Rasa bahagia

0 0 0
                                    

"Kesuksesan sejati adalah saat kita dapat membahagiakan orang lain."

-GAVINIO RICHARD-

***

Rara kembali ke kelas, dengan senyum manis nya. Rara sangat bahagia, saat ia bisa mengobrol dengan Gavin, laki laki yang ia kagumi semenjak menjadi murid SMA Angkasa.

Dinda yang sedari tadi melihat Rara senyum senyum tidak jelas itu, ia langsung menghampiri Shalsa, yang duduk tepat di belakang kursi nya itu.

"Shal, itu temen lo waras?" Tanya Dinda kepada Shalsa, sedikit berbisik.

Shalsa langsung mengikuti Dinda, yang sedang memperhatikan Rara. Rara sudah duduk di samping Dinda.

"Apa gara gara bakso, dia jadi gak waras begini?" Ucap Shalsa yang semakin tidak jelas.

"Apa hubungan nya bego, sama bakso?!" Dinda mulai menghela nafas nya, ia salah berbicara.

"Gini ya, Din! Siapa tahu, Rara dapet gratisan bakso, jadi nya dia senyum senyum gitu!" Jelas Shalsa dengan mengerak gerakan tangan nya, seolah olah ia guru sedang menerangkan ke murid nya.

Dinda tampak sedang berfikir. Ia langsung menoyor pelan kepala Shalsa, sedangkan Shalsa mengelus elus kepala nya yang tadi di toyor oleh Dinda.

"Alah, makin gak jelas ngomong sama lo, Shal!" Ucap Dinda, lalu ia duduk kembali ke tempat duduk nya. Sedangkan Shalsa mencibikan bibir nya. Dinda melirik ke Rara, ternyata teman nya itu masih senyum senyum tidak jelas seperti tadi. Dinde menyentuh pundak Rara, Rara pun menoleh, dan menaikan alis nya.

"Lo-- Sehat kan, Ra?" Tanya Dinda sedikit gugup.

"Gue, gue sehat ko! Emang ada yang aneh sama gue, Din?" Rara langsung meraba wajah nya.

"Enggak ko, gak ada yang aneh, cuman lo senyum senyum aja kaya orang gila." Jawab Dinda sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Rara langsung menabok lengan Dinda pelan. "Gue masih waras, anjir! Lo tuh yang gila!" Balas Rara tak mau kalah. Rara langsung memainkan handphone nya, dan tidak peduli dengan Dinda, yang sedari tadi menanyakan pertanyaan yang tidak masuk akal.

***

Bel pulang sudah berbunyi nyaring, Rara dengan gesit, membereskan buku bku nya, lalu memasukan ke dalam tas nya. Rara melangkahkan kaki nya keluar kelas. Saat di depan kelas, ia melihat Gavin sedang memainkan handphone nya.

Rara tidak mau terlalu pede. Mana mungkin, seorang Gavinio Richard, menunggu diri nya. Haha, itu terdengar 'impossible'.

Saat Rara berjalan melewati Gavin, Rara merasakan tangan nya di cekal oleh seseorang. Rara menoleh ke belakang, ternyata tangan nya di cekal oleh Gavin.

"Tadi waktu di kantin, lo bilang pulang bareng." Ucap Gavin dan membalikan badan Rara, agar menghadap diri nya.

Rara tampak berfikir. Ah iya, tadi sewaktu di kantin, Gavin menawarkan boncengan kepada diri nya, mengapa ia lupa secepat ini?

Rara langsung cengengesan, "Hehe, maaf ya, Vin! Gue lupa!" Ucap Rara sambil menggarukan kepala nya yang tidak gatal.

Gavin menggelengkan kepala nya, lalu ia menarik Rara, dan membawa nya ke parkiran motor. Gavin sudah tau, jika sedari tadi ia di lihati oleh siswa siswi SMA Angkasa, tapi ia mengacuhkan nya. Sedangkan Rara, ia sudah menunduk malu, dan hanya mengikuti arahan Gavin.

Gavin membalikan badan nya, ia memperhatikan Rara yang masih tertunduk malu. Gavin menyentuh dagu Rara, dan mencoba untuk gadis itu melihat nya.

"Ra?" Panggil Gavin.

"Apa?" Sahut Rara yang terdengar samar samar, karena ia masih menundukan kepala nya.

"Hei! Lihat gue!" Gavin berusaha agar Rara untuk melihat diri nya, dan akhir nya Rara mendongakan kepala, dan melihat Gavin dengan malu malu.

"Lo ngapain malu? Lo kan udah biasa di lihatin kaya tadi!" Pasal nya, Rara termasuk Most Wanted SMA angkasa. Karena paras nya yang sempurna, dan ia sering mendapat prestasi di bidang non akademik. Karena Rara kurang mahir dalam menguasai pelajaran.

"Tapi ini beda, Vin! Mereka lihatin gue nya, seolah olah gue buronan polisi!" Rara menjawab tidak melihat Gavin. Ia melihat sekitar, apakah masih ada yang melihati diri nya, atau tidak.

"Alah! Gak usah gaya deh bahasa, lo! Jadi pulang apa gak nih?" Gavin menyudahi masalah tadi, karena ia sudah menduga jika masalah tadi di perpanjang, dan bahasa Rara sudah tidak jelas. Entah kemana arah bahasa Rara.

Rara menganggukan kepala nya. Sedangkan Gavin menaiki motor nya, dan ia nyalakan mesin motor itu. "Cepet naik!" Suruh Gavin.

Rara menatap Gavin, apa Gavin tidak sadar, jika Rara memakai rok yang sedikit mengetat? Rara terus menatap Gavin, Gavin menoleh ke Rara, lalu ia melihat rok Rara yang sedikit mengetat.

"Angkat rok lo sedikit, pegangan pundak gue!" Usul Gavin. Karena ia sedari tadi di lihati oleh Rara, yang memberikan kode untuk membantu diri nya.

Rara mengikuti usul dari Gavin, ia pun menaiki motor itu dengan hati hati. Agar tidak jatuh, dan agar rok nya tidak robek. Rara sudah berada di atas motor tinggi itu, dan ia mencari pegangan agar lebih aman.

Adit memperhatikan Rara dari spion, ia tahu, jika Rara mencari pegangan. "Peluk aja, Ra! Biar lebih aman!" Gavin mencari kesempatan untuk menggoda Rara.

Rara memukul bahu Gavin, "Nanti gue di amuk sama pacar lo!" Sinis Rara, ia pun berpegangan dengan tas milik Gavin. Sedangkan Gavin hanya terkikik geli, saat Rara memukul bahu nya. Bukan nya kesakitan, ia malah terkikik. Aneh.

Gavin malajukan motor nya dengan sangat pelan. Ia ingin menghabiskan waktu nya bersama Rara.

***

HEYHO.... WELKAM BEK MAY WATTPAD AKUN. JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA KAWAN (づ ̄ ³ ̄)づ

GAVINIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang