update kilat ;)
Aku kasih warn ya, ada sedikit adegan ninuninu. Maaf juga kalo banyak typo, karena no edit edit club ;)
****
Sudah lima hari semenjak kepergian Rian.
Lima hari pula Fajar kembali ke apartemennya yang terasa sangat kosong.
Rian pergi tanpa membawa barang-barang miliknya. Fajar seharusnya sudah membuang semua barang milik Rian jauh-jauh hari, namun Fajar memilih untuk tetap menyimpannya. Ia berharap suatu saat nanti—entah kapan— Rian akan meminta barangnya, dan ia akan berjumpa dengan Rian lagi.
Sungguh, Fajar benar-benar merindukan Rian.
****
Lima hari ini hidup Fajar kembali seperti semula.
Kaleng soda, makanan instan, dan kopi hitam kembali menjadi sahabat baiknya. Hidupnya yang semula berotasi pada Rian kini kembali berotasi pada tumpukan pekerjaan yang tiada habisnya. Ihsan bahkan sudah berusaha untuk menghentikan kegiatan lembur Fajar tiga hari belakangan, namun Fajar sama sekali tidak mengindahkan peringatan dari Ihsan.
"Jar," Ihsan menarik makan siang milik Fajar untuk kesekian kalinya. Ia kemudian membuang makanan tersebut ke tempat sampah. Fajar yang melihat hal tersebut sontak saja marah dan melemparkan pandangan mematikan pada Ihsan.
"Gue tau gue bukan sahabat terbaik lo, tapi kita udah temenan dari jaman kuliah. jadi gue mohon sama lo, please banget lo harus baikan sama pacar lo."
Raut wajah Fajar berubah menjadi keras, "Maksud lo?"
"Lo kaya mayat idup tanpa dia Jar!" Ihsan berseru dihadapan Fajar. "Ngaku! Mending lo akuin kesalahan lo dan buat dia balik lagi sama lo!"
"Gue gak bisa—"
"Kenapa nggak bisa? yaAllah Jar, lo harusnya sadar kalo lo itu nggak bisa hidup tanpa dia." Ihsan bahkan sudah mengusap wajahnya lelah.
Tenggorokan Fajar terasa kering saat itu juga. Fajar pikir tenggorokannya kering karena garam yang ada di kentang gorengnya, tapi Ihsan benar. Ia merasa sangat hampa tanpa Rian. Ia tidak menyangka bahwa kehadiran Rian memiliki dampak yang sangat besar dalam hidupnya.
Andai saja Ihsan tahu... bahwa masalah Fajar tidak semudah kelihatannya.
Rian sudah menikah. Jika saja Rian belum menikah, dan sekarang mereka sedang menjalin hubungan tentu saja Fajar tidak akan menyerah semudah ini. Namun apa yang bisa Fajar lakukan? Berlutut dihadapan Rian dan memintanya untuk menggugat cerai suaminya? Tidak mungkin.
Ia benar-benar menginginkan Rian, tapi ia tidak dapat melakukan apapun.
Ihsan mengamati Fajar yang sudah menenggelamkan kepalanya dikedua lengannya. Ihsan menghela nafasnya sebentar, "Kevin udah dateng, gue bakal makan siang sama dia—"
Tiba-tiba saja Fajar mengangkat kepalanya. "Kevin?"
Ihsan mengerjapkan kedua matanya. "Iya, Kevin."
Namanya terdengar familiar. Tapi, siapa..?
Fajar mengerutkan keningnya, berusaha untuk mengingat kapan dan dimana ia pernah mendengar nama tersebut. "Emang di kantor ini ada yang namanya Kevin?"
Ihsan memutar bola matanya malas. "Astaga Jar, lo tuh harusnya banyak-banyak bersosialisasi—"
Rian.
"Tunggu—Kevin yang tinggal sama pacarnya?"
"Eh? kali ini lo gaul juga. Kok bisa tau?Tau dari siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect✔
Fiksi PenggemarRian ingin mempertahankan semuanya agar tetap terlihat sempurna. Sayangnya, Fajar tidak menyetujui hal tersebut. warn! bxb! harm! fajri! au!