1. Who are you?

46 16 5
                                    

"Bundaaa felisha berangkatt!!"

Dengan buru-buru, aku berlari menuju bunda untuk berangkat sekolah. Tak ada waktu sarapan, apalagi untuk bersantai. Tidak ada.

Senin adalah hari paling menyebalkan menurutku. Ada saja sialnya, entah itu terlambat atau lupa mengerjakan tugas. Semoga hari ini tidak.

"Sarapan dulu nak" jawab bunda yang seolah tidak tau anaknya sedang panik.

"Gak ada waktu bundaaa, sekarang udah jam 6.35 aku mau berangkat mana tangan bunda aku mau salim"

Bunda pun memberikan tangannya untuk aku jabat, tangan paling lembut yang pernah aku tau ya tangan bunda. Tak terelakkan.

"Assalamu'alaikum bunda, aku berangkat"

"Wa'alaikumsalam sayang, hati-hati bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut!" Jawab bunda sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuanku.

•••

Sembarang saja aku memarkirkan mobilku, masa bodoh jika ada komplain.

Akupun keluar dengan buru-buru menuju ke kelas untuk menyimpan tas. Nahkan apa kata ku? Tidak ada Senin tanpa kesialan:)

"Shittt!"

Aku menginjak kotoran. Aku fikir hanya genangan air, ternyata bukan. Itu adalah eeq kucing yang sudah cair dan kalian pasti kenal baunya seperti apa? Yashh. Aku pasrah.

Untung aku pakai sepatu hitam, jadi ga terlalu terlihat deh. Semoga gaada yang engeh.

Tanpa berlama-lama lagi akupun langsung berlari menuju kelas. Tidak ada guru yang menghalangiku sehingga tak perlu aku bersalam-salaman. Dan?

Alhamdulillah.

Aku berhasil menyimpan tas dan berdiri di lapangan.

"Kenapa lo ngos-ngosan? Telat lagii?" Tanya sahabatku Rossa.

"Ya bisa lo liat sendiri kan hh kondi.. si hh nya tanpa pe.. hhrlu gue jawab" jawabku ketus yang masih ngos-ngosan.

"Yaelah mbak nya ngeng terusss"

"Shutttttt shhtttt"

Suara seluruh anak bangsa, yang seakan sedang memarahi aku. Seakan saat itu juga ingin rasanya aku berteriak. Terserah gue dong.

Untung saja aku masih sadar, sehingga fikiran gila tadi tidak aku lakukan. Fel sabar fel. Orang sabar disayang Allah dan gebetan. Mwehehe 😹

Tiba-tiba saja aku merasa ada yang menoel-noel bahuku. Ah, mungkin Gilang. Aku tidak menoleh sedikitpun, tapi dia tetap saja menggangguku.

"Apaan sih laa.. lah apaan nih?" Ternyata bukan Gilang, tapi osis. Biasalah satpam sekolah eh pembantu sekolah kali ya? Haha.

"Periksa seragam kak, bisa angkat rok nya?" Tanya Osis itu sopan.

Akupun mengangkat rok ku tidak sampai atas, hanya sebatas betis. Aurat, hehe. Nah disini entah aku yang bodoh atau memang kelupaan, aku malah mengangkat kakiku menyebabkan aroma eeq yang menyeruak. Arrghh Felishaaa!!

Who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang