Palmistry adalah ilmu ramalan yang menafsirkan bentuk garis tangan.
Halo lama tak bersua! ^^
Saya comeback membawa FF pindahan dari FFn dan telah ending jadi tinggal tuntas tanpa harus ngeret nunggu saya update:"
Tidak banyak bicara,
Hope
You
Enjoy
It!
!
"Garis cinta, terlihat samar, sepertinya ia akan datang di masa depan, berdekatan dengan garis kehidupan, ia nantinya akan selalu ada di sisimu, mungkin hingga kalian menikah?"
..
..
"Gila! Aku rasa aku akan gila dengan pelajaran ini!"
Yoongi melempar badannya ke kasur miliknya, setelah melempar buku ilmu ramalan jilid 3 ke bawah kasur. Baekhyun hanya menghela napas dan ikut duduk di kasur di sebelah temannya itu.
"Kau berharap lebih dengan ramalan Professor Trawleny huh?"
"Bodoh! Tentu saja tidak!"
Yoongi membalik tubuhnya dan menghadap langit-langit kamar asramanya. Baekhyun membereskan kasurnya dan ikut berbaring menghadap sahabatnya sejak di Hogwarts ini.
"Terus? Kenapa kau seperti ini setiap kali pelajaran ramalan? Karena demi apapun Yoon! Kau selalu bad mood setiap selesai pelajaran itu!" Baekhyun menghela napasnya, "Untung saja pelajaran ramalan hanya seminggu sekali,"
"Bagaimana aku tidak gila jika setiap bulan sekali ia akan mengatakan, 'cintamu semakin dekat, berusahalah!' , apa kehidupanku tiga tahun ini tentang cinta terus? hah,"
Baekhyun mulai tertarik sekarang, ia mengganti posisinya menjadi duduk bersila, "Benarkah? Kenapa kau tidak pernah cerita kepadaku, sialan!"
"Bantet! Bagaimana aku cerita!" Yoongi menolehkan kepalanya, "Jika aku sendiri masih ragu,"
"jeez Yoon! Kau seperti baru mengenalku saja! BTW kau juga bantet,"
Yoongi bangkit dan berjalan keluar dari kamar di susul teriakan Baekhyun, "Hei kau mau kemanaa?"
"Mau ke aula besar!"
Yoongi berjalan melewati ruang rekreasi asramanya, yang tumben ramai. Menurutnya Slytherin ini jarang sekali berisik, anaknya saja rata-rata pendiam, kecuali para gadis dan juga Baekhyun. Yoongi berhenti untuk mengamati dan bahunya di tepuk pelan oleh Prefect senior asramanya.
"Hey Yoon! Tidak ikut perayaan si Gordon di pilih menjadi peserta Piala Api?"
Yoongi menggeleng, "Tidak, aku ingin ke Aula Besar," Yoongi berjalan sebentar dan menoleh, "Ah titip ucapkan selamat untuk Gordon!"
"Jangan terlalu terbebani menjadi Prefect, Yoon!" Prefectnya berteriak dan di balas acungan jempol saja.
Ya, beberapa bulan ini Yoongi terbebani pikiran untuk menjadi seorang Prefect. Ia dan beberapa murid lain saat awal tahun pelajaran di pilih oleh Kepala Sekolahnya karena prestasi dan dedikasinya. Well, tentu saja Yoongi bangga tapi juga di satu sisi ia terbebani karena menjadi Prefect yang seperti namanya, ia harus tampil sempurna di hadapan teman asramanya juga asrama lain.
Dan lagi, di satu sisi ramalan Professor Trawleny juga membebaninya. Benarkah jika cinta yang ia tunggu akan datang? Kapan itu dan jika itu hanya omong kosong Yoongi berjanji akan menenggelamkan seisi kelas ramalan!
"uh Min Yoongi?"
Yoongi akan membuka pintu besar menuju bagian barat, jika tidak ada suara yang memanggilnya. Disana ia melihat anak tahun keempat yang memanggilnya. Sepertinya ia mengenal anak itu, Yoongi terdiam sambil memikirkan siapa nama anak yang sering kali terdengar di telinganya.
"Yoongi hyung, aku Park Jimin, tahun ketiga," Anak itu mengusak rambutnya kebelakang, Yoongi masih terdiam. Ah iya, Park Jimin, Pangeran Slytherin karena darah murni keluarganya. Terkenal seisi Hogwarts karena wajahnya juga keluarganya.
"anu hyung, aku ingin mengajak Yoongi hyung ke pesta dansa," Jimin kembali mengusak rambutnya, sialan ia mau tebar pesona atau bagaimana?
Pesta dansa? Ah ia maksud pesta dansa untuk Piala Api. Karena Piala Api tahun ini di adakan di Hogwarts, makanya banyak anak-anak yang mulai membicarakannya. Dan di Slytherin, mereka menampung beberapa anak Durmstang yang menjadi pemandu sorak untuk sekolahnya.
"Bagaimana hyung?" Jimin gugup sekarang karena orang di depannya ini hanya terdiam. Hei ia tidak berbicara dengan patung kan? Bahkan Baron Berdarah bisa ia ajak ngobrol.
"Kenapa kau memilihku yang jelas bukan fansmu?"
Jimin tersenyum dan mendekati Yoongi yang menjadi waspada. Hei hei! Yoongi lupa membawa tongkat sihirnya, sial! gumam Yoongi panik karena Jimin yang sudah berada di hadapannya dan menyeringai menatapnya. Ia panik, takut bocah ini berbuat aneh-aneh. Yoongi menahan tubuh Jimin yang condong ke arahnya dan berbisik sesuatu di telinganya.
"Karena itu yang di saramkan Professor Trawleny"
.
.
.
Continue!
KAMU SEDANG MEMBACA
Divination (Ramalan) MINYOON COMPLETED
FanfictionGaris tangan dan bola kristal penunjuk jalan cerita mereka, berterima kasihlah pada pelajaran Ramalan! / MINYOON / Hogwarts! AU