CHAPTER DUA

874 94 62
                                    

Happy Reading

Kai turun untuk makan malam, rumahnya terasa sangat sunyi. Sepertinya keluarganya sudah berkumpul di ruang makan, tetapi kesunyian kali ini terasa berbeda. Rasanya seperti sesuatu sedang menahan napas.

Dan ternyata.... Saat ia membuka pintu ruang makan, melangkah ke dalam ruangan -- dan berhenti.

Pria itu, Oh Sehun, duduk disana, dimeja makan keluarganya. Pria itu sedang terkekeh mendengar sesuatu yang dikatakan Lucas. Kekagetannya pasti terlihat jelas di wajahnya karena saat mereka bertatapan mata, Sehun mengangkat sebelah alisnya dengan angkuh.

" Selamat malam, My Lord, " Sapa Sehun, senyumnya sangat manis tapi mata hijaunya memancarkan kesinisan.

Kai yakin tidak ada orang lain selain dirinya yang menyadari perubahan itu, dengan mencoba menahan kekesalannya, ia mengatupkan rahang. " Lord Sehun. "

" Kau terlambat untuk makan malam. " Ucap Raeon cemberut. " Kata Sehunnie itu tidak sopan. "

Oh, Adik bungsunya ini padahal tidak pernah bertemu dengan Sehun sebelum hari ini, tapi lihat mereka sudah sangat akrab sekali saling memanggil dengan nama kecil.

Kai menempati kursinya di kepala meja, menyadari bahwa ada orang idiot yang menempatkan Sehun tepat disebelah kanannya. " Makan malam di rumah tanpa diundang, juga bisa disebut tidak sopan. " ucapnya sambil memandang sinis pria di samping kanannya.

" Dia diundang. " ucap Harin.

Kai kaget mendengar suara bibinya, kedua bibinya untuk pertama kalinya bergabung bersama mereka makan malam setelah sekian lama. Sambil mengutuk Sehun dengan lirih karena mengalihkan perhatiannya dari keluarganya, Kai kembali berdiri. " Bibi Harin. Selamat bergabung kembali dalam keributan ini. " ia berjalan mengitari meja untuk mencium pipi bibinya. " Tapi seharusnya kau memanggilku. Aku akan dengan senang hati menggendongmu kesini. "

Dengan merona, bibinya mengibaskan sebelah tangan ke arah Kai. " Kau pintar merayu. Sehun kembali kesini membawa kursi roda, jadi dia dengan mudah mendorongku ke ruang makan. Rasanya cukup menyenangkan. "

Kai menegakkan tubuh, kembali menatap Sehun. " Kembali kesini? "

" Ya. " Jawab Sehun manis. " Tepatnya, aku pindah kesini. "

Mulut Kai mulai ternganga lagi, " Tidak, itu tidak mungkin. "

" Itu benar. Aku pindah kesini. "

" Kau berboh... "

" Memang benar, " Sela Juu. " Dia kemari untuk membantu Harin, jadi diam dan duduklah, Kim Kai. "

Seraya mengabaikan tawa terkikik adik adiknya, mata Kai kembali beralih pada Sehun. Pria licik itu masih memberikan senyum padanya.

Ternyata kejahatan yang diperbuat selama hidupnya begitu besar hingga hukuman abadinya dimulai lebih awal. Sambil menyunggingkan senyum tak acuh, Kai kembali ke kursinya. " Aku mengerti. Kalau dia benar benar bisa membantumu, Bibi Harin, aku tidak keberatan. Aku minta maaf karena tidak bisa membantumu jadi bibi mencari orang lain. "

Sehun memberengut. " kau tidak keberatan? kau tidak mau bertanya apa alasan aku pind... "

" Tapi, Lord Sehun, aku ingin menegaskan bahwa kau sudah memutuskan tinggal di rumah yang ditempati empat pria bujangan, tiga diantara mereka adalah pria dewasa. "

" Empat. " Sela Raeon. " Aku juga sudah dewasa. "

" Tapi kau lebih muda daripada aku, itulah yang terpenting. " balas Kai, menatap adiknya dengan tegas. Kurangnya disiplin adiknya biasanya tidak membuatnya terusik, tetapi persetan dengan semua ini, Sehun tidak membutuhkan amunisi lebih untuk melawannya. Pria itu sudah cukup mengumpulkan banyak amunisi.

PenggodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang