Chapter 1 : Let's Start

36 4 3
                                    

Nadia mengangkat tangannya kearah langit menerawang layaknya ingin mengambil sesuatu kemudian tersenyum getir.

"Kau sangat indah Alfra Lyrae, kau bersinar sangat terang," Lirihnya kemudian menurunkan tangannya secara perlahan.

Ia menghela nafas.

"Aku harus mencari pekerjaan lain,"

"Kenapa diriku sangat ceroboh?"

"Aishii!"

Nadia kembali teringat dirinya tadi pagi dipecat karena kesalahan bodohnya. Mengapa Tuhan menciptakan hatinya untuk terlalu baik?

"Kenapa aku tidak bisa berpura-pura tidak peduli?" Geram Nadia.

Nadia marah, amat. Bagaimana bisa seseorang diam saja ketika ada yang melecehkannya? Sungguh bodoh wanita yang menjadi pelanggannya tadi pagi, bagaimana bisa ia berdiam diri ketika bosnya melecehkannya secara halus? Jika itu adalah Nadia, ia pasti akan menendang pria botak itu hingga ke samudra pasifik.

Nadia yang geram tentu saja mencoba menolong wanita itu dan naasnya wanita itu malah balik memarahinya. Hey disini siapa yang tidak waras?

Dan hasilnya Nadia dipecat dari pekerjaannya.

Nadia memeluk lututnya dalam kemudian memejamkan matanya.

"Mari berpura-pura tidak peduli esok hari!" Lirihnya

🌠🌠🌠

Nadia menyapu peluh yang keluar dari pelipisnya. Sudah banyak cafe ia kunjungi dan belum ada satupun yang menerimanya.

Perutnya sudah berontak sejak tadi menginginkan asupan makan. Nadia menunduk, kemudian mengelus perutnya pelan.

"Yang sabar adik kecil, sebentar lagi kita akan bertemu dengan kekasihmu," Ujarnya kemudian. Ia teringat dompetnya sama sekali tak terisi uang, setelah dipecat dengan senang hati bosnya itu tidak memberinya uang. Sungguh pelit medit.

"Nadia..." Teriak seseorang di ujung jalan.

Nadia mendongak mencari sumber suara. Dirinya tersenyum sumringah.

"Shakira..." Teriak Nadia kemudian.

Wanita yang bernama Shakira itu berlari kecil menuju Nadia kemudian langsung memeluknya.

"Kau apa kabar? Baik-baik saja?"

Nadia mengangguk mantap. Ia sungguh bersyukur bertemu Shakira saat ini.

"Kenapa kau terlihat begitu payah? Kau sudah makan?" Lanjutnya kemudian disambut dengan keroncongan perut Nadia, si empunya perut tersenyum malu kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ayo makan! Aku yang teraktir," Shakira menarik lengan Nadia masuk ke dalam salah satu cafe terdekat.

"Pesanlah!"

Nadia meraih buku menu dihadapannya kemudian menyebutkan makanan yang paling murah menurutnya.

"Hey, kau bercanda? Makanlah yang lebih bergizi!" Shakira terkekeh, kemudian ia memesan beberapa menu yang menurut Nadia lumayan mahal.

"Tidak usah bengong begitu. Anggap saja ini bentuk rasa syukurku akhirnya bisa kembali bertemu denganmu, Nad. Aku sangat merindukanmu," Shakira tersenyum kemudian dibalas cengiran khas Nadia.

"Aku juga, Ra. Aku sangat merindukanmu,"

"Dimana kau bekerja sekarang?" Tanya Shakira kemudian. Nadia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku dipecat kemarin, aku mencoba menolong pelanggan dan sialnya dia malah memarahiku balik, sungguh aku tidak mengerti pikiran manusia di zaman ini,"

Shakira tertawa. Dan Nadia malah menatapnya bingung.

"Heiz, bukan aku senang karena kau dipecat, Nad. Aku hanya senang kau tidak berubah,"

Nadia tersenyum salah tingkah. Dirinya memang tidak berubah, kebiasaannya yang tidak tega ketika orang ditindas memang tidak pernah bisa hilang.

"Kau masih ingin jadi..." Shakira tak melanjutkan kata-katanya ekspresi Nadia mulai berubah.

"Ah makanan datang, ayo kita makan," Ujar Nadia kemudian.

"Nad, kau mau bekerja denganku?" Tawar Shakira di sela-sela makan.

"Pekerjaan apa?"

"Hem, mungkin sedikit tabu bagimu, tapi gajinya lumayan besar"

Nadia mengernyitkan keningnya.

"Bekerja di kelab malam," Lanjutnya

Mata Nadia membulat sempurna, ini benar-benar tabu baginya. Bagaimana ia bisa bekerja di kelab malam jika mencium aroma alkohol saja rasanya ia ingin muntah.

"Kau gila?!" Nadia hampir terpekik dan untungnya Shakira berhasil membungkam mulut Nadia menggunakan tangannya.

"Ini tidak seperti yang kau duga, Nad. Kau hanya menjadi pelayan disana," Jelas Shakira.

"Yak, pelayan? Aku harus melayani para hidung belang?" Kali ini Nadia mengecilkan suaranya. Shakira menghela nafas, bagaimana sahabatnya itu begitu polos?

"Kau hanya perlu jadi pelayan, Nad. Bukan pelayan untuk para hidung belang itu. Kutegaskan hanya pelayan," Balas Shakira gemas.

"Bagaimana bisa aku bekerja disana?"

"Bisa, karena aku manager disana!"

Nadia menunduk pasrah, bagaimana lagi. Dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang mempunyai gaji besar selain ini.

"Bagaimana?"

"Baiklah!" Balas Nadia mantap.

🌠🌠🌠

Hallo, hallooo. Welcome back to my story:v entah ini story yang keberapa yang pastinya gatau bakal kelar atau kaga, doakan saja.

Disini author mau kasih penampakannya Nadia nih, hihihi

Park Soo Young aka Joy RV as Rashella Aranadia

Why I choose her? Karena dia paket complete buat gambarin sosok Nadia di cerita ini, dia cheerful, cute, senyumnya indah, walaupun imagenya seksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Why I choose her? Karena dia paket complete buat gambarin sosok Nadia di cerita ini, dia cheerful, cute, senyumnya indah, walaupun imagenya seksi. Hehehe.

I wait your voment.
Tinggalkan jejak kalian disini. Heheheee

Alfra LyraeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang