Chapter I: Penantian yang tidak pasti

20 2 0
                                    


Happy Reading!


"Emang omongan cowok itu gak bisa dipercaya," Gerutu gadis berambut ikal itu.

"Dasar Nanta tukang PHP,bilangnya mau datang tapi gue tungguin dari tadi enggak datang-datang,"

Gadis berambut ikal panjang yang sedang duduk di sudut cafe tersebut adalah Michella Leana Gioandra,siswi berusia 16 tahun yang sedari tadi telah mengucapkan berbagai sumpah serapah kepada orang yang ia tunggu.

Ia menunggu sahabatnya,Antariksa Kenan Daviandra.
"Kalau gak bisa datang ya gak usah janji," Ia kembali marah-marah dan membuat perhatian pengunjung lain tertuju padanya.

Ia melirik jam tangannya sebentar lalu kembali mengetuk-mengetuk meja menggunakan telunjuknya.

"Maaf Kak,Ini udah hampir 30 menit. mau lihat menunya dulu?sambil menunggu," Wanita pelayan cafe mendatanginya dan berbicara dengan ramah.

Gadis itu kembali menghela nafas dan memandang sinis pelayan yang mendatanginya.

"Mbak,saya itu gak punya uang,ini aja lagi nungguin temen saya,jadi pesannya nanti aja," Ia sudah menjawab asal-asalan,tidak peduli dengan harga dirinya karena harus bilang 'tidak punya uang'.

Tiba-tiba ponselnya berdering dan ternyata itu adalah panggilan masuk dari orang yang sedari tadi ia tunggu.

"Lo dimana sih setan,gue udah laper nih," Marah Leana sesaat setelah menerima panggilan.

"Yaelah Le,gue baru tiba,lo dimana?" Tanya sahabatnya itu.

"Yah gue di dalam cafe yang tadi lo bilang Nanta,cepet datang,gue mau makan," Jawabnya sewot.

"Lah Leana,lo ngapain masuk ke cafe?lo punya duit sisa jajan?" Antariksa bertanya lagi.

Gadis yang dipanggil Leana itu menatap ponselnya tak percaya,sesaat kemudian dia memegang ranselnya dan berjalan keluar dari cafe tersebut
Saat di pintu keluar,dia melihat seorang laki-laki yang tengah menunggu di luar cafe,dan laki-laki itu basah kuyup.

"Lo kok basah sih?habis lewat tempat pencucian motor terus gak sengaja kesemprot air ya?" Tanya Leana bingung.

Lelaki itu menatap Leana malas
"Gue kehujanan Le,otak lo cerdas dikit kek,"

"Disini tadi gak hujan,kenapa musti datang sih kalau hujan?"

"Tadi pas keluar kampus,belum hujan. eh ditengah perjalanan baru turun hujan," Jawab laki-laki itu seadanya.

"Neduh dulu bisa kali Nanta," Ujar Leana

"Hp gue udah getar-getar pas otw,jadi gue yakin lo pasti udah marah-marah," Jawab Lelaki yang dipanggil Nanta itu.

Leana menghela nafas
"Kalau kayak gini,gue gak bisa marah kan," Batinnya.

"Ayo masuk ke dalam," Leana menggapai tangan Nanta tapi langsung dilepas.

"Ngapain ke dalam?" Tanya Nanta.

"Ya makan," Jawabnya kesal.

"Lo punya uang?" Nanta bertanya sekali lagi.

"Lo tadi suruh gue nunggu di cafe,buat apa coba?ya buat traktir gue makan kan," Asumsi Alaska.

"Ya enggak Le,gue lagi kere," Jawab Nanta polos.

"Terus ngapain suruh nunggu di cafe?" Leana menatap Nanta marah.

"Gue gak suruh nunggu di dalam,maksud gue nunggu di luar cafe aja gitu," Cengiran Nanta muncul.

MADE FOR EACH OTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang