MENEMUKAN

58 1 1
                                    

Satu hari di tahun 2015, aku tidak terasa lagi seperti aku banyak ketakutan yang datang menghampiriku. Perasaan sedih dan kesepian mulai meraja dalam batin, kepergian sepihak dari kekasih yang menemaniku selama setahun membuat ku terpuruk. Terlebih lagi kekasih ku itu telah meninggalkan jejak dan luka yang dalam padaku. Aku berusaha melewati hari-hari berat yangku lalui tanpa kekasih yang telah menghancurkan semua yang ku miliki, aku bangkit tapi tidak dengan perasaan yang sama. Aku ketakutan, perempuan ini penuh dengan perasaan sedih dan kesepian. Pikir ku lirih "siapa yang mau menerima perempuan hina seperti ku?". Sahabat-sahabat menguatkanku untuk berdiri kembali tetapi, tidak di tempat yang sama. Satu demi satu sahabat mulai menghibur ku mulai memperkenalkan ku dengan orang-orang baru. Beberapa membuatku tertarik tetapi, mereka kembali pergi keperaduannya. Bukan, bukan mati mereka hanya tak betah dengan sosok ini.

Bulan Agustus tahun itu terasa berbeda, terasa sejak hari pertama. Sahabat lama ku mencoba membangunkan ku kembali dengan mengenalkan sosok lelaki yang menurutnya baik. "Ah, dia bukan tipe ku. Tapi tak apa lah coba saja dulu untuk menghilangkan rasa kesepian ini". Layaknya ABG kala itu kami memulai percakapan lewat BBM, dengan penuh rasa ragu akhirnya sebuah notifikasi menyala di HP BB Gemini ku, "temennya Ian, ya?" begitu jelas aku ingat kalimat pertama yang ia gunakan untuk memulai percakapan. Selebihnya? aku tak ingat yang jelas, kami mengakhiri percakapan malam itu dengan pamitnya aku untuk mengejar mimpi, alias tidur. Setelah itu pasti kalian bertanya-tanya apakah kami melakukan percakapan kembali? tentu tidak. Percakapan yang kami lakukan tidak seintens itu, bila ada waktu senggang baru lah kami saling menghubungi. Satu hal yang menjadi percakapan kami begitu membekas adalah ketika ia meminta kami saling bertukar voice note aku bernyanyi, dan ia menunjukkan pesonanya dengan menggunakan gitar sambil bernyanyi semampunya.

Setelah lama menghilang dan tak saling bertukar kabar, profil BBM-nya muncul di lini masa ku ia mengganti display picture-nya. Kalau kalian berpikir lelaki ini tampan dan rupawan kala itu, kalian sangat salah karena lelaki ini hanya seorang siswa SMK yang sederhana. Kemunculan profil siswa SMK itu di lini masa ku menjadi titik awal perjalanan rumit ini dimulai. Tidak ada kata-kata romantis seperti yang kalian harapkan, sederhana sangat sederhana. Sesederhana dirinya di tanggal 6 September 2015

"... nan"

"kenapa tau nama panggilan deket aku nan?"

"kenapa emang ga boleh?"

"ya aneh aja, soalnya yang manggil nan biasanya keluarga atau orang-orang yang udah deket sama aku"

"yaudah atuh maunya dipanggil apa? sayang?"

"gamau, gaboleh sayang-sayangan heh"

"kenapa?"

"percuma bilang sayang kalau di mulut doang"

"emang harusnya gimana gitu?"

"ya bilang sayang mah nanti aja kalo udah pacaran"

"yaudah ayo pacaran"

Begitu cara kami memulai kisah yang rumit ini.

RUMITWhere stories live. Discover now