One

36 3 2
                                    

Tiba-tiba Jongkook menyudahi ciuman kami. Ia lebih memilih untuk mengangkat teleponnya ke luar. "Bentar" katanya tanpa menoleh.

"Udahlah Lis gausah sebel gitu. Kali aja nyokapnya." Ujar Taehyung - teman sekamar Jongkook.

"Dia ga pernah kayak gitu V, sikapnya juga lebih cuek belakangan ini. Ga pernah ngajak jalan juga tuh. Ga pernah ngabarin duluan. Ga per.."

Belum selesai aku bicara, tangan Jongkook sudah memelukku dari belakang.

"Ga pernah apa lagi?" Ucapnya lalu mengecup keningku.

"Pikir aja sendiri. Siapa tuh tadi? Cepet amat nelponnya"

"Mama. Mau dateng besok katanya. Itu aja" Ia memeluk lebih erat.

"Ohhh"
aku langsung membalikkan badan dan melanjutkan apa yang tertunda tadi :)

============================


Aku tidak pernah bosan dengan ciuman kami. Rasa bibirnya seperti candu. Aku ingin lagi dan lagi. Lidahnya pun seperti apel. Rasanya ingin kugigit saja. Bibir bawahnya selalu menjadi bagian favoritku.

Saat berciuman, waktu rasanya berhenti. Jongkook adalah favorit terfavoritku.

Seusai berciuman, bibirnya mulai mengecup leherku. Seperti biasa, ia selalu meninggalkan bekas cupang. Aku hanya sedikit tertawa karena geli.

Tangan Jongkook turun menuju bokongku. Aku tau apa yang Jongkook mau.

"Sayang, tidak sekarang" aku menyudahi ciuman kami.
"Kenapa?" Jongkook seperti kaget akan penolakanku.
Aku tak menjawab, hanya menoleh pada V. Jongkook mengerti.

"Rapopo babe" Jongkook membujuk.

"Rapopo ndasmu" aku lalu mengambil tas dan jaket.

"Aku pamit pulang dulu yang. Mau ngerjain tugas, hehe. Bye Darling~" aku tak mau tau apa responnya. Ada tugas yang harus kukerjakan dengan temanku, Sehun.

Fate that I HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang