Namaku Irsam Putra Helos, tinggiku 170cm, kurus tapi bertenaga, kulitku kuning sedikit ke putih, rambutku lurus hitam lebat dan berponi, dan wajahku kecil.
Aku anak orang berekonomi rendah, karena saat ini ayahku baru di PHK dari kantornya.
Di hari ini pada tanggal 20 juli 2015. Sebagai awal ceritaku dimulai.Hari pertama aku masuk SMK dan bulan pertama aku tinggal di Banyuwangi.
Di hari pertama ini aku mengenal 3 orang yang memiliki sifat beda-beda tipis.
Yang pertama Bray Wiliam dia anak orang kaya, anak dari juragan ayam, dia anak paling keren di kelas, tinggi 169cm, badannya berisi tapi tidak gemuk, rambutnya hitam lurus berponi dan lebat, kulitnya putih, sayangnya dia seoarang playboy tapi manja.
Yang kedua Hakiki Satria Mursi dia anak orang ekonomi menengah, dia anak paling mandiri dan berpikiran tua, tingginya 170cm, badannya gemuk, rambutnya ikal, kulitnya putih, dan yang paling mencolok dari dia bibirnya yang merah segar, mirip dengan artis lokal asal Banyuwangi Nando Veraro.
Dan yang terakhir Apin Candra Adiningrat dia anak dari Preman pasar di salah satu pasar di Banyuwangi, dia anak yang alay dan PD abis, kulitnya cokelat gelap, mukanya tembem, rambutnya hitam dan lurus, biasa di potong mohak, dia di juliki raja gombal, banyak rayuan-rayuan dia yang bikin cewek mabuk terbang melayang, tapi dia teman yang paling gila dari semua.
Kita membentuk geng dengan nama yang di kenal 4 SEKAWAN.
◼ ◼ ◼ ◼ ◼
'Kring... 'Kring... 'Kring...
tiga kali bel sekolah berbunyi, pertanda jam istirahat telah tiba.
"Gaes ayo ke kantin" apin mengajak kita bertiga.
"Ayo pin" dengan tergesah-gesah Kiki membereskan bukunya
sedangkan kita bertiga sudah siap untuk jalan.
"Lelet lo" Bray menatap kiki dengan kesal.
"Sabar dong bray" Apin mengelus pundak Bray.
"Ayo bacot, ini gue udah selesai" Kiki menatap Bray kesal.
Kita berejalan keluar kelas dan menuju kantin melewati depan bengkel jurusan TSM dan TKR, dan melewati lapangan basket.
Kelasku berada paling belakang, sedangkan kantin berada di depan dekat parkiran kendaraan siswa, lumayan jauh jarak menuju kantin.
Sampai di kantin kita langsung duduk di bangku panjang yang terbuat dari kayu.
Kita hanya saling menatap dan membuat sunyi suasana kantin.
"Gaes, beli apa ini?" Apin membuka pembicaraan.
"I don't now Pin" Aku sedikit mengangkat bahuku.
"Tadi rencana ke kanti mau ngapain sih?" Kiki mulai sedikit kesal.
Bray bangkit dari duduknya dan menuju etalase.
"Beli ini aja loh, roti rasa straubery" Bray menunjuk ke arah softtake yang berada di dalam etalase kantin.
Semua anak tertawa mendengarkan ucapan Bray.
Apin ikut bangkit dan menuju etalase yang di dekati Bray.
"Bray ini loh di tambahin krim vanila, rasanya jadi apalah apalah" Apin menambahi candaan Bray sambil menunjuk deodoran saset yang berupa krim warna putih.
Semua anak kembali tertawa.
Tiba-tiba seketika anak-anak diam membuat hening di dalam kantin yang kecil dan sempit ini, semua anak memandang ke luar.
"Woy!!, kenapa kok diam semua?" Aku heran memandang anak-anak.
"Itu loh Sam" Kiki membelokkan kepalaku ke arah luar kantin.
"Oalah" aku ikut memandang keluar bersama mereka bertiga.
Tampak 2 cewek jurusan Akuntansi sedang berjalan menuju kantin.
Cewek yang pertama dia memakai seragam putih lengan panjang dan berkerudung, bentuk tubuhnya lumayan lah, tingginya kira-kira 157cm, tapi wajahnya cantik juga.
Dan yang satunya memakai seragam putih lengan panjang tapi lengan panjang itu dia gulung seperti baju hem se-atas sikut, rambut dia terurai lepas sepanjang sikutnya, lebat dan hitam pekat, kancing seragam bagian atas dia lepas satu benik dan terlihat kalung bertali hitam dan logo pice sebagai bandulnya, berjalan layaknya preman kelas dan terlihat jelas ketomboyannya.
Tibalah mereka berdua masuk ke dalam kantin, dan membuat semua anak tak berkedip menatap mereka berdua."Mbak, beli ini 4, ini 2, itu 2" cewek yang pertama itu menunjuk beberapa jajanan untuk di ambilkan mbak yang jualan di kantin.
Sedangkan cewek yang tomboy itu mengambil 2 botol air meneral dari kulkas fresher.
"Manis juga ya nih cewek" aku bergumam dalam hati dan memandang cewek tomboy itu.
Tak ambil lama Apin langsung bangkit dari duduknya dan mengeluarkan HP dari sakunya.
Yang waktu itu HPnya masih Blackbary biasa.
"Berang-berang makan martabak, boleh mintak nomernya mbak?" Apin mendekati cewek tomboy itu dan menjulurkan HPnya sambil berkata pantun.
Cewek itu hanya menatap Apin sinis dengan lirikan matanya yang menandakan seperti orang jijik,
"Udah kasih aja Han" cewek yang pertama menyenggol pundak cewek tomboy itu menyuruh untuk segera memberikan nomor HPnya.
Diambil lah HP yang Apin sodorkan dengan tangan kanannya.
Setelah mengetik nomor itu di HP, di kembalikannya HP itu ke Apin.
Segera 2 cewek itu mengambil kantong plastik yang sudah berisi jajan dan air mineral di atas etalase yang sudah mereka beli itu dan langsung cepat-cepat pergi.
Sebelum 2 cewek itu tampak mejauh untuk pergi,
"mbak, namanya siapa?" Apin berteriak dengan nada sedikit keras dari kejauhan sambil mengakat HPnya tinggi-tinggi.
"Hany mas!" teman cewek tomboy itu menoleh ke belakang dan berteriak.
Sedangkan gadis tomboy itu tak menoleh kebelakang sedikitpun.
◼ ◼ ◼ ◼ ◼
'Kring... 'Kring...
bel masuk telah berbunyi,
"waduh..., sudah masuk!" Kiki mulai mengingatkan kita.
Segera kita beranjak pergi dari kantin menuju kelas.
Setiba di kelas kita menuju wilayah kesukaan kita, bangku paling pojok kiri kelas.
Seperti biasa, kita siapkan tas di atas meja, duduk dan taruh kepala di atas tas yang ada di atas meja kemudian tidur.
Itu kebiasan buruk kita selama ini.
Kita tidak pernah mendengarkan pelajaran, tetapi setiap ada tugas kita terkadang masih mengerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
First not Ending
Teen FictionAku hanya menyesal. "Kenapa enggak daru dulu" batinku memandang langit-langit kamarku. Aku merasa sakit se sakit-sakitnya.