masa kecil Rei

237 2 1
                                    

13 tahun yang lalu

"Rei ... Rei, cepetan dong pake sepatunya, udah kesiangan nih " teriak emaknya si Rei memulai pagi hari yang indah ini.

"Mak, Aku dah siap nih" Rei menghampiri emaknya yang sudah siap dengan motornya.

"Ya udah, berangkaaaaatt" ucap emaknya sambil melajukan motornya.

Ini hari pertama Rei masuk sekolah taman kanak-kanak, saat semua murid baru sudah tiba, mereka di kumpulkan di ruang kelas untuk perkenalan, anak-anak di kelompokan berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Rei ikut bergabung dengan anak-anak laki-laki di bagian kanan, sementara anak-anak perempuan di kumpulkan di bagian kiri.

Emaknya menghampiri Rei, "Rei, kok gabung di sini, bukan di sana" emaknya menunjuk ke arah kiri. " Rei di sini aja lah Mak, ini bajunya sama semua kayak Rei, jadi Rei tempatnya di sini". Emak nya melihat anak-anak laki-laki yang ada di sana, memang semuanya memakai pakaian yang hampir sama dengan Rei, kemeja tangan panjang, dan celana jeans, sementara anak perempuan hampir semua memakai dress.

"Kasian nih anak, kayaknya salah makein baju gue" gumam emaknya.

Sebenernya emaknya gak tega ngeliat si Rei pake baju-baju kayak gitu, tapi mau gimana lagi, emang si Rei cuma punyanya baju-baju cowok. Ini semua gara-gara ulah Bapaknya.

Rei anak bungsu dari empat bersaudara, dari pertama nikah, Bapaknya pengen banget punya anak cowok, tapi sampai tiga kali hamil, semua anak yang lahir perempuan, sampai emaknya hamil yang ke empat, Bapaknya benar-benar berharap kalau anak yang lahir ini laki-laki, sampai semua peralatan dan perlengkapan bayinya di sediakan yang warna biru.

Tapi ternyata, anak yang ke empatnya pun perempuan, Bapak Rei kecewa, apalagi setelah melahirkan anak terakhirnya istri nya mulai sakit-sakitan, dan dokter menyarankan istrinya agar tidak hamil lagi, karena bisa berpengaruh pada kesehatanya.

Tapi Bapaknya si Rei gak peduli, akhirnya dia menjadikan anak ke empatnya sebagai pelampiasan, Rei di didik seperti laki-laki, Rei selalu di belikan mainan anak laki-laki, dia selalu membelikan Rei pakaian anak laki-laki, dan mereka selalu melakukan aktifitas bersama seperti memancing, bermain sepak bola, pokoknya aktifitas yang biasa di lakukan anak laki-laki, Rei bahkan terbiasa memanjat pohon atau membantu Bapak nya membetulkan antena atau atap rumah yang bocor, sambil nongkrong di atas genteng.

Rei sendiri tidak pernah merasa keberatan, malah ia suka menghabiskan waktu bersama Bapaknya menonton pertandingan sepak bola di televisi daripada menghabiskan waktu bersama kakak-kakak perempuanya yang biasanya lebih suka bermain boneka atau rumah-rumahan.

Bapaknya gak pernah membiarkan rambut Rei panjang, setiap rambutnya mulai panjang, pasti Bapaknya akan mengajaknya ke tukang cukur untuk memotong pendek rambutnya, kalau jaman dulu orang-orang menyebutnya model rambut demi moore.

Rei sampai merasa bahwa dia benar-benar laki-laki, apalagi dia memang lebih sering bermain dengan anak laki-laki. Tapi kadang dia juga bingung sendiri.

"Rei, elu ngompol ya?" tanya Emaknya melihat celana Rei yang basah.

"Enggak Mak, tadi temen-temen Rei pada pipis di deket pohon sambil berdiri, Rei ikutan, eh malah basah celananya" jawab Rei sambil melenggang masuk ke kamar mandi.

"Ya ampun Rei, elu kan cewek, gak boleh kayak gitu" emaknya menasehati Rei.

"Pantesan Rei di ketawain sama temen-temen" kata Rei sambil garuk-garuk kepala.

Aku Pengen Jadi CewekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang