Fajar tidak pernah mengatakan secara gamblang bahwa Rian adalah manusia terindah yang pernah ia temui.
Rian dikaruniai wajah yang tampanㅡcenderung manisㅡ dengan senyum teduh menenangkan. Tuhan mungkin sangat mencintai Rian sehingga Ia menganugerahkan kesempurnaan dalam diri Rian.
Fajar telah bekerja selama kurang lebih satu tahun ketika Rian bergabung dengan perusahaan tempatnya bekerja. Mereka bekerja dalam satu perusahaan namun tidak dalam departemen yang sama, itulah sebabnya mereka berdua tidak pernah bertegur sapa satu sama lain. Fajar bahkan ragu bila Rian mengenal dirinya. Fajar hanya dapat melihat Rian dari jauh, memperhatikan senyuman pria itu, dan terkadang merasa iri ketika banyak dari kolega Rian yang mampu berinteraksi secara dekat dengan pria sempurna itu.
Selama dua puluh delapan tahun hidupnya, Fajar tidak pernah merasakan ketertarikan yang luar biasa terhadap orang lain. Ketertarikannya pada sosok Rian sangat besar, sehingga ia sendiri tidak mampu untuk mengelak.
Meskipun Rian terlihat indah dan sempurna, ada satu kelemahan yang Rian miliki.
Rian sudah memiliki pendamping hidup.
Fajar tidak pernah bertanya langsung pada Rian, namun sebuah cincin sederhana berbahan dasar emas putih tersebut menyiratkan semuanya. Cincin tersebut seakan mengumumkan pada dunia bahwa Rian sudah ada yang memiliki. Terkadang, binar cahaya yang dipantulkan oleh cincin tersebut membuat mata Fajar terasa panas. Ingin sekali rasanya Fajar menyingkirkan cincin tersebut dari jari manis Rian (Bukan berarti Fajar ingin merusak rumah tangga Rian atau melakukan hal ekstrem lainnya untuk mendapatkan Rian). Ia hanya merasa iri pada suami Rian, karena jika saja Fajar yang berada di posisi tersebut ia pasti akan menjadi manusia paling bahagia di dunia ini.
Fajar dan Rian tidak pernah berbicara secara langsung, namun akhir-akhir ini mereka berdua sering bertemu secara tidak sengaja. Terkadang Fajar merasa seperti seorang kriminal, ketika Rian menangkap basah dirinya yang sedang memperhatikan Rian secara intens. Fajar akan melakukan hal-hal yang tidak penting ketika dirinya tertangkap basah oleh Rian- seperti menatap vending machine dengan kedua tangan yang ia letakan di pinggangnya, sembari berpura-pura berpikir minuman apa yang hendak ia beli (meskipun terdapat pengumuman 'vending machine sedang dalam perbaikan' di vending machine tersebut), atau bahkan memutar balik langkahnya ketika melihat Rian berjalan menuju dirinya (dan Fajar pernah berakhir memasuki ruang rapat departemen IT dan mendapat tatapan mematikan dari puluhan pasang mata).
Fajar sangat menyukai tawa dan senyuman Rian. (Senyuman Rian sangat indah dan Fajar akan kesulitan untuk tidur ketika mengingat senyum dan tawa Rian). Fajar merasa sangat tidak berdaya ketika harus bertemu dengan Rian. Debaran dan degup jantungnya bertambah cepat ketika dirinya berpapasan dengan Rian. Ia bahkan pernah berpikir untuk memeriksakan kesehatan jantungnya pada seorang dokter spesialis jantung. Ya, Fajar memang selemah itu jika berkaitan dengan Rian.
Fajar ingin sekali mendekap Rian, dan menjadikan Rian sebagai pendamping hidupnya.
Jika saja ia memiliki kesempatan untuk memiliki Rian, ia berjanji tidak akan melepaskan pria sempurna itu.
****
Fajar selalu penasaran dengan sosok suami Rian. Semua orang tahu jika Rian telah menikah dan memiliki seorang suami, namun tidak ada satupun dari mereka yang pernah bertemu atau melihat suami Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect✔
FanfictionRian ingin mempertahankan semuanya agar tetap terlihat sempurna. Sayangnya, Fajar tidak menyetujui hal tersebut. warn! bxb! harm! fajri! au!