Bertemu

0 0 0
                                    

"Matahari mengajarkan kita bahwa pada setiap pertemuan yang hangat terdapat sebuah perpisahan yang indah."

-Anindira Megantara-

***

Perempuan yang sedang asik memainkan handphone nya, mulai bosan, karena guru nya sedang berhalangan hadir. Perempuan itu bernama Anindira Megantara, yang biasa dipanggil Rara.

Rara merasa perut nya sudah berbunyi, ia pun langsung menghampiri para sahabat nya, yang sedang asik bergelut dengan game nya.

"Woy, nyet! Gue mau ke kantin, pada mau ikut gak?" Tanya Rara sedikit teriak, karena suasana kelas yang sangat berisik.

Shalsa, Dinda, dan Audri, sahabat Rara. Langsung menoleh ke arah sumber suara itu, lalu mereka hanya mengangguk, dan mengikutih langkah Rara, yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Sesampai nya di pintu kantin, ia melihat sosok lelaki yang ia kagumi selama ini. Bernama Aditya Richard. Rara langsung menghampiri Dinda, lalu mencubit cubit lengan Dinda.

"Ih apaan sih, ra?!" Dinda meringis kesakitan, dengan cubitan Rara yang semakin mengencang.

"Itu, Din!" Tunjuk Rara, menggunakan dagu dan sorotan mata nya. Dinda yang penasaran pun, langsung mengikuti arah sorotan mata Rara. Dinda sudah tidak kaget lagi, jika sahabat dari Tk nya ini, menyukai Most wanted SMA Angkasa.

Sedangkan Shalsa dan Audri, sudah mengacir entah kemana. Mereka sudah sangat lapar, dan tidak mau menunggu curhatan seorang Anindira Megantara.

Dinda memutar bola mata nya jengah, saat melihat ekspresi cengo Rara. Dinda meninggalkan Rara yang masih berdiri di depan pintu kantin dan terus menatap lelaki yang ia kagumi.

Rara tersadar dari lamunan nya, lalu ia menghampiri sahabat nya, yang sudah memesan makanan terlebih dahulu.

"Punya gue mana?" Tanya Rara, dan memperhatikan sekeliling meja yang ia dan sahabat nya tempati.

"Minta pesenin sama suami lo sono!" Jawab Shalsa, dan melanjutkan makan nya. Rara mengerucutkan bibir nya, lalu ia berjalan menuju tukang bakso.

"Pak, bakso nya satu mangkok ya!" Rara kembali ke meja tempat sahabat sahabat nya yang sedang makan itu.

Rara melotot tidak percaya, bahwa makanan yang di santapi oleh teman teman nya sudah habis. Padahal hanya ia tinggal untuk memesan.

"Buset! Laper lo pada?" Sahabat sahabat nya pun hanya cengengesan tidak jelas.

"Ra, pesenan lo masih lama gak?! Gua mau lanjut main game nih!" Tanya Shalsa. Ia adalah sahabat satu satu nya yang sangat gila dengan game online itu.

"Yaudah main aja, kenapa nunggu pesenan gue?"

"Ogah ah! panas bego, kalo main disini!" Jawab Dinda dengan mengipas ngipaskan tangan nya di sekitar wajah nya.

"Nah iya tuh bener!" Sahut Shalsa dan Audri berbarengan.

"Yaudah kalian ke kelas aja!" Ucap Rara sambil meminum jus milik nya.

"Lo gak papa kita tinggal sendiri?" Tanya Dinda untuk meyakinkan ucapan Rara tadi.

"Iya gak papa, udah sono ke kelas!" Jawab Rara.

"Yaudah deh, kita ke kelas ya, Ra!" Rara hanya menganggukan kepala nya saja, dan melanjutkan minumnya. Sedangkan sahabat sahabat nya itu sudah kembali ke kelas.

Rara mengedarkan pandangannya, ia melihat lihat sekitar.

"Lah, gue berduaan doang nih sama Gavin?" Batin Rara.

Berapa menit kemudian, makanan yang di pesan Rara pun datang. Ia langsung melahap makanan nya dengan hikmat. Sesekali ia melirik ke arah Gavin, yang terus memperhatikan nya. Ia pun berusaha untuk terlihat normal.

Selesai dengan makan nya, ia pun meminum jus jeruk nya. Lalu memainkan handphone nya. Rara tak sadar jika ada seseorang yang duduk di depan nya.

"Eh, lo anak sebelas IPA-1 ya?" Tanya seseorang yang duduk di depan Rara.

Rara mendongakan kepala nya, betapa terkejut nya, jika yang duduk di hadapan nya kali ini adalah Gavin. Lagi lagi, Rara berusaha menetralkan tubuh nya, yang sedikit canggung itu.

"Iya, kenapa?" Rara menatap Gavin dengan malu malu.

Sedangkan Gavin, sudah tahu sedari tadi, jika Rara sedang menetralkan tubuh nya untuk tidak canggung. Ia menahan bibir nya, untuk tidak tersenyum, karena tingkah lucu Rara.

"Siapa nama lo?" Gavin semakin senang untuk mengerjai Rara. Padahal sudah mengetahui nama nya.

Rara membungkam bibir nya yang ingin terbuka itu. Gavin? Menanyakan nama nya? Ini adalah hal yang sangat tidak mungkin. Seorang Most Wanted menanyai nama nya.

"Nama lengkap atau nama panggilan?" Rara menanya balik.

"Nama lengkap aja, biar gue tahu saat mengucap nama lo di ijab kobul nanti." Goda Gavin.

Pipi Rara seketika panas, dan ia langsung menangkup pipi nya yang panas itu, dan ia berpura pura menggaruk pipi nya. Agar Adit tidak mengetahui jika ia saat ini sedang blushing.

"Anindira Megantara." Jawab Rara sedikit gugup.

"Nama yang cantik, seperti orang nya."

***

Oke jadi ini dia cerita pertama gue, maapin ya kalo kata kata nya kurang pas, nama nya juga pertama kali.

Jangan lupa vote and comment ya para manusia (・´з'・)

GAVINIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang