di dapur.

"ma, aku berangkat ya. Assalamualaikum." Sambil mencium tangan mama

"iya, hati-hati sayang." Sambil mengikutiku ke teras rumah.

Aku tarik gas motor ku, sambil teriak "gina berangkat, ma."

"hati-hati gin, jangan ngebut." Sambil melihat anaknya yang sudang melajukan motornya.

Sesampainya di parkiran aku melihat jam tanganku, jarum jam menunjukan sembilan kurang 3 menit. Aku berlari dengan segenap kekuatan, lalu aku naiki tangga. Nafasku sudah terengah-engah, namun aku mulai berlari sesampainya di lantai 2. Aku fokus pada ruang ujung tepat ruangan yang akan aku masuki untuk mengikuti mata kulias Sistem Informasi Akuntansi, aku berlari tanpa sadar ada seseorang pria yang keluar dari sebuah ruangan dan tanpa bisa aku rem kakiku aku menabraknya, hingga dia oleng namun tidak sampai jatuh. Aku meminta maaf padanya lalu berlari kembali. Sesampainya di ruangan tersebut ternyata dosennya belum hadir , lalu aku hampiri risa dan duduk di pinggirnya.

"rin, dosennya belum ada?" tanyaku sambil duduk

"belum, gin. Padahal ini udah jam sembilan lewat lima menit loh."

"tau gini gue ga akan lari-larian dari parkiran. Mana gue nabrak orang, untung aja dia ga jatoh."

"siapa?"

"ga tau deh gue, tapi kayanya dia anak fakultas ilmu komunikasi. Soalnya dia keluar dari ruang auditorium fikom."

"pasti laki ya? Ganteng ga gin?."

"yaelah, mana gue sempet gin. Orang gue buru-buru."

"Tapi lo hafal mukanya?"

"napa sih, kok kaya kepo banget ya."

"siapa tau itu cowo kecengan gue gin, kan lo tau dia anak fikom.." belum beres risa berbicara dosen SIA pun datang.

Pukul 11.55 mata kuliah SIA berakhir. Semua mahasiswa berhamburan meninggalkan kelas. Baru sampai depan pintu risa menarik tanganku.

"gina." Panggilnya sambil tersenyum sok manis.

"apaan?" jawab gina dengan nada judes, dia tau kalo sahabatnya ini kalau sudah sok manis kaya gitu pasti ada yang dia mau.

"kita ke bawahnya lewat sana yaa."

"mau ngapain? Lebih deket lewat kesini kali ris, kan kita mau ke mushola dulu, ini sudah masuk waktu dzuhur." Sambil melihat jam tangannya.

"iya gue tau. Tapi gue mau lewat auditorium fikom gin, siapa tau ada babang gue." Sambil tersenyum dan mengedip-ngedip matanya.

"najis gue liat lo kaya gitu." Sambil berjalan mengikuti risa.

Dan akhirnya gina mengalah denga sahabatnya. Menelusuri lorong Fakultas Ilmu Komunikasi. Sibuk mengobrol dengan risa dan gina sampai di dekat aditorium fikom, mata risa mulai mengedarkan pandanganya. Gina hanya melirik dengan malas kelakuan sahabatnya itu. Tak lama risa sibuk sendiri dan menjerit.

"apa sih lo ris berisik banget." Sambil memutar bola matanya

"itu ada babang gue gin, duh. Dia makin ganteng aja lagi." Sambil memandangi pria yang ada di ujung sana.

"yaelah, lebay banget sih ris." Gina sambil berjalan meninggalkan risa.

"beda sih gin, kan lo ga suka laki." Ucap risa asal

"rissssaaaaa." Jeritnya sambil melihat ke arah risa berdiri. Gina masih berjalan namun pandangannya tetap pada risa.

"si risa emang dasar ya tuh mulut ga disekolahin, mana ngomongnya kenceng gue jadi malu kan, mana ini di gedung fakultas orang lagi." Tanpa ia sadari ada seseorang dari arah berlawanan dan tubuh kecil gina menabraknya.

"loh mba kok seneng banget ya nabrak saya." Ucapnya dengan senyum

Wajah gina malu sekali ternyata adegan tadi pagi terulang kembali dengan orang yang sama, lalu gina dengan ragu meminta maaf. "maaf ya mas, maaf sekali." Ucapnya dengan wajah gugup.

"iya gapapa kok, santai aja." Sambil tersenyum pada gina.

Gina berbalik dan melangkah mendekati risa yang masih melihat cengcengannya. Lalu ia tarik tangan risa dan berpamitan pada laki-laki yang ia tabrak tadi. "duluan ya mas, dan sekali lagi maaf." Sambil menarik tangan risa. "iya, mba." Lalu laki-laki itu menggeserkan tubuhnya agar wanita tersebut bisa lewat. Risa berceloteh kembali " yaela ris, lo ganggu gue aja yang lagi mandang babang ganteng gue." Dengan kesal gina menarik tangan risa dan tersenyum pada laki-laki tadi yang sampai sekarang dia masih melihat ke arah gina. Gina tidak menanggapi risa, ia berjalan dengan muka kesal.

MenantimuWhere stories live. Discover now