'Semua orang berhak ngerasain yang namanya cinta Di, termasuk gue yang mungkin akan menjadi sebuah hal mustahil dan sulit untuk menggapai lo. Tapi lo harus tau Di mulai kemarin, hari Selasa tanggal 15 Oktober 2020, gue Gefan Aditya mulai suka sama lo Dinda Salsabila'
-GefanAditya
Day 2.
Pagi-pagi Dinda sudah siap dengan seragam sekolahnya. Hari ini Dinda ingin menanyakan lebih lanjut pembicaraannya dan Rey yang tertunda karena kepergiannya kemarin. Tidak untuk kembali walau sedikit terbesit sebuah keinginan untuk kembali, Dinda akan berusaha melepaskan sesuatu yang memang ingin dilepaskan.
Dinda keluar dari apartemen lalu menuruni tangga dengan cepat, langkah gadis itu terhenti saat mengingat jika sepeda miliknya tidak ada ditempat biasanya ia menaruh sepedanya.
Dengan malas Dinda berjalan menuju halte untuk menaiki kendaraan umum, siapa tau ada angkot atau taxi yang lewat.
Dan benar saja, beberapa menit kemudian taxi lewat membuat Dinda langsung menghentikan taxi tersebut. "SMA Trisakti ya pak" ucap Dinda dengan senyum tipis dibibirnya.
Taxi mulai berjalan menuju sekolah gadis itu. Selama diperjalanan Dinda terus menatap keluar jendela dengan tatapan sendu. Masih ingin menangis rasanya saat mengingat ucapan Rey kemarin, cukup bucin memang tapi rasa sakit itu tetap ada jika mengingat sekian banyak kenangan yang mereka lewati. Lamunan itu hilang bersamaan dengan taxi yang berhenti tepat didepan sekolahnya.
Dinda mengeluarkan uang berwarna merah muda lalu diberikannya kepada supir taxi tersebut. "Ini neng kembaliannya" supir taxi itu memberikan kembalian kepada Dinda.
"Buat bapak aja" ucap Dinda kalem lalu keluar dari taxi setelah supir taxi itu berucap terimakasih kepadanya. Baru saja memasuki gerbang sekolah, langkah gadis itu berhenti. Dilihatnya sepeda berwarna putih, stiker doraemon dibagian tengah sepeda miliknya dengan seorang laki-laki kemarin duduk diatas sepeda miliknya.
"Emon" pekik Dinda lalu berlari menuju sepeda miliknya, didorongnya tubuh laki-laki itu hingga menuruni sepedanya. Lalu dielus sayang sepeda yang ia beri nama Emon itu.
"Sepeda lo, gue balikin. Ga ada kata terimakasih?" tanya laki-laki itu dengan menaikkan sebelah alisnya. Dinda mendongak menatap laki-laki itu dan menampilkan senyum manisnya. "Makasih ya" ucap Dinda tulus.
Laki-laki itu mengangguk kecil. "Nama lo siapa?"
"Dinda, Dinda Salsabila" Dinda mengulurkan tangannya berniat mengajak kenalan yang dengan senang hati dibalas oleh laki-laki itu.
"Gefan Aditya, panggil terserah lo, sayang juga boleh" ucap Gefan dengan memperlihatkan senyum miringnya.
"Sorry, gue lagi ngga mau dikerdusin sama cowo buaya kaya lo." balas Dinda malas lalu pergi meninggalkankan Gefan tak lupa membawa sepedanya.
Gefan terkekeh pelan merasa gemas dengan Dinda. Ia tertarik dengan gadis itu, tidak mustahil kan jika Gefan merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama?
"Lo punya pacar?" tanya Gefan iseng dibalas dengusan oleh Dinda.
"Kemarin punya, sekarang udah engga" jawab Dinda membuat langkah Gefan berhenti disusul dengan senyuman laki-laki itu yang semakin lebar. Ini kesempatan untuknya.
"Gue suka sama lo, Dinda!" ucap Gefan dengan tidak tau malunya berteriak membuat siswa yang tidak sengaja lewat menatapnya.
"Gue ngga denger, mata gue ketutupan rambut" jawab Dinda tanpa menoleh kearah Gefan. Ia malu, apa-apaan dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Senja (30)
Teen FictionSeni mencintai adalah berani untuk tersakiti. -Melepas Senja