"Lo selalu cantik"
-Gefan
Day 4
Dinda berlari kecil memasuki sekolah, ia datang lebih awal karena tadi langit terlihat mendung pun hujan-hujan gerimis sudah mulai berjatuhan bersamaan saat Dinda memasuki area sekolah. Sekolah masih sepi, hanya ada beberapa siswa yang baru memasuki area sekolah karena jam ditangannya baru menunjukkan pukul 6.45 pagi.
Menepuk-nepuk seragamnya yang sedikit basah terkena air hujan, tubuhnya menggigil kedinginan karena udara pagi lumayan dingin dan ia lupa membawa jaket. Hingga sebuah jaket kebesaran yang hangat menutupi tubuhnya membuat Dinda langsung menoleh.
Gefan, laki-laki itu tersenyum manis lalu membenarkan posisi jaket miliknya pada tubuh Dinda.
"Ish lo apa-apaan sih" hendak melepas jaket milik Gefan, tapi pergerakannya ditahan oleh laki-laki itu.
"Pake aja, dingin" ucap Gefan.
Dinda tidak memperdulikan ucapan Gefan, melepas jaket laki-laki itu dari tubuhnya lalu melempar kearah Gefan.
"Gue ga butuh jaket lo" ucap Dinda sewot langsung melenggang pergi meninggalkan Gefan yang masih menatap punggung gadis itu.
"Cewe keras kepala" gumam Gefan.
"Tapi gue suka, jadi gimana dong? Ah mama! Tungguin papa dong, masa papa ditinggal pas lagi sayang-sayangnya!" ucap Gefan menyusul Dinda yang sudah jauh didepan.
"Gila lo! Jauh-jauh dari gue sana!" usir Dinda.
"Ga mau" jawab Gefan malah lebih mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Dinda.
"Lo ga denger apa yang gue bilang? Jauh-jauh!"
"Lo ga denger apa yang gue bilang? Gue ga mau!" ucap Gefan mengikuti ucapan Dinda.
"Mau lo apasih?" tanya Dinda yang sudah mulai kesal.
"Mau gue? Lo jadi pacar gue." jawab Gefan tenang.
"Mimpi!" balas Dinda.
Gelak tawa Gefan memenuhi koridor, setiap perjalanan menuju kelas tak henti-hentinya Gefan menggangu Dinda membuat sang empu kesal.
"Dinda Salsabila" gadis itu merasa kesal dengan keributan yang dibuat oleh mahluk jadi-jadian dibelakangnya segera ia berbalik menatap marah Gefan.
"Apa?" jawab Dinda dengan nada kesal.
"Lo cantik"
"Udah tau"
"Karena itu gue suka sama lo"
"Gue ga suka sama lo"
"Gapapa, gue akan tetap suka sama lo"
"Ga gue ijinin"
"Gue ga peduli, gue tetep suka sama lo"
"Berisik lo, pergi sana"
"Jadi pacar gue dulu, baru gue pergi"
"Ogah!"
"Oke kalau lo ga bisa suka sama gue hari ini gapapa, besok harus bisa ya"
Dinda mengepalkan tangannya merasa gemas, wajahnya memerah menahan marah dengan raut wajah yang kentara tengah kesal membuat Gefan senang bukan main. Calon pacarnya sangatlah lucu jika sedang marah begini, ia jadi ingin menikahinya. Ahh bunda Gefan ga kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Senja (30)
Подростковая литератураSeni mencintai adalah berani untuk tersakiti. -Melepas Senja